Langsung ke konten utama

[Resensi Buku Komik] Juru Masak Para Maiko Volume 2 by Aiko Koyama

 



[Sinopsis Buku] Juru Masak Para Maiko Vol. 2 by Aiko Koyama : 


Kiyo, yang tidak menunjukkan bakat sama sekali terpaksa menyerah untuk menjadi Maiko. Tapi, kemampuan memasaknya memberi tempat baru baginya di Wisma Ichi, sebagai Juru Masak. Di sisi lain, Sumire sahabat Kiyo sejak kecil mulai menapaki jalan sebagai seorang maiko profesional. 


❤️❤️❤️


[Resensi Buku Komik] Juru Masak Para Maiko Vol. 2 by Aiko Koyama  : 


Komik Juru Masak Para Maiko karya Aiko Koyama ini terbit di Indonesia tahun 2019 hingga 9 volume. Komik yang saya baca kali ini adalah volume ke-2. Berkisah tentang perjuangan Kiyo dan Sumire dalam menggapai impian masing-masing untuk menjadi profesional di bidangnya.


Komik ini sudah diadaptasi menjadi series The Makanai yang tayang di aplikasi Netflix. Saya sudah pernah nonton episode 1, dan cukup takjub dengan bagaimana adaptasi komik ini terbilang sukses. Mirip dengan komiknya. Bahkan gambaran tokoh Kiyo dan Sumire pun sama persis. 





Kiyo digambarkan sebagai anak gadis yang ingin menjadi Maiko bersama Sumire, sahabatnya. Mereka berasal dari kota Aomori dan pindah ke Kyoto untuk belajar menjadi Maiko. 


Sayangnya, Kiyo tidak memiliki bakat menjadi Maiko. Hingga dia hampir saja dipulangkan ke rumah. Namun, ternyata bibi yang membantu memasak bahan makanan di wisma sedang sakit pinggang. Jadi, untuk sementara Kiyo yang memasak makanan di wisma. 


Tak disangka, makanan Kiyo sangat lezat. Jadi, Kiyo diangkat menjadi juru masak atau koki di sana. Karena Kiyo menjadi juru masak, maka ia tidak tinggal di kamar yang sama dengan Sumire. Ia pun tinggal di kamar bagian atas. 


Nah, dalam komik Juru Masak Para Maiko volume 2, Sumire yang akan diangkat menjadi Maiko pun mendapatkan nama baru. Setelah pengangkatan, nama baru Sumire adalah Momohana. 


Sejak diangkat menjadi Maiko yang baru alias debut, Sumire harus melakukan banyak hal. Ia mulai menggunakan mage atau konde Maiko yang menggunakan rambut asli. Selain itu, ia harus tidur menggunakan bantal kotak. 


Para maiko yang sedang menari


Btw, ini penjelasan tentang apa itu Maiko? 


Maiko (舞妓, [[|IPA]] /ˈmaɪkoʊ/ MY-koh, bahasa Jepang: [ma.iko]) adalah orang yang berpenampilan mirip geisha di Kyoto dan Jepang Barat. 

Pekerjaan mereka adalah mementaskan lagu, tarian, dan memainkan shamisen atau alat musik Jepang tradisional lainnya kepada para pengunjung pada ozashiki. 



 

Maiko biasanya berusia 15 sampai 20 tahun dan menjadi geisha setelah belajar cara menari tarian tradisional, memainkan shamisen, dan mempelajari Kyō-kotoba (dialek Kyoto), tanpa memandang asal mereka. 

Pada siang hari, seorang maiko berlatih seni-seni tradisional, seperti menari, menyanyi, dan bermain alat musik tradisional. Pada malam hari, mereka menunjukkan penampilan mereka di ochaya (rumah teh).

(Sumber : Wikipedia)



Ternyata, ada banyak aturan Maiko yang baru saya tahu dari komik ini. Misalnya saja, Maiko dilarang tampil dalam dandanan full makeup dan baju jika datang ke supermarket, meskipun untuk belanja makanan yang dibutuhkannya. 


Selain itu, mage atau konde Maiko juga tidak boleh dilepas. Hanya boleh dilepas saat hari libur, yaitu 1 hari dalam waktu 1 minggu. Di hari libur itu, rambut Maiko boleh diurai, keramas, dan dirapikan lagi.  


