Judul Buku : Hasna
: Mengaji itu Menepati Janji
Pengarang : Linda
Satibi
Penerbit : Quanta
Kids (Imprint Elex Media Komputindo)
Terbit : 2015
Tebal : 160 hlm.
ISBN : 978-602-02-7389-1
Rating : 4/5
Bisa dibeli di Scoop Premium
Bisa dibeli di Scoop Premium
“Sesungguhnya Allah tidak melihat jasad dan bentuk fisik kalian, tetapi Dia melihat pada hati dan amal perbuatan kalian.” (HR. Muslim)
Seorang
muslim wajib mengimani Al Qur’an yang menjadi mukjizat nabi Muhammad. Al Qur’an
adalah pedoman yang wajib dijadikan acuan dalam hidup, dibaca, dihafalkan dan
diamalkan. Selain Al Qur’an, ada juga hadist yang juga dijadikan rujukan untuk
masalah-masalah fiqh, dan bermasyarakat yang dialami oleh ummat. Hadist diambil
dari riwayat yang didasarkan pada perilaku dan perkataan nabi Muhammad Saw.
Misalnya seperti kebiasaan bersiwak, memberi salam pada saudara muslim, keberkahan
dalam makanan, hak seorang muslim, sedekah, merapatkan shaf shalat, kebiasaan saat
berpuasa, dll.
“Nggak rugi ya, Tante. Udah capek-capek nanam, terus yang makan orang lain. Kalau nggak kebagian, gimana?”
“Sedekah itu nggak akan rugi. Karena akan kembali kepada kita dalam bentuk kebaikan.”(hlm.68)
“Tak ada seorang muslim yang menanam pohon atau menanam tanaman, lalu burung memakannya atau manusia atau hewan, kecuali ia akan mendapatkan sedekah karenanya.” (HR. Bukhari)
Ada
juga hadist tentang adab sebelum tidur dan doa yang dianjurkan dibaca sebelum tidur.
“Dari Al Bara’bin Azib ra., ia berkata Rasululah bersabda kepadaku : “Apabila engkau hendak tidur maka berwudhulah seperti kamu berwudu untuk shalat. Kemudian berbaringlah pada pinggangmu yang kanan, dan bacalah doa ini: Allaahumma Aslamtu Nafsii Ilaika Wawajjahtu Wajhii Ilaika Wafawwadltu Amrii Ilaika Walja-tudzahrii ilaika, Raghbatan waRahbatan ilaika, Laa malja-a walaa manjaa illaa ilaika, amantu bikitaabikal ladzii anzalta wanabiyyikal adzii arsalta (Ya Allah, saya menyerahkan diriku kepada-Mu, menghadapkan mukaku kepada-Mu, dan menyandarkan punggungku kepada-Mu dan menyerahkan semua urusan kepada-Mu dengan penuh harap dan rasa takut kepada-Mu, tidak ada tempat berlindung dan menyelamatkan diri dari siksaan-Mu kecuali hanya kepada-Mu. Saya beriman dengan kitab yang engkau turunkan dan (beriman) dengan Nabi-Mu yang Engkau utus.” (HR. Bukhari)
Ada
pula percakapan antara Hasna, Salman dan Ayah saat akan mengajak anak-anaknya
shalat. Dikatakan bahwa salah satu hal yang celaka adalah saat seorang muslim
menunda-nunda shalatnya, ia termasuk dalam golongan orang yang lalai. (hlm. 40)
Ya, Islam mengajarkan konsep tepat waktu dimulai dari shalat yang kita kerjakan
lima waktu dalam sehari ini. Dimulai dari keberkahan shalat tepat waktu, hal
ini akan membuat kita jadi lebih tepat waktu dalam mengerjakan hal lain.
“Abdullah bin Mas’ud ra., berkata, Saya bertanya kepada Rasulullah, “Apakah amal yang paling dicintai oleh Allah?” beliau bersabda,”Shalat pada waktunya,” Saya bertanya,”Kemudian apa lagi?” beliau bersabda, “Berbakti kepada kedua orangtua.” Saya bertanya lagi, “Kemudian apa lagi?” Beliau bersabda,”Berjihad (berjuang) di jalan Allah.” Saya berdiam diri dari Rasulullah. Seandainya saya meminta tambah, niscaya beliau menambahkannya.” (HR. Bukhari)
Ada
juga hadist tentang keberkahan saat makan bersama-sama. (hlm. 45) Menurut
pengalaman saya juga sama seperti yang dialami sahabat nabi ini, kalau makan
sendiri malah masih lapar, tapi kalau bareng-bareng, makanan ditaruh semua di
depan dan kita makan bersama maka terasa kenyang padahal baru makan sedikit. Di
hadist lain bahkan disebutkan bahwa makanan yang dimakan dua orang bisa untuk makan
tiga orang. Masya Allah ya. Luar biasa Islam mengajarkan tentang berbagi,
bahkan dalam hal terkecil seperti makan bersama ini.
“Dari Wahsyiy bin Harb ra., ia berkata, beberapa sahabat berkata: “Wahai Rasulullah, sesungguhnya kami sudah makan, tetapi belum kenyang.” Beliau bersabda: ”Mungkin kalian makan sendiri-sendiri.” Mereka menjawab: ”Benar”. Beliau bersabda lagi. ”Berkumpullah kalian kalau makan, dan sebutlah nama Allah ta’ala! Niscaya kalian mendapat berkah dari makanan itu.” (HR. Abu Daud)
Kekurangan
buku komik seri Hasna antara lain : tidak ada pengenalan tokoh dan hubungannya
di halaman depan seperti di komik Jepang. Misal siapa tokoh Ringga, seperti apa
wajahnya, bagaimana wataknya tidak dijelaskan. Sifat tokoh anak-anaknya hampir
setipe semua. Hehe. Kekurangan lain yaitu tidak ada daftar isi, profil penulis
dan promo buku lain yang satu seri dengan komik Hasna ini.
Ada
satu kali inkonsistensi penggunaan nama Bunda menjadi Mama(hlm. 150), dan tidak
ada hubungan antara judul dengan isi buku. Saya kira mba Linda akan memasukkan
salah satu scene di mana Hasna membahas tentang “mengaji itu menepati janji”.
Tapi tak ada sama sekali.
Kalau
tentang adab mengaji memang banyak dibahas di buku komik Hasna karya mba Linda Satibi ini. Seperti
saat Hasna mengaji dan membuat lingkaran dalam majelis agar semua orang sama
rata saat mendapatkan penjelasan guru ngaji(hlm. 115), juga saat Hasna melonggarkan
lingkaran dalam majelis biar nggak desak-desakan(hlm.129). Ada juga scene di
mana Ayah mengatakan bahwa orang yang tidak suka mengaji Al Qur’an ibarat rumah
kosong hingga membuat Salman ngeri mendengar perumpamaan tersebut. Karena jika
rumah kosong identik dengan banyak sarang laba-laba, kotor, bau, dan banyak
tikusnya.(hlm. 158) Overall, saya suka komik Hasna ini, mengajak anak untuk belajar Islam dan mengenal hadist. Semoga ada seri terbarunya lagi ya, mba Linda. :)
Makasii resensinya, Ila..
BalasHapusSmoga pihak penerbit ada yg baca jg ya.. hehe.. jadi ttg judul, profil, dll itu nanti bisa dijadikan bahan evaluasi. Karena saat itu, penerbit yg menentukan.