Judul Buku :
Mengikat Makna
Penulis : Hernowo
Penerbit : Kaifa
(Imprint Penerbit Mizan)
Terbit : 2001
Tebal : 244 hlm.
ISBN : 979-9452-16-3
Rating : 3/5
bintang
Baca via BookMate
Resensi Buku :
Apabila saya ingin mengubah sebuah keadaan, saya harus mengubah diri saya dahulu. Dan untuk mengubah diri saya secara efektif, saya lebih dahulu harus mengubah persepsi saya. – Stephen R. Covey
Pemikiran
tentang ilmu menulis dan membaca membuat Hernowo penasaran. Pasalnya, ia heran
mengapa ada seorang penulis yang bukunya ia sunting ternyata menghabiskan
ketebalan buku hingga seribu halaman lebih. Ia berpikir, “Seberapa besar
energi yang diperlukan oleh seseorang untuk menulis buku setebal itu?” Saat
itu ia berpikir bagaimana cara merumuskan buku bergizi yang isinya bermutu
tinggi, bagaimana pula menumbuhkan kegairahan menulis sebuah buku, bagaimana
cara agar membaca dan menulis menjadi kemampuan yang melekat pada diri seseorang?
Hernowo
berharap banyak pada buku Mengikat Makna ini, ia bisa mengubah paradigma masyarakat
tentang membaca dan menulis. Menulis adalah kepanjangan tangan dari membaca. Orang-orang
akan menemukan gagasan dan ilmu yang akan mengubah hidup mereka. Bukan hanya
teks, buku yang dibaca seseorang seringkali berisi gagasan penulisnya untuk
memecahkan suatu masalah yang ada. Jika gagasan tersebut diserap dan menjadi
nilai diri, maka orang yang membacanya dapat mengembangkan dirinya menjadi
pribadi yang lebih baik.
Aktivitas
membaca sering membuat bosan. Cara agar tidak bosan dengan membaca, orang bisa
menuliskan hal-hal yang sudah diperoleh dari buku yang dibacanya. Hal ini juga
membuat orang tersebut prigel (terampil) untuk menyerap dan menata kembali
gagasan yang ia terima.
Membaca dan menulis akan berlangsung efektif bila anda dalam keadaan fun.
Membaca dan menulis, insya Allah dapat mengantarkan diri kita menuju kebahagiaan hidup.
Hernowo
percaya bahwa menulis dan membaca adalah aktivitas yang akan mengubah kehidupan
seseorang. Apalagi jika orang tersebut mampu meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis hingga level Quantum. Membaca yang intens dan tekun akan menghasilkan
aktivitas menghimpun makna, karena gagasan penulis buku apa pun yang kita baca
akan bisa kita serap dengan baik. Gagasan perlu ditampilkan dengan nalar
sehingga bisa diterima pembaca.
“Di balik teks yang anda baca, ada pengalaman amat kaya seorang penulis yang tercecer tak bisa ditampilkan oleh teks.”
Ada
5 sikap yang harus dilakukan agar aktivitas membaca menjadi bermanfaat. Yaitu,
sabar dalam memaknai gagasan, telaten memungut makna dan menghimpunnya agar
tidak menguap begitu saja, tekun menyisir himpunan aksara hingga bagian pokok
dan penting untuk diperhatikan, gigih mengulang pembacaan hingga dua kali agar
bisa mendapatkan inti gagasan, dan bersungguh-sungguh dalam menemukan gagasan
baru yang disebar penulis dalam buku. Kelima hal ini akan membuat seorang
pembaca menjadi kritis hingga ia mampu memunculkan gagasan baru dalam dirinya
yang diilhami oleh buku bacaan yang ia serap selama ini.
“Hanya lewat pembacaan tekslah seseorang akan memiliki kecakapan unggul dalam memilih dan memilah informasi.”
“Beethoven adalah salah satu contoh orang hebat yang belajar dengan menulis. Beethoven banyak membuat catatan-catatan dalam buku catatan miliknya. Akan tetapi, Beethoven mengatakan bahwa ketika menciptakan komposisi musiknya, dia tidak pernah benar-benar melihat catatan-catatannya tersebut. Saat ditanyakan soal itu, dia menjawab, “Apabila saya tidak segera mencatat temuan-temuan saya, saya tentu akan melupakannya begitu saja. Apabila saya mencatatnya, niscaya saya tidak akan pernah melupakannya, dan tak perlu lagilah saya melihatnya.”