Ada juga aturan memakai baju kimono khusus Maiko yang sangat berat. Berat Kimono yang dipakai bisa mencapai 20 kg. Sehingga harus dibantu oleh pramuwisma / otokoshu. 


Pramuwisma atau otokoshu adalah pekerja yang membantu Geiko dan Meiko mengenakan kimono mereka. Karena itu keberadaan pramuwisma yang membantu mengenakan kimono yang bobotnya bisa mencapai 20 kg sangatlah penting.

 

Laki-laki yang tinggal di distrik tidak banyak jumlahnya. Penghuni laki-laki di distrik Puspa tidak banyak, tapi yang diizinkan memasuki wisma lebih sedikit lagi. 


Btw, Sumire ini badannya sangat ideal untuk jadi Maiko. Selain itu, ia juga sangat tekun berlatih. Jadi, bisa dibilang Sumire anak yang ambisius juga. Sejak kecil ia sudah tahu bahwa ia akan menjadi seorang Maiko yang sangat disegani. Karena itulah,  saat datang ke Kyoto, ia berlatih dengan lebih giat lagi.


Yang menarik dari komik ini, selama membaca chapter 9 sampai chapter 19, dikisahkan bagaimana kerja keras Kiyo menjadi juru masak. Ia harus bangun pagi untuk ke pasar dan mengantri membeli bahan makanan. Lalu, ia juga bangun lebih awal untuk mengolah makanan. Karena semua orang di wisma menunggu masakan Kiyo. 


Saat Sumire sudah debut menjadi Maiko, gadis itu juga membuat pesta penyambutan. Meski makanan yang disajikan adalah makanan dari restoran, namun Kiyo juga merasa kelelahan karena harus melayani berbagai permintaan yang masuk ke dapur. Baik mempersiapkan alat makan, membuat teh, dsb. 


Yang bikin komik ini menarik adalah pengetahuan tentang makanan khas Jepang yang disajikan dalam keseharian di wisma. Banyak makanan yang disebutkan penulis. Seperti gyoza, tonkatsu, fu yung hai, stew, puding, gelatine, dll. 





Aneka makanan Jepang dan keseharian para Maiko inilah yang menjadi nilai unik dalam komik Jepang ini. 


Saya rasa, Sumire bukan hanya menjadi gadis yang memesona karena kecerdasannya dan kemampuannya untuk belajar menjadi Maiko. Melainkan, bagaimana interaksinya dengan Kiyo tetap berjalan seperti sebelumnya. Benar-benar sahabat sejati. 😍


Banyak teman lain yang sudah mengganti nama Sumire menjadi nama Maiko yang sudah ditentukan ibu wisma. Namun, suatu kebahagiaan sendiri nama Suu tetap digunakan Kiyo, sahabat kecilnya. 


"Saya mohon supaya bisa lebih giat agar bisa menjalani keseharian yang disokong Kiyo dengan baik dan tidak mengecewakan."


Anyway, ada juga pengetahuan tentang Maiko yang dibahas di komik ini, yaitu obi separuh. 





"Separuh longgar adalah metode pengikatan obi bagi kandidat Maiko yang belum debut. Panjangnya setengah dari obi longgar Maiko, yang otomatis jadi pembeda seorang kandidat dengan Maiko."


"Seorang Maiko tidak punya ponsel. Karena itu, setiap selesai perjamuan, biasanya mereka meminjam telepon bilik teh untuk mengontak wisma di mana lokasi Maiko yang bersangkutan saat itu agar orang wisma bisa tahu."


Overall, rating buku : 4,5/5 🌟


Nah, kamu sudah baca komik Juru Masak Para Maiko Vol. 2 atau nonton adaptasi series The Makanai di Netflix? Share di komentar yaa ❤️






❤️❤️❤️


Biodata Buku : 


Judul buku : Juru  Masak Para Maiko Vol. 2

Judul asli : Maiko-san chi no Makanai-san Vol.2

Penulis : Aiko Koyama

Penerbit : Elex Media Komputindo

Terbit : 2019

Tebal : 166 hlm

ISBN : 978-623-00-0768-2

Harga : Rp 25.000


Komentar

  1. Sampe setua ini, aku masih belum fasih baca komik, mbak. Ya Allah malu-maluin, ya hehee
    Pelan-pelaan gitu baru bisa ngikutin alur kotak-kotaknya itu.
    Padahal seru, yaa baca komik ya

