Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Steal Like an Artist - Austin Kleon


Judul Buku : Steal Like an Artist
Penulis : Austin Kleon
Penerbit : Noura Books
Terbit : Maret 2014
Tebal : 150 hlm.
ISBN : 978-602-1606-81-0
Rating : 4/5
Baca via BookMate

Sinopsis Buku :

Siapa bilang mencuri itu buruk? Mencuri adalah keharusan! Tak Percaya?

Orang-orang hebat sudah membuktikannya. Bintang basket Kobe Bryant mengaku bahwa semua gerakannya di lapangan dia curi dari para idolanya. Untuk menciptakan komputer Mac, Steve Jobs mencuri ide dari Xerox. Beatles awalnya adalah band yang menyanyikan lagu-lagu penyanyi lain.

Tak ada yang orisinal. Semua kreasi berasal dari sesuatu yang pernah ada. Dan kreativitas tidak pernah lahir begitu saja, butuh proses juga perlu diasah. Mencuri ide adalah awal menumbuhkannya. 

Kreatif adalah melihat dari sudut pandang berbeda. Kreatif adalah mampu menyiasati keterbatasan. Kreatif adalah menemukan solusi terbaik dari permasalahan. Buku ini mengembangkan kreativitasmu, siapa pun kamu, dalam bidang apa pun kamu berkarya.

Resensi Buku :

Buku Steal Like an Artist karya Austin Kleon ini merupakan buku tentang 10 cara untuk menjadi lebih kreatif. Bagi sebagian besar orang yang ingin terjun di dunia seni, menghasilkan sebuah karya adalah sebuah tantangan dan kebanggaan. Seringkali karya yang dihasilkan bukanlah karya yang murni hasil buatannya, tapi pembaruan dari karya-karya di dunia ini yang pernah ada. Jadi konsep amati, tiru modifikasi juga diterapkan oleh penulis buku ini.

Austin Kleon mengatakan bahwa tidak ada yang orisinal di dunia ini. Itu sebabnya ia menyarankan untuk mencuri ide dari siapapun, di mana pun. Ide bisa datang dari mana saja, saat kita ada di jalanan, sedang makan, bahkan saat sedang berinteraksi dengan orang lain. Jadi ia merangkum 10 cara agar orang bisa menghasilkan karya yang bagus.

Mencuri seperti seniman

“Penyair baru meniru, penyair berpengalaman mencuri, penyair buruk merusak yang mereka ambil, penyair bagus menjadikannya lebih baik, atau setidaknya berbeda. Penyair hebat memoles perolehannya dengan keunikan, jauh berbeda dari sumber inspirasinya.”(T.S. Eliot)
Para seniman mencuri ide, lalu mengolahnya menjadi sesuatu yang baru. Inilah yang perlu dilakukan. Mencuri ide dari orang sebanyak-banyaknya lalu menggabungkannya menjadi sesuatu yang berbeda. Hal ini justru baik, karena ketika meniru hanya dari satu orang itu namanya plagiarisme, namun jika dari banyak orang itu namanya orisinal.

Saya pikir ide ini baik jika diolah kembali, bukan hanya diambil mentahannya saja. Tentu setiap seniman memiliki ide unik yang membedakannya dengan orang lain. Inilah yang ditekankan sang penulis bahwa jika inspirasi yang datang dari banyak orang, kita tidak akan bisa meniru seratus persen dari mereka karena keterbatasan yang kita miliki. Justru itulah yang menjadikannya berbeda. Para seniman juga hanya mengambil apa yang ia sukai. Itulah bedanya dengan penimbun yang menimbun semua yang ia inginkan.

“Tugasmu adalah menghimpun gagasan bagus. Semakin banyak ide keren yang kamu kumpulkan, semakin banyak pengaruh yang bisa kamu pilih.” 
“Serap ilmu dari satu tokoh -penulis, seniman, aktivis, teladan- yang benar-benar kamu suka. Pelajari semua yang perlu diketahui mengenai tokoh itu. Lalu temukan tiga orang yang disukai si tokoh, gali lebih dalam tentang mereka. Ulangi ini sesering mungkin. Panjat pohon sejauh yang kamu bisa. Setelah pohonmu  ada, sudah saatnya kamu membuat cabang sendiri.” 
“Sekolah itu satu hal. Pendidikan lain lagi. Keduanya tidak selalu beriringan. Bersekolah atau tidak, belajar selalu menjadi tugasmu. Rasa ingin tahu adalah kunci utamanya. Perhatikanlah berbagai hal. Buru semua referensi dan telusuri lebih dalam dibandingkan siapa pun. Begitulah cara belajar yang baik.” 
“Jangan hanya tahu soal buku yang sedang kamu baca, tetapi juga referensi yang diacu buku tersebut.”

Buat Arsip Temuan

Tulis apa saja yang kamu temukan, hasil pemikiran dan pengamatanmu. Tulis di buku catatan, setiap saat kamu butuh ide utuk karyamu, kamu bisa menengok buku arsip temuan itu.

“Curi mana saja hal yang menginspirasi atau memantik imajinasimu. Nikmati film lama, film baru, musik, buku, lukisan, foto, puisi, mimpi, percakapan sembarang, arsitektur, jembatan, penanda jalan, pohon, awan, perairan, cahaya, dan bayangan. Curi yang langsung menarik perhatianmu saja. Jika kamu lakukan ini, karya (dan curianmu) akan jadi autentik.” – Jim Jarmusch

Untuk memulai, tak perlu menunggu sampai kau temukan jati dirimu

Ada banyak orang yang terheran saat ingin memulai sebuah karya. Mereka takut untuk memulai. Padahal sebuah karya dihasilkan dari hal yang disukai, yang dilakukan setiap hari. Misalnya kamu suka melukis, kamu melukis setiap hari hingga kamu bisa menghasilkan karya yang indah. Proses menemukan jati diri untuk sebuah karya seringkali sulit. Namun yang paling penting, jangan patah semangat. Pura-puralah sampai berhasil. Menirulah dari karya orang lain. Amati, tiru, dan modifikasi.

