Judul Buku : Princess Badung
Pengarang
: Veronica W
Penerbit
: Tiga Ananda (Imprint Tiga Serangkai)
Terbit
: Januari 2013
Tebal
: 64 hlm.
ISBN
: 978-602-7690-44-8
Rating : 4/5 bintang
Sinopsis :
Kyla,
anak perempuan berumur 7 tahun, sangat menggemari pernak-pernik tokoh Princess.
Kyla bercita-cita untuk menjadi seorang princess yang anggun. Padahal, Kyla
adalah seorang anak yang aktif, kreatif, gesit, dan sering membuat heboh
keluarga dan teman-temannya. Misalnya, ketika harus menjadi putri pengipas
pengantin, Kyla melakukan kehebohan sehingga mendapat julukan Princess Badung.
Kyla
berusaha memulihkan nama baiknya. Dengan berbagai cara, Kyla mencoba
membuktikan bahwa dia biaa menjadi seorang putri yang anggun.
Kyla
belajar menari, membuat aksesoris, juga memasak. Namun, karena pada dasarnya
Kyla adalah seorang anak yang heboh, usahanya selalu diakhiri dengan kehebohan.
Upaya untuk membuktikan bahwa dia bisa menjadi putri yang anggun selalu gagal.
Mampukah
Kyla membuktikan bahwa dirinya adalah seorang Princess Anggun, bukan Princess
Badung?
Resensi Buku :
Princess
Badung karya Mbak Veronica W merupakan salah satu novel seri First Novel. First
novel merupakan novel hasil workshop yang dibuat oleh penerbit Tiga Serangkai
untuk lini novel anak. Segmentasi anak yang dibidik adalah anak-anak usia
sekolah dasar yaitu 8-12 th.
Princess
Badung mengisahkan tentang Kyla yang memiliki tingkah unik dan menggemaskan. Ia
susah diam, aktif bergerak dan kreatif. Dari kreatifitasnya lahirlah kegiatan
ojek payung, membuat pernak pernik princess, memasak hingga menari.
Bagi
Kyla, nama baiknya sebagai princess harus dikembalikan, karena semua orang di
rumah menganggap Kyla sering bertingkah badung. Padahal Kyla melakukannya
secara reflek. Misalnya saat ia bertubrukan dengan seorang tamu hingga hiasan
sanggul di pesta pernikahan tantenya jadi berantakan. Padahal Kyla ditunjuk
jadi patah atau putri cilik pengipas pengantin. Jadi saat ia mengalami insiden
sanggul rusak dan jarit/kain batik yg dipakainya sudah sulit dikenakan, ia pun
dijuluki princess badung. Tak ayal itu membuat Kyla ingin menghapus image itu.
Bagi
keluarganya, julukan Princess Badung hanyalah candaan. Namun bagi Kyla ia
menanggapinya dengan serius untuk bisa belajar menjadi putri yang lemah lembut
seperti sikap putri jawa yang semenstinya. Bagaimana Kyla bisa menghilangkan
image itu?
Karakter
Kyla yang unik ini menggelitik saya. Mengingatkan saya pada murid sd yang saya
beri les dulu. Anaknya juga aktif bergerak dan sulit diam dalam jangka waktu
lama. Ada
adagium yang mengatakan bahwa anak kreatif yang aktif adalah anak yang badung,
padahal ini hanyalah persepsi saja. Kreatifitas identik dengan acak dan
abstrak. Absurd klo kata orang bilang. Keacakan inilah yang membuatnya jadi
istimewa. Karena ada saja tingkahnya yang di luar prediksi orang dewasa.
Kelak
di usia dewasa, anak seperti Kyla akan memiliki daya kreatifitas yang tinggi
hingga mampu membuat karya yang out of the box. Jika terus diasah ia
akan membuat banyak karya-karya seru dan menjadi pencipta alih-alih pengikut.
Ada kan ya orang yang suka ngikut tren, nah anak kreatif seperti Kyla biasanya
punya inisiatif yang berbeda. Hingga membuat ia menjadi pencipta tren.
Ide-ide
Kyla bertebaran di mana-mana. Seperti saat Kyla terpikir untuk mengojekkan
payungnya. Inisiatif dan kreatifitas yang datang dengan terburu-buru ini ingin
segera dikeluarkan menjadi sebuah tindakan nyata. Itu sebabnya Kyla pun tidak
berpikir panjang tentang orang yang berniat menipunya. Ya,
ini juga kelemahan orang kreatif. Cenderung impulsif, namun jika bisa
dikendalikan dengan berusaha fokus maka hasilnya akan bagus. Seperti saat Kyla
mendapatkan tawaran bagus dari orang yang menonton tariannya. Well ya, kesungguhan dan kerja keras dalam
berkarya akan membuahkan hasil yang baik.
Ada
karakter lain yaitu tokoh ayah yang saya suka. Karena orangnya demokratis,
tidak mudah marah, dan mensupport kemajuan putrinya. Ayah Kyla juga penuh canda
tawa, membuat suasana di rumah jadi makin asyik.
"Kyla, Ayah suka dengan semangatmu. tetapi, besok lagi, cobalah untuk makan dengan lebih sopan, seperti layaknya seorang Princess." (hlm. 44)
Di
novel ini selain perubahan karakter Kyla yang berusaha diubah sedikit demi
sedikit juga ada persahabatan antara
Kyla dan Vey. Kyla dan Vey saling support saat mereka mengikuti audisi
pementasan tari. Mereka juga berbagi canda dan tawa layaknya anak-anak
seusianya.
Bagi
saya, novel Princess Badung memberi inspirasi bagaimana mengarahkan anak
seperti Kyla menjadi puteri yang sesungguhnya. Overall, 4 bintang untuk novel
Princess Badung ini. ;)
setelah membaca resensi mbak ini, saya jadi penasaran sama buku, hehehe...
BalasHapus