Judul Buku : Love in London
Pengarang :
Silvarani
Penerbit :
Gramedia Pustaka Utama
Terbit : 2016
Tebal : 206 hlm
ISBN :
978-602-03-2967-3
Baca via Scoop Premium
Sinopsis Buku :
Apa
yang menarik dari London?
Di
kota ini, masa lalu bisa beriringan dengan masa depan. Bangunan-bangunan kuno
zaman Victoria berjajar indah dengan gedung-gedung futuristik pencakar langit.
Paling
tidak, begitulah pendapat Bintang Ilham Prayoga. Jurnalis muda ini merasa
London serupa dengan kepribadiannya. Menghargai masa lalu sebagai pembelajaran
masa kini agar tak mengulangi kesalahan yang sama.
Bermula
dari tragedi diputuskan sepihak oleh sang mantan Bintang bangkit dari
keterpurukan dan berhasil meraih beasiswa S2 di kota Ratu Elizabeth ini.
Prestasi yang tak terbayangkan olehnya, yang sejatinya justru merupakan
cita-cita sang mantan.
Ternyata,
London menyeret Bintang ke pusaran masa lalu. Di sana dia dipertemukan kembali
dengan sang mantan. Sementara, ada dua gadis lain yang diam-diam mencuri
perhatiannya.
Mampukah
Bintang menghadapi masa lalunya? Kepada siapa akhirnya Bintang memercayakan
hati dan masa depannya?
Resensi Buku Love in London :
Novel
Love in London karya Silvarani ini merupakan novel pertama karya
penulis yang saya baca. Juga novel kedua seri Around the World yang saya
habiskan dalam tiga hari. Sebelumnya saya sudah baca Love in Pompeii karya
Indah Hanaco. Trus, kira-kira saya suka nggak dengan novel series Around the World
terbitan Gramedia ini? Suka kok, hanya sajaaa, ada tapinya. Hehehe. :D Namanya
novel pasti punya plus minus di mata pembacanya ya dan saya berusaha menunjukkannya
lewat ulasan resensi ini. Semoga nggak ada yang baper yak, baik penulisnya
maupun pembaca lainnya yang ngefans sama novel ini. :D
Novel
Love in London mengusung tema kekuatan impian dan penyelesaian masa
lalu. Setting tempatnya di London sepenuhnya dan di akhir cerita ada setting
di Indonesia juga. Jadi sebagai pembaca saya diajak jalan-jalan keliling kota
di London. Apa saja tempat wisatanya? Ada banyak banget. Misalnya Old Posh, Craven
Street, Benjamin Franklin House, Museum Florence, sudut kota tempat Bintang dkk
tour Jack The Ripper, dll.
Craven Street, London (doc : https://thumbs.dreamstime.com/z/craven-street-london-26527871.jpg) |
Novel
Love in London berkisah tentang hidup Bintang usai mengalami trauma lantaran
diputuskan kekasihnya secara sepihak. Alena, mantannya menikah dengan orang
lain, meninggalkan dia yang potensinya untuk kuliah ke London meredup. Alena
menganggap bahwa siapapun yang akan jadi suaminya kelak harus bisa ke London
untuk studi, jadi dia juga bercita-cita yang sama. Kuliah S2 dan S3 di London.
Sayangnya impian Alena hanyalah tinggal angan. Dia bisa ke London tapi hanya
suaminya yang sibuk kuliah S3, sedangkan dia belum juga meneruskan kuliah.
Malah sibuk mengurus Ando, putranya.
“Aku tahu kalau di London ini yang sibuk itu kamu. Yang punya kegiatan itu kamu. Sementara aku? Aku cuma jaga rumah, jaga Ando, nyusuin Ando, nonton tv, masak, cuma gitu-gitu aja. Nggak. Aku cuma pengin Mas Heru tuh sadar aku juga butuh refreshing . Jalan0jalan ke supermarket sebentar aja kamu udah nyariinnya sampai kayak begitu.” (hlm. 174)
Di
sisi lain, Bintang sedang dekat dengan dua perempuan yang dia sukai saat
bertemu kembali dengan Alena. Jadi dia mulai bimbang bagaimana masa lalunya
silih berganti muncul dalam ingatannya lagi. Padahal dia sudah mulai lupa bagaimana
sakitnya dia ditinggal Alena saat itu.
Di
London, Bintang berkenalan dengan Fitri, mahasiswa pengurus HPI dan Diva,
temannya selama di London selain Zain dan Udjo. Zain yang suka mabuk sangat
kontra dengan Udjo yang alim. Diva yang suka dugem dengan Zain juga membuat
saya terperangah dengan kehadiran tokoh ini. Agak heran juga dengan apa yang
terjadi pada kisah hidup Diva, tapi di balik itu semua ada alasan yang dia simpan.
Dalam
banyak scene, ada beberapa percakapan seputar jalan hidup sebagai orang
Islam. Misalnya kenapa nggak mau makan daging haram, kenapa nggak mau salaman
dengan perempuan, kenapa ada banyak teroris yang dianggap islam radikal, dll. Sebenarnya
ada banyak kontradiksi di novel yang bisa dibilang series novel yang mengusung tema
agak keislamian. Tapi malah isinya saya pertanyakan kok beda ya dengan konsep
yang saya pikirkan. Hmm... Misalnya seperti di percakapan ini.