“Meniru berarti mengutak-atik. Seperti montir yang membongkar mobil untuk mencari tahu cara kerja mesinnya.”

Seorang yang ingin berkarya tak perlu menunggu ia memiliki sesuatu yang wah.

Pertama, temukan siapa yang akan kamu tiru, kedua temukan apa yang akan ditiru. Kita mulai dengan menulis ulang daftar panutan. Jangan hanya meniru satu orang, tirulah semuanya. Jangan hanya mencuri gaya, curi pemikiran di baliknya. Jangan hanya kelihatan seperti panutanmu, samakan juga cara pandangmu.

Itulah yang perlu dilakukan agar kamu bisa memahami cara mereka memandang dunia.

“Kalau kamu meniru karya seseorang di permukaan saja tanpa mengerti latar belakangnya, karyamu hanya tiruan murahan.”

Tulis buku yang menarik bagimu

Sebuah karya yang dihasilkan dari gabungan ide akan membuatnya berbeda. Sebuah karya yang menarik perhatianmu itu yang akan menjadi unik. Kamu ingin sesuatu yang belum pernah ada, maka hasilkanlah sendiri. Tulislah.

Gunakan tanganmu

Buat dua tempat untuk menghasilkan ide : pojok digital dan manual. Yang manual bisa kamu pakai untuk menghasilkan rasa yang lebih jernih yang memanfaatkan indera-inderamu. Tulislah dengan manual. Edit dan sebarkan karyamu dengan media digital.

Proyek sampingan dan hobi itu penting

Saya rasa ide ini paling jitu. Seorang seniman bisa bosan saat menghasilkan karya, oleh sebab itu ia butuh proyek sampingan dan hobi sebagai pengalih jika ia dilanda kebosanan tingkat akut. Proyek sampingan bisa memberinya inspirasi untuk dituangkan ke dalam karyanya.

Rahasianya : kerjakan dengan baik dan berbagilah

Kamu tak perlu membagi segalanya. Tunjukkan sedikit saja yang sedang kamu kerjakan. Perlihatkan proses keratifmu sekelebat saja. Pikirkan apa yang bermanfaat bagi orang lain bila dibagi.
“Jangan takut orang mencuri idemu. Kalau memang bagus, kamu harus mencekokkannya ke mulut orang banyak.”

Berdirilah dekat orang berbakat

Ingat “Masuk sampah, keluar sampah?” Kualitasmu akan sama dengan orang-orang di sekitarmu. Carilah orang –orang yang menghasilkan karya sangat mengesankan. Perhatikan apa yang mereka bicarakan, apa yang mereka lakukan, kemana mereka terhubung.

“Temukan orang paling berbakat di ruangan itu. Kalau bukan kamu, berdirilah di dekatnya. Bergaullah dengan dia. Kalau ternyata kamulah yang paling berbakat di sana, kamu harus cari ruangan lain.” 
“Kalau berkarya bukan demi uang, kamu tidak akan merasa terbelenggu.” 
“Pekerjaan hanya bisa selesai dengan deadline.” (Parkinson)

Milikilah kalender

Kalender membantumu merancang kerja, menentukan target yang konkret dan membuatmu maju terus. Pasanglah kalender yang memperlihatkan satu tahun penuh. Tandai kerjamu setiap hari setelah selesai. Isi kotak-kotaknya. Jangan putuskan rantainya.

                “Detail kecil akan membantumu mengingat rincian yang lebih besar.”

Sebenarnya ada banyak catatan dari buku ini yang layak dijadikan quote. Karena berdasarkan kisah nyata penulisnya yang selama 1 dekade merangkum bagaimana cara ia menghasilkan sebuah karya yang bagus dan orisinil. Semuanya bisa kamu temukan dalam catatan di buku ini. Selamat membaca ya! ;)

Komentar

  1. dalam literasi bukankah plagiat itu sebuah pelanggaran ?
    kurang sepakat dg kalimat "mencuri"

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di atas udah ditulis, mba. Kalau mencuri dari satu orang namanya plagiat, kalau mencuri ide dari banyak orang beda lagi. Mengambil ide lebih tepatnya terinspirasi, jadi harus dilebur dulu idenya jadi sesuatu yang baru dari ide beberapa orang yang ia sukai. Dibaca lagi semua quotenya, mba Siti. :)

      Hapus
  2. belum baca bukunya, makasih sharingnya

    BalasHapus
  3. bener banget.. sekarang tidak ada yang murni karena tiap manusia pasti sudah terpengaruh oleh sesuatu dan sengaja ataupun tidak sengaja pasti "mencuri"nya namun tetap dimodifikasi sehingga menjadi miliknya

    BalasHapus
  4. Daur ulang memang hal yang wajar, :)

    BalasHapus
  5. Beberapa kali ngeliat buku ini di rak tobuk, karna semua tertutup segel rapat (nggak ada yg uda kebuka sebagai contoh) aku jadi agak takut-takut berani memasukan buku ini ke tas belanja.
    Awalnya karna tak yakin dengan isinya, takut tertipu dengan judulnya yang terlalu membuat penasaran, takut isinya terlalu biasa dan tak inspiratif.
    Eh, tau tau dapat pencerahan di blog ini, kayaknya buku ini bakal masuk wishlist aku dehh, kira2 masih nggak ya di tobuk?
    Eh, btw kamu keren lohh, konsisten dalam mereview bukuu , aku jadi pengen konsisten jugaaa nihh..

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital