Judul buku : Kuda
Penulis buku : Panji Sukma
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan pertama, 2022
Tebal : 100 halaman
ISBN : 9786020664552
Rating Buku : 4/5 🌟
Baca di aplikasi Gramedia Digital
⏩️ Day 10 - Baca 14 bab untuk Reading Challenge One Day One Chapter di @resensi_bacayuk
Sinopsis novel Kuda by Panji Sukma |
Sinopsis Buku Kuda by Panji Sukma :
Apa yang terjadi jika seorang Empu kehilangan masa kejayaannya? Mpu Manyu tak lagi memiliki harta setelah era Orba usai. Dulu, Mpu Manyu memiliki banyak klien dari kalangan pejabat tinggi hingga tentara.
Demi mengambil hati atasan, orang-orang menggunakan keris sebagai jimat dan hadiah untuk serah terima proyek. Keris dipandang sebagai sesuatu yang sakti dan bisa membawa keberuntungan bagi pemiliknya.
Sayangnya, era Orba tak berlangsung selamanya. Kejayaan Mpu Manyu telah lenyap tak berbekas. Yang tersisa hanya rumah mewah dan keagungan namanya.
Biodata novel Kuda by Panji Sukma |
Mpu Manyu sering menolong orang-orang desa Congkal yang kerap memiliki hutang dan hidup di bawah garis kemiskinan. Bagi mereka, Mpu Manyu ibarat dewa penolong yang tanpa pamrih membantu mereka.
Namun, setelah Orba dilengserkan, Mpu Manyu menarik diri dari masyarakat desa. Bahkan, rumahnya kini tak dialiri listrik karena nunggak.
"Yang pasti, berat sekali menjaga nama besar ketika tak lagi memiliki harta. Sungguh, dianggap kaya padahal miskin adalah beban hidup yang terasa menggerogoti jiwa." (Hlm. 7)
Kuda, anak semata wayang Mpu Manyu juga telah lama berhenti sekolah sejak SMP.
Satu hal yang menarik dari Kuda adalah warisan nama dari ayahnya yang dianggap nyeleneh. Siapa orang tua yang mau memberi nama anaknya Kuda di era modern seperti sekarang? Hanya Mpu Manyu yang melakukan hal itu.
Kuda memiliki nama asli yaitu Kuda Anjampiani. Nama itu diambil dari nama seorang tokoh penting di masa majapahit.
Kuda Anjampiani adalah guru Gajah Mada dan anak dari pengkhianat Majapahit bernama Ronggolawe.
Kuda Anjampiani dianggap sebagai simbol pengkhianatan, seperti yang dilakukan Abdul Aziz, sahabat Mpu Manyu yang telah meninggalkannya setelah ketenarannya menghilang.
Suatu hari, Kuda dikejutkan dengan kedatangan seorang lelaki tua bersama ajudannya ke rumah. Lelaki itu bernama Abdul Aziz ingin bertemu dengan Mpu Manyu.
Sayangnya, pertemuan itu justru membuka luka lama yang ingin dihapus oleh Mpu Manyu. Perihal asal usul anak lelaki kesayangannya, Kuda.
Kuda disuruh Mpu Manyu untuk membeli ciu ukuran jerigen. Ciu itu biasanya digunakan untuk membersihkan karat sebelum Mpu Manyu menempa besi dalam proses pembuatan keris. Namun, untuk apa ciu itu, jika Empu sendiri sudah tak lagi membuat keris?
Resensi Novel Kuda karya Panji Sukma :
Ini novel kedua yang membahas tentang keris, sebelumnya saya baca juga novel Sang Keris dari penulis yang sama yaitu Panji Sukma.
Senang rasanya baca novel sejarah yang dikaitkan dengan kehidupan modern. Ya, saya serasa ikut melintasi ruang dan waktu, dan belajar bagaimana sejarah bisa berubah hingga mengubah kehidupan pelaku sejarah tersebut.
Novel Kuda ini menarik karena memberi gambaran bagaimana kehidupan seorang Empu keris. Zaman dulu, keris dianggap sakral, namun setelah Orba tidak ada, keris kehilangan masa kejayaannya.
Baca juga : [Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma
Kutipan novel Kuda by Panji Sukma |
Pembaca akan diajak untuk melintasi zaman dimana Mpu Manyu sebelum menjadi pembuat keris, selama masa jaya, hingga masa tuanya.
Mpu Manyu seperti orang tua lainnya yang menolak bergerak untuk beradaptasi dengan perubahan zaman. Ia yang dulu hanya tahu menatah keris, kesulitan untuk mencari pekerjaan lain yang bisa dilakukannya.
Sebenarnya, kisah hidup Kuda ini lebih tragis dibanding Mpu Manyu. Tapi yang bikin saya penasaran adalah justru kenapa Kuda bisa sangat sensitif dengan panca inderanya. Tapi, hal ini terjawab di bab yang menjelaskan proses kelahiran Kuda.
Penulis memberi gambaran bahwa keris yang diberi jimat tidak bisa dipegang sembarang orang, karena bisa saja membawa petaka hingga melintasi zaman.
Dalam novel Kuda ini, isu pengkhianatan masih jadi isu utama yang menarik, meskipun zaman sudah berubah.
