Judul Buku : Love
in Marrakech
Pengarang : Irene
Dyah
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Terbit : 2015
ISBN : 978-602-03-2526-2
Rating : 4/5
Baca via Scoop
Premium
Resensi Buku :
Nada
sedang traveling sendirian ke Maroko. Saat di pasar, ia merasa dirinya dikuntit
seseorang. Laki-laki yang wajahnya mirip brandalan itu mengikutinya
berjalan-jalan di pasar Maroko. Tak hanya itu, lelaki itu tak juga pergi justru
semakin lama membuat Nada mengambil kesimpulan bahwa ia seorang “copet”. Tanpa
pertimbangan lagi, Nada melayangkan tas birunya ke tubuh lelaki aneh itu.
Hingga disadarinya ia telah melakukan kesalahan, menuduh orang tanpa alasan.
Lelaki itu bernama Haykal, seorang travel writer yang sedang berburu bahan
tulisan dan foto di sepanjang jalan di negeri Indah, Maroko.
Di
negeri itu, Haykal menawarkan persahabatan antar warga negara Indonesia yang
sama-sama sedang berlibur. Tak disangka, benih-benih rasa suka mulai tumbuh di
hatinya, namun tak bisa ia pungkiri bahwa seseorang akan marah jika Haykal
justru bertindak lebih dari yang seharusnya. Haykal berjanji pada seseorang
untuk menjaga gadis itu dari ancaman jahat. Gadis cilik yang mulai bertumbuh
menjadi perempuan secantik embun manis, begitu yang melekat di benak Haykal.
Nada
yang tak menyangka bahwa ia akan bertemu dengan seorang lelaki aneh dan
bersahabat dengannya. Haykal menawarkan Nada berjalan-jalan di Maroko daripada menghabiskan
waktu untuk tidur dan spa di hotel. Maroko terlalu indah jika hanya untuk
diinapi saja. Nada jatuh cinta dengan budayanya, keindahan alamnya, terlebih
saat ia berlibur bersama Haykal di gurun pasir semalaman. Tour yang asyik
berubah tragedi ketika Haykal bertengkar dengan Nada. Keduanya tak saling sapa
karena kejadian yang menguak rahasia mengapa Nada ada di Maroko kini. Misi Haykal
untuk melindungi gadis itu ditentang dengan keras kepalanya gadis itu menjaga
jarak darinya. Akankah Nada dan Haykal berbaikan lagi? Akankah rasa yang ada
bertambah menjadi sebuah rasa yang tak sekadar rasa suka saja?
***
Ini
kali pertama saya membaca novel Love in Marrakech karya Irene Dyah. Bisa dibilang saya kecele
saat selesai membaca novel ini karena ternyata ada sambungannya lagi di novel
lain; Love in Blue City. Masih ada hubungannya dengan novel ini sih, karena masuk
dalan novel Series Around The World. Tapi rasanya jadi nanggung aja baca
novelnya, hehe. Saya suka karakter Haykal yang tengil, bertanggungjawab dan
cuek. Nada yang childish, manja dan keras kepala jadi semakin menarik di
hadapan Haykal. Rasanya kedua karakter ini diciptakan untuk saling melengkapi. Hahaha.
Tek-tok becandaannya pas banget. :p
Kisah
di antara Haykal dan Nada menjadi semakin asyik diikuti saat ada kejadian seru
di gurun pasir. Meski ujungnya Haykal mengalami hal yang tak mengenakkan karena
tetap menjaga rahasia yang diamanahkan padanya. Di balik rasa cueknya, Haykal
melindungi Nada dengan caranya. Tidak mengekang tapi justru membuat Nada
menjadi dirinya sendiri. Nada juga didorong menemukan passionnya yang telah
lama ada tapi belum diseriusinya menjadi sebuah pekerjaan.
Saya
suka penggambaran Maroko yang indah, lengkap dengan wisatanya. Serasa
menjejakkan kaki di Maroko, melihat-lihat pasar, menyesap teh mint yang
ditawarkan abang-abang penjual, wisata di gurun, hingga merasakan hunting foto
di jalanan Marrakech. Maroko terlihat menawan digambarkan di novel ini
"Ada kebahagiaan istimewa yang hanya bisa kita dapatkan dari pasangan hidup, Nada. Dari orang-orang yang kita cintai dan mencintai kita. Kebahagiaan itu tidak bisa digantikan oleh orang lain, baik orangtua, saudara, kawan yang paling dekat sekalipun." (hlm. 152)
"Kalau masih ada kata "tapi" berarti kamu belum seratus persen yakin dan rela. Tapi, tak apa. Tidak perlu memaksakan diri. Tidak perlu tergesa. Setidaknya kamu berjalan ke arah sana. Aku sependapat dengan Tristan, kamu perlu waktu untuk berpikir dan merelakan emosi-emosimu pergi. Setuju?" (hlm. 153)
Penggambaran
karakter tokohnya pas. Tristan, kakak Nada yang over protektif dan alim, Haykal yang
cuek dan usil. Kadang gregetan juga sih gimana childishnya Nada saat marah.
Seperti saat Nada meremas brosur blue city, dibuang ke tempat sampah, tapi
kemudian dia mengambil lagi brosur itu dari tong sampah. Bener-bener kekanakan.
Atau saat ia mendiamkan Haykal selama perjalanan sampai si Haykal duduk
berdesakan mirip kernet angkot. ;))
Saya
juga ikut ngakak pas baca adegan Nada buka-buka instagram Haykal buat liat
foto-fotonya karena penasaran. Lucu banget liat komentar penggemar Haykal di
foto yang diunggah. Jadi ingat foto instagram Nicholas Saputra kalau lagi
dikomen fans-fansnya. Hahaha. Serasa gregetan liat komen-komen genit para fans
die hard-nya. xD
Alurnya
maju dan dinamis sekali. Naik turunnya mood sesuai dengan karakter para tokohnya
yang mendominasi percakapan dan narasi. Tak terasa sudah berjam-jam membaca
novel ini hingga akhir halaman. Kekurangannya apa ya. Hmm, mungkin karena novel
ini ada lanjutannya jadi serasa ada yang digantung di akhir. Padahal saya kira
endingnya tak akan dibuat lebih rumit. Tapi menurut saya realistis sih karena
nggak mungkin juga Haykal dan Nada bisa langsung jatuh cinta sebelum mereka
menguji seberapa dalam rasa yang pernah ada itu. Overall, 4/5 bintang untuk novel Love in
Marrakech ini.
Hahaha saya ingat. Saya baca buku ini sambil berdiri dan gramedia selama tiga hari, hihihi
BalasHapusbelum baca yang ini sih mbak
BalasHapuskalau baca ebook tuh bawaan mata sakit gitu, lebih seneng kertas klo aku :)