Langsung ke konten utama

[Review Buku] Rinduku Sederas Hujan Sore Itu - J.S. Khairen




Judul buku : Rinduku Sederas Hujan Sore Itu

Penulis : JS. Khairen

Penerbit : Noura Publishing

Terbit : Cetakan pertama, 2019

Genre : kumpulan cerpen dan puisi romantis

Bisa dibeli di Gramedia.com

Rating : 4,5/5⭐

Harga buku : Rp 75.000


💜💜💜


Kumpulan Cerpen, Puisi dan Quotes Romantis bertema Hujan dan Kenangan


Kumpulan cerpen, puisi dan quotes romantis berjudul Rinduku Sederas Hujan Sore Itu karya J.S. KHAIREN ini berkisah tentang hujan dan kenangan yang berkelindan. 


Setiap kali hujan turun, ada aroma tanah basah yang langsung menyergap dan masuk dalam ingatan. 


Beberapa ingatan menjadi kenangan masa lalu yang sesekali menyeruak, beberapa lainnya masih tersimpan rapi menunggu dipanggil oleh pemiliknya. 


Bagi orang yang jatuh cinta saat hujan, hujan akan mengingatkannya tentang masa-masa indah. Namun, hujan juga bisa menjadi pengingat yang payah saat kesedihan muncul perlahan.


Dalam kumcer ini kita akan disuguhkan dengan berbagai masalah cinta yang datang dalam hidup para tokohnya. Tak selalu manis, tapi mampu membawa pembaca larut dalam setiap rasa yang ada. 


Maukah kau jatuh cinta saat hujan? 


Semoga hujan membawa kenangan dan rindumu pada orang yang kamu cintai.


❤️❤️❤️


Review buku : 


Kumpulan cerpen dan puisi berjudul Rinduku Sederas Hujan Sore Ini merupakan karya J.S Khairen. Buku ini diterbitkan oleh Noura Publishing dengan cover terbaru berlatar hujan dan dua orang yang berjalan saling berlawanan arah. 


Dalam buku kompilasi ini ada 29 cerpen dan puisi yang dibalut dengan benang merah yang sama yaitu tentang hujan.  Tema utama kisah dalam buku kumcer ini memiliki kaitan erat dengan hujan dan kenangan.


Ada beberapa cerpen yang saya suka, antara lain : Cintaku Lumpur Sepaha, Monster Disa, Barna dan  Bunga Rinai.


Nah, saya bahas cerpennya satu per satu dulu ya. 😄


⭐⭐⭐


Cerpen Cintaku Lumpur Sepaha : Kisah Cinta Berbalut Darah dan Air Mata


Cerpen Cintaku Lumpur Sepaha berkisah tentang Sukma yang jatuh cinta dengan seorang lelaki penjual kain di pasar. Saat Sukma berhenti berjualan karena harus menemani kakaknya yang sebentar lagi akan melahirkan, ia pun berpamitan pada lelaki itu. 


Sukma dan kakaknya pindah rumah, hingga tak mendengar lagi kabar tentang lekaki yang ia sukai. Sampai suatu hari, Sukma bertemu lagi dengan lelaki itu dan mereka pun menikah. 


Sebelum menikah, Sukma berkesempatan untuk datang ke rumah calon suaminya. Tak disangka, di sana ia harus menempuh perjalanan panjang untuk sampai ke rumah yang berada di hutan. Hingga kakinya luka dan berdarah saat menembus rawa dan genangan lumpur. Namun, Sukma sudah berjanji untuk menerima lelaki itu sebagai pendampingnya. 


Dalam pernikahan itu, Sukma sempat mengalami kehamilan, namun kedua anaknya meninggal setelah dilahirkan. Sukma mendapatkan ujian berat karena dua anaknya meninggal. Ia menjadi perempuan yang tak bisa memberi keturunan dan dianggap membawa sial.


Di sinilah ujian datang lagi, saat Sukma harus melihat suaminya menyeleksi calon istri barunya. Karena suaminya ingin menikah lagi demi mendapatkan keturunan. 


Sukma dihadapkan pada dilema. Akankah ia tetap cinta ada suaminya dan bersedia dimadu, atau ia akan memilih bercerai? 




Dalam cerpen Cintaku Lumpur Sepaha, penulis melukiskan kegetiran hidup Sukma dengan sangat apik. Seolah pembaca bisa melihat kehidupan Sukma yang serba kekurangan namun masih berusaha untuk bahagia dengan caranya sendiri. 


Dalam cerpen ini, penulis menggambarkan bagaimana kisah cinta tak selalu berjalan mulus, ada saja halangan dan rintangan yang ada meskipun sudah menikah. 