“Emang sih waktu motong daging sapinya belum tentu ngucapin bismillah, tapi bagaimana dagingnya kan tetap daging sapi.” (hlm. 30)
Tanggapan
: Saya pengen uyel-uyel si Diva waktu dia bilang gitu. Wekeke. Sebel sih,
soalnya halal dan haram nggak semudah itu dihilangkan dari kehidupan muslim.
Makanan haram akan tetap haram, toh? Meskipun itu daging sapi yang notabene
sebenernya boleh dimakan. Tapi daging sapi juga nggak boleh dimakan kalau nggak
nyebut bismillah waktu dipotong. Untungnya Bintang tetap nggak mau makan daging
tersebut. (catatan saya ini untuk memperjelas aja apa yang ingin disampaikan
lewat sikap Bintang kenapa dia menolak soal daging sapi yang ditawarkan Diva)
Trus
ada juga guyonan Zain yang ngledekin Udjo waktu Udjo janjian ketemu sama mas
Heru di British Library. Soalnya ada dialog-dialog guyonan Zain yang menjurus ke LGBT.
Duh, saya sedih deh pas baca ada percakapan itu. Harusnya sih nggak ada dialog
itu juga gpp ya. Nggak ngefek juga dengan jalan ceritanya. :(
british library reading room, London |
Ya,
walau ada juga yang saya suka dari novel ini misalnya : detail setting di
sudut-sudut kota London yang menyatu dengan jalan cerita, dan detail kegiatan
tokohnya yang berhubungan dengan kehidupan para mahasiswa di kota London ini.
Quote
yang saya suka dari novel Love in London karya Silvarani ini antara lain :
“Itulah kenapa aku senang jadi wartawan, Bin. Kita bisa mengendalikan pikiran orang dan mengubah dunia dengan tulisan-tulisan yang kita buat.” (hlm. 25)
“Life isn’t about waiting for the storm to pass, it’s about learning to dance in the rain. Right?” (hlm. 34)
“Yang nggak boleh dalam Islam itu justru selingkuh. Pelaku selingkuh itu dianggap pezina. Hukumannya bisa dirajam. Posisi selingkuh justru lebih hina daripada poligami karena di dalam perselingkuhan, semua yang dilakukan kedua belah pihak tidak didasari dengan tanggung jawab. Kalau ada apa-apa, satu pihak bisa ninggalin begitu aja dan merugikan pihak lainnya.” (hlm. 96)
“Apa yang saya lakukan selama ini semata-mata untuk membuat keluarga saya, khususnya bapak saya untuk selalu bangga dan senang punya anak seperti saya. Jadi, saya nggak ngebayangin kalau saya jadi orang yang justru akan membuat bapak kecewa dan sakit hati sama saya.” (hlm. 183)
Saya
paham bahwa kemungkinan pengarangnya menyasar segmen pembaca novel yang nggak
gitu paham Islam dan ingin memberikan wacana baru tentang Islam. Tapi wacananya
lewat novel yang nggak melulu menggurui. Misalnya dengan memunculkan tokoh
utama yang nggak selalu sempurna seperti Bintang jika dibandingkan dengan Fahri
di novel Ayat-ayat Cinta. Tapi rasanya kok jadi malah ambigu ya di beberapa
sikap Bintang pada Diva. :-?
Well
ya, buat saya novel ini sudah cukup bagus menggambarkan setting kota-kota di
London yang mampu membangkitkan kenangan akan impian yang belum tercapai bagi
para pemburu beasiswa S2 London. Jalan cerita yang mudah ditebak membuat saya kurang
gregetan dengan endingnya, tapi tetap penasaran dengan masa lalu Bintang dan
Alena. Ketegasan sikap Bintang untuk menyelesaikan masalah yang berhubungan
dengan masa depannya patut diacungi jempol karena sulit juga untuk lepas dari
bayang-bayang masa lalu. Overall, 3 bintang untuk novel ini.
Jadinya bintang pilih mana nih? Pilih wanita atau karir dulu? :)
BalasHapusBtw dalam novel ini ada info atau diulas juga gak cara dapat beasiswa ke Negara itu Mbak Ila?
pilih yang mana yaaa :D
Hapusnggak dibahas, teh Okti. yang dibahas tentang kegiatan kemahasiswaan di HPI. mereka sibuk organisasi ngapain aja. jadi bener2 udah setting di London sebagai mahasiswa
Jadi gimana, Bintang balik dengan Alena nggak? hihihi. Senangnya kalau baca novel setting luar negeri itu, kita jadi bisa membayangkannya meski belum pernah ke sana ya :)
BalasHapushehe, sayangnya masing2 udah punya pilihan sendiri, makin dilema deh :D
Hapusiya, mba Lianny. banyak setting yang baru aku tahu di Love in London ini.
Btw ini Novel sama sama pelem yang aku tonton kemaren ga ya.
BalasHapusPerasaan sama deh ceritanya
Beda, teh Nchie. yang udah difilmkan judulnya London Love Story, hehe
Hapusga balika sama alena kan? jangan, udah jadi istri orang :D
BalasHapus