    BalasHapus
  2. Komik yang terakhir daku baca Doraemon sebelum pandemi hehe. Jadi kangen, soalnya seru baca sih karena detail ilustrasinya

    BalasHapus
  3. kudu nonton The Makanai nih, saya penasaran tentang maiko dan sisik meliknya
    serta pastinya adegan Kiyo masak, from zero to hero ya? ^^

    BalasHapus
  4. Saya lagi nonton nih The MAKANAI : Cooking for the Maiko House. Meski baru menyentuh episode 1, film ini sungguh menarik dari berbagai sisi. Terutama soal mengangkat budaya asli Jepang di bidang kuliner, keseharian masyarakat Jepang, busana tradisional dan adat istiadat. Baca ini saya jadi semangat untuk terus mengikuti serial drama ini.

    BalasHapus
  5. Saya jarang pisan baca komik sebab ceritanya kadang terlalu singkat jadi kurang memuaskan. Ditambah membaca balon dialognya suka membingungkan. Makanya belum ada komik yang benar-benar mengesankan sampai dengan hari ini.

    BalasHapus
  6. Aku sampai sekarang nggak bisa menikmati membaca komik mbak.
    Saya baca dari awal sampai akhir, nggak nemu penjelasan Maiko itu apa, profesi macam apa. Hihi... maaf kudet soal budaya Jepang nih saya

    BalasHapus
  7. Aduh bikin kangen ini baca komik. Udah lamaaaa banget aku gak baca. Dulu masa kuliah, aku sering banget. Sehari bisa sampe beberapa buku. Dulu hiburan satu-satunya ya baca komik begini. Kebetulan ada temen yang emang suka terusnya beli. Aku mah minjem aja dari dia. Hehehehe. Sekarang kalo kangen baca komik begini suka bingung. Baca di mana, ya? :D

    BalasHapus
  8. Kenapa orang Jepang memutuskan untuk menjadi Maiko ya..?
    Padahal konsekuensinya berat karena kudu full make up terus dengan mage yang gak boleh dilepas.
    Btw, kalau ke supermarket, berarti harus ganti baju santai kah, La?

    Sungguh menarik budaya Jepang ini.
    Masku beberapa kali menunjukkan sedang menonton pertunjukkan tari Jepang yang ditarikan oleh Geisha. Dan ini kalau gak kenal budayanya asa.....((maaf)) membosankan. HUhuhu, apalagi gak paham bahasanya ya..

    BalasHapus
  9. Awalnya saya juga bingung, Maiko itu apasih? Beruntung ada penjelasan di tengah artikel. hehehe...
    Membaca komik ini atau menonton tayangan nya yang ada di Netflix sepertinya kita akan mendapatkan banyak pengetahuan seputar seni dan budaya Jepang ya...

    BalasHapus
  10. dengar kata maiko, langsung ingat film memoirs of geisha, hehehe. seru juga yaa komiknya, membahas lebih dalam tentang para maiko ini

    BalasHapus
  11. bagiku yang belum mengenal bagaimana kebiasaan orang jepang kok ribet ya mbak, enggak boleh buka konde dan hanya boleh dibuka pas liburan itupun sekali dalam seminggu. TApi ada sisi positif juga, jadi belajar disiplin ya. Seru pasti baca komiknya langsung, apalgi bab juru masak

    BalasHapus
  12. Kemarin saat ke Gramedia saya sempat pegang-pegang komik ini tapi nggak jadi saya beli. Eh, ketemu resensi Mba di sini dan ternyata bagus trus nyesel kemarin gak beli, kan lebih baik nyesel beli daripada gak beli kan :-D Dari komik ini juga banyak sisi positif dan banyak informasi baru sih menurut saya. Dan nambah list untuk dinonton di Netflix: The Makanai ^^

    BalasHapus
  13. Wihhh.. Ngeri banget maiko disuruh pake baju yang beratnya 20 kg. OMG.. Nggak kuat. Untung aku bukan Maiko. Haha

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Kado Terbaik - J.S. Khairen

Judul buku : Kado Terbaik Penulis : J. S. Khairen Penerbit : Grasindo Terbit : Cetakan pertama, 2022 Tebal : 260 halaman  ISBN : 978-602-0529-332 Genre : novel remaja Rating : 5 🌟 Harga buku : Rp 89.000 Download Ebook Kado Terbaik J.S. Khairen di aplikasi Gramedia Digital Beli buku di Gramedia.com atau Shopee ❤❤❤