Ya... Tinggal bagaimana caranya menghadapi ujian. Seperti Sukma yang memilih untuk setia pada pilihan hidupnya. Meskipun harus mengorbankan darah dan air mata. 


⭐⭐⭐


Cerpen Monster Disa : Dilema Cinta Karena Trauma Masa Lalu


Dalam cerpen Monster Disa, penulis mengisahkan tentang Disa dan Hadi yang saling jatuh cinta, namun tak kunjung berada di pelaminan. 


Hadi yang cenderung konvensional dan serba pas-pasan memiliki keinginan untuk menikah dengan Disa, gadis yang ia cintai. Hadi dan Disa memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda, termasuk gaya hidupnya pun bagai bumi dan langit. 

 

Mereka sudah dekat selama 3 bulan, namun Disa memasang sekat yang tak bisa ditembus Hadi. Dinding itu makin tak kasat mata saat Hadi datang melamar pada orang tua Disa. 


Disa menolak lamaran Hadi sebanyak dua kali, bahkan dengan kata-kata yang tidak pantas dan menyakitkan hati. Namun, saat kunjungan ketiga, Hadi memutuskan untuk berhenti berjuang.


Justru usai mengikhlaskan Disa, Hadi menemukan tambatan hati yang lebih dari segalanya. 





Setelah beberapa tahun, Disa bertemu lagi dengan Hadi untuk meminta maaf atas kesalahannya di masa lalu. 


Kekosongan hati Disa ternyata tak mampu dihapus hanya dengan merasakan kesendirian. Disa mengalami trauma di masa lalu karena perselingkuhan mantannya.  


Di titik inilah Disa baru sadar ada monster dalam dirinya yang menggerogoti jiwanya. Moster yang tanpa sadar menjauhkannya pada cinta sejati yang seharusnya bisa ia rasakan. 


Membaca cerpen Monster Disa membuatku teringat dengan cerita teman yang bilang bahwa "obat trauma adalah orang yang memberi luka itu sendiri". 


Dalam artian, siapa yang memberi rasa terluka, maka dialah obat terbaiknya. Jadi harus minta maafnya ke orang yang udah memberikan lubang di dalam hati itu. 


Rasa trauma itu bisa saja baru dapat obatnya setelah sekian tahun. Intinya, seberapa cepat ikhlas dan memaafkan,  maka kesembuhan hati akan dengan mudah diperoleh.


Hmm... Tapi urusan cinta memang agak rumit ya. Kita kan nggak tahu seberapa kosong jiwa seseorang setelah diselingkuhi. 🤧


Ada yang bilang bahwa menjadi korban selingkuh pasangan itu akan memupus habis rasa percaya diri sendiri,  juga rasa percaya pada pasangan. Tidak mudah percaya pada orang baru juga salah satu indikasi ada yang belum selesai dengan masa lalu itu.


Dalam hal ini, Disa tidak mudah memantapkan hati dan menjalin komitmen pada Hadi, bukan karena tidak ada cinta. Tapi dia tidak yakin bahwa lekaki yang ia cintai akan setia pada komitmen itu selamanya.


Disa memiliki trauma yang sulit ditembus oleh ketulusan hati Hadi. Seolah Hadi bukanlah orang yang mampu membahagiakannya. 


Hmm... tapi di satu sisi ada yang salah pada sikap Hadi. 😥


Jika dia memang benar cinta Disa, seharusnya ia bisa menyampaikan keinginannya untuk melamar pada Disa terlebih dahulu dengan cara yang baik, sebelum datang ke rumahnya.


Ibaratnya, ada orang mau datang ke rumah untuk suatu keperluan, ya harus janjian dulu. 


Kalau tiba-tiba agresif gitu ya kaget juga ya. Huhu. Meskipun terkesan sudah ada rasa suka. Tapi ada baiknya sebelum melamar pastikan dulu rasa suka itu memang sudah disambut oleh tuan rumah. 


Kalau tiba-tiba datang melamar ya, duh... Hati yang trauma ya... bakalan kelimpungan dong. 


Menurutku ada dua hal yang jadi kesalahan dua orang ini. 


Pertama, Hadi yang terlalu terburu-buru meminta komitmen Disa dalam sebuah ikatan pernikahan. Sedangkan Disa belum siap, bahkan dia udah kasih kode lho kalau siapnya 1-2 tahun lagi. Artinya dia memang butuh waktu hingga dia siap dengan keputusannya. 


Kedua, Disa yang belum selesai dengan dirinya sendiri. 


Saat melihat Hadi datang ke rumahnya untuk menanyakan lamaran, hal itu serasa membangunkan monster yang ada di dalam jiwa Disa. 


Memang nggak salah suka sama orang, tapi pastikan dulu bahwa orang itu sudah selesai dengan dirinya sendiri, dengan masa lalunya, juga urusan dengan mantannya. 