Jadi,
Beethoven hanya memilah informasi penting yang ia butuhkan dan menuliskannya
dalam buku. Dengan begitu ia ingat point-pointnya dan akan terus memahami
maknanya. Itulah yang juga diyakini oleh Ali bin Abi Thalib sebagai kunci dalam
mendapatkan ilmu.
Ikatlah ilmu dengan menuliskannya. – Ali bin Abi Thalib
ra.
Dalam
buku The 7 Habits of Highly Effective People, Steven R Covey mengutip pendapat
Filsuf Aristoteles.
“Kita adalah apa yang kita kerjakan berulang-ulang. Karena itu keunggulan bukanlah suatu perbuatan sekali jadi, melainkan sebuah kebiasaan.”
Karena
itu, membaca juga harus dilakukan secara terus menerus hingga menghasilkan
kemampuan menghimpun gagasan dan menuangkannya kembali dalam catatan yang kita
tulis.
“Membaca buku dapat dilakukan secara ngemil (tidak sekaligus, tetapi sedikit demi sedikit.”
Fungsi
buku menurut buku Mengikat Makna ini adalah menggerakkan pikiran kita, sehingga menumbuhkan semangat melakukan perbaikan
atau inovasi dan ruhani pembaca akan tumbuh dan berkembang. Itu sebabnya buku
juga disebut sebagai makanan ruhani.
Jika
anak-anak rakus saat makan makanan kesukaan mereka, maka kita juga bisa memamah
gagasan dengan rakus dalam buku-buku yang kita baca. Tanpa perlu memilah buku
apa yang akan kita baca. Dengan demikian, kita bisa menyerap lebih banyak
informasi hingga kita bisa mengembangkan diri. Alasannya, ketika kita hanya
membaca buku dengan tema itu-itu saja, kita akan merasa stuck dengan tema
standar.
Nah,
jadi keluar dari zona nyaman genre bacaan kita juga perlu lho. Biar ilmumu bertambah.
Misalnya kamu yang biasa baca novel, bisa membaca buku non fiksi untuk
pengembangan diri. :D
“Mengambil jeda (berhenti sejenak) saat membaca buku akan membuat proses pembacaan menjadi efektif.”
“Menulis berbeda dengan berbicara. Agar efektif, menulis menuntut si penulis mengungkapkan gagasan secara tertib dan tertata.”
Menulis
adalah menata gagasan. Dengan membaca, kita akan menemukan gagasan
yang menggerakkan baik perbuatan, pikiran maupun menghasilkan inovasi dari
hal-hal yang kita kritisi.
Dalam
buku yang kita baca, ada visi penulis yang kita cerna hingga gagasan tersebut
sampai pada kita. Visi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam
melihat inti persoalan sehingga dapat merajut sesuatu yang ada di masa lalu dan
menggabungkannya dengan yang ada di masa kini sehingga menghasilkan hal-hal
baru yang akan bermanfaat bagi masa depan.
Ada
buku Ihya Ulumuddin yang menjadi buku bersejarah karena gagasan yang ada dalam
buku tersebut mampu menembus zaman. Buku yang menyejarah inilah yang ingin
dibuat konsepnya oleh Hernowo, agar orang-orang bisa menemukan gagasan tersebut
di masa depan. Konsep buku juga menjadi fokusnya karena menurut Hernowo, buku
bergizi adalah gabungan dari kekayaan kosakata, komposisi dikisi yang pas, kaidah
penalaran yang sempurna, hingga kepiawaian menulis sang penulis.
Paduan
teks dan gambar dalam buku akan memudahkan pembaca menerima gagasan buku
tersebut karena ada tipe pembaca yang visual dan audio sehingga sebuah buku
wajib mengembangkan gagasan tersebut dalam konsep buku yang menarik. Misalnya
ditambah dengan CD dan illustrasi di dalamnya. Buku yang baik juga digarap oleh
tim, seperti yang dilakukan oleh penulis di luar negeri. Konsep didiskusikan
terlebih dahulu sebelum ditulis oleh penulisnya, dikonsep dengan riset yang
detail hingga mampu menghasilkan buku bergizi.
Nah,
sudah tahu kan, manfaat membaca dan menulis untuk mengikat makna? Semoga
gagasan dalam buku Mengikat Makna karya Hernowo ini bermanfaat ya.
Selamat membaca dan menulis. ;)
Dulu baca buku Mengikat Makna ini pas SMP, bagus untuk yg suka nulis 😊 bukunya Pak Hernowo yg lain, Andaikan Buku Sepotong Pizza jg bagus Kok 👍
BalasHapusWih, sepertinya bagus :)
BalasHapusmakasih sahringnya , aku belum pernah baca buku ini
BalasHapus