Sejak dulu, tidak ada yang bisa menjadikan persahabatan abadi, jika ada salah satu yang berkhianat. Dan isu ini sudah ada sejak zaman Majapahit pula.
Jadi, bisa dibayangkan bagaimana besarnya masalah yang ditimbulkan dari pengkhianatan di antara kelompok orang yang dulu saling percaya satu sama lain?
Dendamnya membara hingga membuat darah tumpah di mana-mana. Ya, keris yang menjadi perantaranya.
Well... meskipun sudah melewati keturunan kesekian pun, kisah keris patrem yang mencari tumbal dari dendam pemiliknya memang bikin ngeri sih. Huhu
Overall, rating buku 4/5 🌟
Baca juga : Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala
Kutipan Novel Kuda by Panji Sukma:
"Semua yang silau kegemilangan masa silam, tidak akan mendapat masa depan." (Hlm. 4)
"Pesan terakhir dari sang guru, Empu Manyu harus mengamalkan urip iku urup atau hidup haruslah menyala seperti pelita yang menerangi kegelapan, yakni harus sudi menolong sesama yang kesulitan, memberi tanpa mengharap balasan, dan sebisa mungkin terus berperilaku yang mengenakkan hati sesama." (Hlm. 18)
jadi pingin baca juga, karena saya suka kisah sejarah seperti ini
BalasHapuscari ah di ipusnas, semoga ada ya?
Mbak Ila kerennnn banyak baca, seminggu dapat berapa buku?
Hayukk baca novelnya, Ambu. Ini cuma 100 halaman aja. Kayaknya bisa dibaca di Ipusnas atau aplikasi Ruang Buku Kominfo. Kalo aku baca di Gramedia Digital.
HapusAku bacanya agak lambat nih. Paling seminggu 3 buku aja. 😅
Saya pembaca berbagai genre buku tapi belum pernah membaca buku dengan latar belakang cerita keris yang berhubungan dengan kejayaan hidup seseorang. Tampaknya menarik juga ya untuk ditelusuri.
BalasHapusOalah, kuda ini nama sang anak ternyata nama sang anak ya. Kirain ini kuda hewan gitu...
BalasHapusBagus nih ceritanya. Nambah wawasan banget. Saya penasaran juga pengen baca bukunya
Dari penamaan karakter saja sudah unik. Terlebih ada unsur mistik yang pasti banyak kejutan. Cus langsung tertarik sama novel ini.
BalasHapusKeris bukan sembarang keris adat dan ritual dijalankan . Makanya makan waktu lama dan kesabaran. Bacaan buat anak jaman now biar tahu keris baik proses maupun manfaat
BalasHapusPelajaran yang bisa saya ambil adalah pemberian nama untuk anak. Meski terdengar bagus atau keren tapi kalau asal-usulnya jelek, lebih baik cari nama lainnya. Meski belum tau endingnya seperti apa, hehee
BalasHapusPenasaran, ih...
Mbaa, saya selalu salut dan suka dengan ulasan buku-buku yang Mba tulis. Beneran bikin saya akhirnya baca bukunya setelah baca ulasan yang Mba tulis, termasuk novel ini juga :-D
BalasHapusSelain itu juga covernya unik..
Sambil dapat hiburan teman baca, asiknya juga belajar tentang sejarah dengan mudah karena disajikan melalui cerita.
BalasHapusUrip iku urup, falsafah Jawa yang memiliki makna sangat dalam.
BalasHapusMenarik nih mbak, novel yang berkisah tentang masa kini, dan juga masa lalu. Jadi bisa sarana untuk belajar sejarah juga nih, belajar dengan cara yang tak membosankan
Pembaca seperti dibawa ke jaman yang mana si Mpu buat keris nya ya. Sepertinya menarik baca-baca buku yang berbentuk cerita sejarah gini ya, Mba. Btw suka kalimat yang terakhir tuh dalam hidup harus bisa jadi pelita ya.
BalasHapusGendeng. Nama anaknya gitu banget yak. Kuda.
BalasHapusMenarik sih ini. Cerita sejarah yang dibumbui kehidupan modern.
Pasti nggak bakal bosan bacanya.
Wiiihh kok aku jadi mupeenggg buat baca juga.
BalasHapusAsik nih .... Cerita yg bikin.kita bs terlempar k era yg berbeda ya
Aku sangat tidak membenarkan pengkhiatan. Bagaimanapun, mengkhianati dan dikhianati sama-sama terluka dan bisa jadi trauma.
BalasHapusNovel mengenai keris begini jadi ada hawa-hawa mistisnya gitu gak, La?
Nama anaknya unik dan gak biasa yaa. Biasa nama yang saya baca di buku itu Elang, tapi ini Kuda.
BalasHapusSaya belum pernah baca buku bertema keris nih dan kemudian sadar kalo sudah sejak lama saya memang belum menamatkan satu buku pun, huhuhu
tampaknya buku ini cocok bagi orang-orang yang senang dengan kisah sejarah dan penokohan ya.. dari resensinya kita bisa belajar kosakata baru.
BalasHapusResensi buku ini bagus menggambarkan penokohan atau pemainnya nih cerita nya pasti
BalasHapusIni acak ya sejarahnya. Masih ada penyebutan Mpu setelah orba. Hehehe. Pengarangnya jenius banget menciptakan tokoh dan karakter seperti Mpu Manyu, Kuda, dan lainnya.
BalasHapus