Hmm... barulah kamu masuk dan bertanya apakah kamu bisa datang ke dalam hidupnya.


⭐⭐⭐


Cerpen Barna : Tragedi Kisah Cinta Segitiga yang Membawa Luka


Dalam cerpen "Barna", J.S. Khairen menyoroti perihal kisah cinta bertepuk sebelah tangan, yang tragisnya melibatkan kakak beradik yang memiliki hubungan tak harmonis.


Dalam cerpen berjudul Barna ini dikisahkan Kang Barna dulu adalah senior di SMA. Lalu, ia menyatakan cinta pada Mila, adik kelasnya. Tapi, tokoh "aku" merupakan adik kang Barna yang diam-diam suka dengan cewek incaran Kang Barna, justru menuliskan puisi dan ucapan cinta dalam buku catatan sekolah Mila


Setiap kali puisi itu singgah di buku catatan, hati Mila berbunga-bunga. Ia mengira puisi itu ditulis oleh Kang Barna. 


Sayangnya, Kang Barna benar-benar melamar Mila. Hal itu membuat kericuhan di antara kedua kakak beradik. Kang Barna disambit dengan parang oleh adiknya, hingga adiknya dihukum masuk penjara.


Selama dalam penjara, adiknya mendapat terapi dari psikiater, hingga akhirnya mereka saling jatuh cinta dan menikah. Lalu, sang adik hidup bahagia setelah menemukan tambatan hati yang dinanti. 


Suatu hari, sang adik datang ke rumah Kang Barna saat kondisi kakaknya sudah sakit parah. Ia pun melarikan ke rumah sakit, namun Kang Barna meninggal. 


Dalam diam, di pemakaman itu, Yuna istrinya justru memberikan ucapan yang membuat sosok "aku" ini terkejut. Kang Barna memberi semacam wasiat agar adiknya menikah dengan Mila. 


Anyway, saya mau bahas fenomena jatuh cinta yang melibatkan kakak beradik ini ya. Kang Barna bisa dibilang dominan. Inilah alasan tokoh "aku" ini nggak berani mengakui bahwa puisi yang ditulisnya adalah buah dari perasaannya selama ini. 


Ia lebih memilih diam dan mengakui bahwa puisi itu milik Kang Barna. Padahal kalau mau jujur bisa saja hal ini membawa perubahan dalam takdir Mila. Meskipun tidak sampai keduanya harus menikah. Setidaknya jujur untuk menyatakan perasaan lebih baik daripada mengakui bahwa tulisan itu milik orang lain. 


Berawal dari kesalahpahaman, namun diyakini sebagai kenyataan. Tokoh "aku" akhirnya memilih diam dan menyimpan perasaan itu. Sedangkan Mila makin jatuh cinta dengan Kang Barna.


Yang agak nggak masuk akal justru wasiat Kang Barna. Mungkin itu jadi salah satu akibat dari rasa bersalah yang masuk dalam pikirannya selama bertahun-tahun. Hmm... Apalagi Kang Barna udah dapat hukuman juga, sakit menahun yang tidak kunjung sembuh. 


Yang bikin terkejut justru karena kakak adik itu jatuh cinta pada orang yang sama, Mila. 


Saya jadi ingat kasus yang viral tempo hari di twitter soal pelakor yang ternyata adik kandung sendiri. 


Ada yang komentar tentang batasan privasi dan penggunaan barang pribadi, saya jadi berkesimpulan bahwa, 


"Kakak adik harus punya batasan privasi masing-masing. Jangan sampai kakak adik sering berbagi barang yang sama sampai tidak punya sekat pembatas mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan."


Ibaratnya gini : kakak adik yang tumbuh dengan batasan 'privasi' dan memiliki space sendiri akan membuat mereka mampu menyuarakan isi pikirannya dan juga protes jika ada batasan privasi yang dilanggar. 


Sejak kecil diajarkan tentang batasan privasi akan membuat kakak adik tahu mana sekat yang tak boleh diterabas. 


Jadi barang milikku ya barangku, bukan barang adikku. Meskipun jika ada pemberian, itu dengan kesepakatan dan ucapan. Jadi, ada serah terima gitu. 


Misal : kakaknya punya barang bagus, lalu adeknya minta. Kakaknya bisa ngasih dengan sukarela, tapi nggak harus selalu ngasih. Paham nggak maksudnya?


Intinya, meski kakak adik harus ada space sendiri untuk ranah privasi. Jadi nggak ada rebutan barang yang sama. Apalagi suka dengan orang yang sama. Ya, nggak lucu aja kalau suka sama orang yang sama. Kayak di dunia ini cuma dia seorang. Hadeeh 🙄


Tapi batasan ranah privasi ini bikin saya mikir, dalam beberapa hal emang harus diberi sekat, bukan berarti nggak percaya sama saudara sendiri ya. Tapi kita juga harus ngasih batasan apa yang boleh dilakukan dan tidak. Jadi ada rasa segan juga untuk tidak mengkhianati kepercayaan tersebut. Intinya ya diajarkan saling menghormati dari kecil. 


