Langsung ke konten utama

Resensi Buku : Gua Seribu Mata - Ary Nilandari


Judul Buku : Gua Seribu Mata
Pengarang : Ary Nilandari
Penerbit : Talikata Publishing House
Terbit : Cetakan Pertama, Juni 2011
Tebal : 128 halm.
ISBN : 978-602-8906-78-4

Gua seribu mata membetot Ilya seperti magnet menarik besi. Sekalipun gua itu memancarkan cahaya aneh setiap bulan purnama. Sekalipun ada makhluk bermata seribu yang bersarang di dalamnya. Sekalipun penduduk dengan keras melarang : Jangan dekati gua itu, jangan masuk ke sana, pokoknya jangan! Kamu akan dibawa makhluk itu dan tak bisa pulang lagi. Seperti kejadian yang menimpa ibu Mawar lima tahun lalu.

Novel petualangan anak ini dimulai dari sebuah gua yang terletak di tepi sungai Comal, Pemalang. Ilya, Mawar dan Langlang adalah anak-anak pemberani yang memulai petualangannya lewat sebuah kisah yang beredar di dusun tanpa pemuda itu. Kisah gua seribu mata dan mitos tentang Gendrungkeluwe.

Mawar, gadis cilik sepupu jauh Ilya, sebenarnya bernama Ela. Ia tinggal bersama mbah Kun. Ibunya meninggal saat banjir bandang melanda desa. Namun simbahnya mengarang cerita tentang Gendrungkeluwe yang diidentikkan dengan makhluk halus. Padahal itu hanya kisah fiktif.

Langlang, anak SMP yang biasa disuruh membantu simbah di dusun tanpa pemuda. Dusun itu sepi. Hanya Langlang yang sering disuruh membetulkan sumur, membagi surat-surat, termasuk mencari anak hilang bila simbah-simbah yang sudah tua itu kehilangan cucunya. Langlang berjerawat karena mengalami masa puber.

Ilya masih penasaran dengan gua yang memancarkan sinar kala purnama. Ia ingin ke sana, tapi bunda melarangnya. Simbah-simbah itu apalagi.

“Mbah diamanati bundamu untuk menjaga Mas Ilya. Tolong jangan ke sana lagi. Mbah nggak percaya dengan omongan orang soal Gendrungkeluwe. Tapi tempat itu bukan tempat main anak-anak. Berbahaya kalau pergi ke sana. Kalau terjadi apa-apa sama Mas Ilya, Mbah Tin nanti harus bilang apa pada bundamu?” (hlm. 79)

Tapi Ilya tidak asal nekad mendekati gua itu. Ia ingin membantu Mawar yang merasa kehilangan, dan terus berharap suatu saat ibunya akan pulang. Bersama Langlang, Ilya menemukan bukti untuk mengungkap misteri dan keanehan seputar Gua Seribu Mata. Tapi bukti itu malah menyebabkan Mawar menghilang dari rumahnya, malam-malam saat hujan angin.

***

Gua Seribu Mata membuat saya takjub karena penulisnya berhasil membuat saya penasaran hingga akhir. Pemilihan judulnya sejak awal membuat saya penasaran dengan definisi seribu mata. Apalagi dikaitkan dengan mitos yang memang sering beredar di orang jawa yang sudah sepuh, tentunya membuat buku ini menjadi istimewa karena mengetengahkan kisah petualangan berbalut mitos, tapi pemecahannya dengan sains.

Tak banyak buku yang seperti ini, makanya saya salut bagaimana penulisnya, Ary Nilandari memaparkan dari sisi anak-anak yang memang hobi penasaran tentang suatu hal baru. Kalau yang di buku ini, segala apa yang dipertanyakan di awal kisah, pada akhirnya menemukan jawaban logis dan di sini pula sisi empati perihal kehidupan anak-anak desa dijabarkan dengan luwes. Saya berharap ada novel seperti ini lagi, petualangan yang tak sekadar memancing rasa penasaran tapi juga memberi pemahaman tentang dua sisi yang harus diperhatikan oleh anak-anak. Dari sisi orang tua, dan dari sisi anak muda yang penuh gejolak rasa penasaran. Sukses selalu, Bunda. :D

Komentar

  1. Jangankan anak-anak saya juga ikut penasaran pengen baca, Mbak. Moga2 ada di Gramed ya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seru ceritanya, mba. Ada sains dan petualangan. ^^
      Kalo di Gramed mungkin udah habis, mba Evi. Ini terbitan 3 tahun lalu, hehe :D

      Hapus
  2. terima kasih :)
    selalu terharu baca tanggapan pembaca, berulang-ulang, menguatkan, menyemangati....

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Kado Terbaik - J.S. Khairen

Judul buku : Kado Terbaik Penulis : J. S. Khairen Penerbit : Grasindo Terbit : Cetakan pertama, 2022 Tebal : 260 halaman  ISBN : 978-602-0529-332 Genre : novel remaja Rating : 5 🌟 Harga buku : Rp 89.000 Download Ebook Kado Terbaik J.S. Khairen di aplikasi Gramedia Digital Beli buku di Gramedia.com atau Shopee ❤❤❤