Judul Buku : The
Twits (Keluarga Twit)
Pengarang : Roald
Dahl
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan
ketiga, Januari 2010
Tebal : 104 hlm.
ISBN : 978-979-22-0275-5
Rating : 3/5
Sinopsis :
Mr. Dan
Mrs Twit sering saling mengerjai dengan cara-cara yang mengerikan. Mrs. Twit
pernah memasukkan cacing ke dalam spaghetti suaminya. Mr. Twit membalas dengan
menerbangkan istrinya menggunakan balon. Tak ada orang-orang yang lebih buruk
daripada mereka. Mereka tak pernah mandi, sadis terhadap binaang, dan mereka
benci anak-anak.
Di
antara binatang-binatang yang mereka siksa adalah monyet-monyet Muggle-Wump,
yang sering disuruh jungkir balik sampai berjam-jam. Juga burung-burung yang
setiap minggu mereka jebak untuk dimasak menjadi Kue Pai Burung.
Nah,
di dalam buku ini kalian akan mengetahui bagaimana, dngan kecerdikannya, Burung
Roly-Poly dan monyet-monyet Muggle-Wump berhasil membalas kedua orang itu.
Resensi Buku :
Novel
The Twits merupakan buku anak karya Roald Dahl. Tapi kontennya berbeda jauh
dari yang saya prediksikan, mengingat saya sudah pernah membaca bukunya yang
lain. Melihat kontennya yang sadis dan kejam entah kenapa saya heran mengapa
Roald Dahl mendapat label pengarang favorit anak-anak. Mungkin karena isinya
unik, berbeda dibanding buku anak lainnya. Tapi dari segi pendidikan saya
mempertanyakan kadar kesadisannya. Seperti yang dilakukan Mr Twit yang jahat
sekali karena hobi mengerjai istrinya. Mereka bertengkar dan saling membalas
kejahatan masing-masing dengan cara yang sadis.
Baru
di bagian Monyet Muggle-Wump dan burung Roly-poly yang bikin pembalasan, saya
merasa ceritanya jadi seimbang. Kejahatan dibalas kejahatan. Namun tetap ada
yang mengganjal. Mengapa penulis membuat konten buku sekejam ini? Apa karena
penulis ingin membuat cerita bahwa kejahatan bisa ditangkis dengan melawan?
Yang
paling unik cerita tentang jungkir balik. Mengingatkan saya pada up side
down world di Jogja. :D Meja, kursi, karpet, bahkan pernak-pernik rumah
yang kecil juga menempel di atap. Rumah keluarga twit jadi terbalik. Lucu. Para
monyet dan burung bekerja keras demi hal ini.
“Ayo, ayo! Loncat ke meja! Berdiri di kursi-kursi! Loncat ke bahu yang lain! Roly-Poly dapat melakukannya dengan terbang! Jangan berdiri melongo! Kita harus bergegas, mengerti? Pasangan Twit yang jahat itu akan kembali setiap saat dan kali ini mereka akan memiliki senapan! Mulailah bekerja, demi Tuhan! Mulailah bekerja!”(hlm. 77)
Sekarang
di dunia nyata hal itu benar-benar bisa terjadi. Kalau zaman dulu saat buku ini
terbit di tahun 1980 rasanya hal itu mustahil terjadi. Tapi kenyataannya
imajinasi lebih penting dari kenyataan karena bisa menjadikannya nyata di
tahun-tahun mendatang. Ya, saya rasa ini yang membuat Roald Dahl berbeda.
Imajinasinya unik dan cenderung nyleneh. Overall, 3 bintang untuk novel The
Twits ini. :D
Wow menarik yaa, sebelumnya aku gak tertarik loh baca buku buku anak seperti ini, pernah sekali baca buku cerita mini berjudul "tomy si pengadu" karangan enid blyton , dan disitu memang kontennya sangat mendidik, jadi aku sering bacakan untuk adikku.
BalasHapusTapi kayaknya Roald Dahl berbeda yahh dari penulis buku anak yang lain ya ..
Oiya, btw terlepas dari ini adalah buku anak, menurut kamu ceritanya menarik gak sih untuk yang bukan anak anak lagii??
Jujur aku belum pernah baca novel anak. Kalau tentang seorang anak mungkin pernah. Tapi kalau modelnya kayak diatas, kok seketika mikir: untung enggak difilmkan atau kalau difilm kan enggak masuk di Indonesia. Soalnya kalau masuk di Indonesia agak ragu kalau KPI enggak bakal nyensor
BalasHapusSaya setuju, mungkin untuk novel anak seperti ini terlalu trhiller. Bisa jadi memang perbedaan budaya barat dengan kita budaya timur. Apalagi memakai obek hewan kalau disini mungkin sudah dkritik para pecinta hewan yah... tapi overall bagus..buat orang dewasa tapi. Hehehe
BalasHapusterlepas dari kesadisannya, aku pengin baca buku ini. Roald Dahl termasuk penulis favoritku. aku pernah baca Matilda, dan sumpah sebel banget sama orang tuanya yang nyebelin. menurutku Roald Dahl seperti ingin menuliskan kalo di dunia nyata emang ada orang tua yang kejam seperti itu, terlepas emang ada orang tua yang baik :)
BalasHapussepertinya keren novelnya, jadi inget temen aku yang suka baca novel anak :D
BalasHapusjadi ada ide nih buat kadoin dia