Tapi kalau kasusnya Kang Barna dia memang dari kecil suka semena-mena sama adiknya. Ya, mungkin ini juga yang bikin adiknya segan untuk mengakui jatuh cinta dengan Mila. Baru deh setelah ada rencana nikah, dia kayak kehilangan kendali diri karena bom atom dalam dirinya meledak. Makanya sampe bawa parang dan bikin kasus hingga dipenjara. 


Cerpen Barna ini bikin saya mikir tentang gimana ya hubungan darah yang bisa hilang begitu saja karena egois. Meski adiknya udah memaafkan dan udah lupa juga sama rasa sukanya dulu. 


Anyway, soal wasiat almarhum, sebetulnya dalam Islam nggak harus diwujudkan ya? Atau harus ya? 


Saya nggak tahu gimana hukumnya. Tapi kalau permintaannya aneh-aneh gitu dan malah bikin masalah baru, saya mikir nggak perlu dilakukan juga. Toh itu semacam permintaan karena terdorong rasa bersalah selama bertahun-tahun, dan muncul saat menjelang ajal. 


Ibaratnya orang mau mati tuh kadang kepikiran aneh-aneh karena ada sesuatu yang mengganjal di hatinya dan harus diungkapkan. Meskipun ungkapan itu nggak harus jadi wasiat yang terwujud.


Ya, balik lagi ke adiknya saja, apakah akan mewujudkan wasiat itu atau tidak. Tapi kalau nggak diwujudkan, apa Kang Barna bakalan jadi arwah gentayangan? Kayaknya nggak mungkin ya. Kan urusan dia di dunia juga sudah habis. Heuheu 😨 


Kalau menurutmu gimana? 🤔




⭐⭐⭐


Cerpen Bunga Rinai : Kala Cinta Membawa Sejuta Kenangan


Oiya, ada cerpen favorit yang jadi kunci dari buku ini. Judul cerpennya adalah Bunga Rinai. 


Bunga Rinai ini nama orang ya. Kalau di cerpen ini, bunga rinai disukai seorang teman sekelasnya. 


Sayangnya, teman ini malah curhat sama Kirana, sahabat Bunga. Jadilah mereka malah jadian, tapi backstreet. Jadi nggak ada yang tahu. 


Sampai suatu hari, Kirana ditembak Reza, akhirnya mereka jadian. Sampai Kirana tekdung dong sama Reza, padahal udah mau ujian akhir kelulusan. Duh.... Jadi keduanya dikeluarkan dari sekolah. 😢


Jadi gimana nasib Bunga Rinai? Dan kenapa membawa kenangan pahit saat hujan? 


Kalau diceritain bakal nggak seru dong ya, kan ini cerpen kunci. Jadi, baca aja buku ini ya~ 😛


Kesan saya baca Bunga Rinai tuh gimana ya, ada manisnya, ada pahitnya. Lebih banyak pahitnya kali ya. Ada kisah cinta yang nggak harus berakhir hingga bersama, bukan karena nggak saling cinta. Tapi ya memang sudah waktunya hanya sampai di situ saja. 


Jadi menurut saya, kisah Bunga Rinai ini bisa jadi pelajaran bahwa kalau suka orang ya bilang aja sama orangnya langsung. Nggak usah curhat ama sahabatnya. Ntar malah salah sasaran target lagi. Kan wasting time juga yaa~ 😅


Kesimpulan : 


Overall, buku kumcer ini bisa dinikmati dari mana saja. Boleh dari awal, atau mode acak. Nggak papa, it's okay.  Ada selipan puisi dan quotes juga lho. ❤️


Kalau menurut saya ada dua cerpen yang nyambung ceritanya, tapi ditaruh di tempat yang terpisah. Ini cerpen Murai Batu sama cerpen Stanford ya. 


Trus ada satu cerpen tentang Nusantara, nah anehnya cerpen ini nyempil sendiri, seolah beda tema dengan yang lainnya.


Jadi gimana? Apakah bukunya worth it? Kalau saya sih yes. 


Hmm... Cuma siapin aja hati seluas samudra soalnya penulisnya suka matiin tokoh-tokohnya. Jadi udah terlanjur suka sama karakter tokohnya, eh keburu mati atau ilang. Haha. 😅


Overall, 4,5/5 ⭐ dari saya untuk kumcer Rinduku Sederas Hujan Sore Itu karya J.S. Khairen. 


Selamat membaca ya! 😍


❤️❤️❤️


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com