Langsung ke konten utama

Resensi Buku Chasing The Blue Flames by Saufina

 


❤️ Novel Chasing The Blue Flames 

Baca di @gramediadigital #BacaBukuDigital 


Judul Buku : Chasing The Blue Flames

Penulis Buku : Saufina

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Terbit: Agustus 2022

Tebal: 304 halaman

ISBN: 9786020664538

Rating : 4,5/5 🌟




❤️❤️❤️


Blurb Novel Chasing The Blue Flames by Saufina : 


Dalu 'Lulu' Aksara Latif sadar, dia dan damar tidak seharusnya menjalin hubungan. Harus siap jika hubungan mereka berakhir karena alasan yang sudah sama-sama mereka ketahui. Namun, apakah pernah ada kata 'siap' untuk berpisah dengan seseorang yang dicintai?


Andai waktu bisa kembali diputar, Lulu ingin kembali ke masa lalunya. Ia akan berusaha sekuat tenaga untuk mengubah jalan takdir dan tak membiarkan Damar masuk dalam cerita kehidupannya. Atau... sekadar menghapus segala kenangan tentang Damar di ingatannya.


Tetapi, bagaimana jika keinginannya itu benar-benar terjadi? Bagaimana jika Lulu benar-benar punya kesempatan memilih ulang takdirnya? Apakah ia akan menemukan jawaban yang ia cari, atau justru terjebak dalam kesalahan yang sama?



❤️❤️❤️


✅️ Sinopsis Buku Chasing The Blue Flames by Saufina : 


Dalu (Lulu) jatuh cinta dengan Damar saat kuliah di kampus yang sama. Meski sudah tahu ada jurang yang memisahkan karena keduanya beda agama, namun Lulu tetap bertahan pacaran dengan Damar hingga 5 tahun. 


Suatu hari, Lulu patah hati karena Damar memutuskan tak akan menjalin hubungan lagi. Kisah cinta selama 5 tahun kandas begitu saja, menyisakan duka yang mendalam. 


"Tapi, Lu, sedih-sedih yang lo rasain sekarang sifatnya sementara. Masa lo mau ngerusak semuanya gara-gara sesuatu yang nggak kekal?" (Halaman 13)




Saat Lulu sedang berlibur ke Kawah Ijen untuk melihat blue flames (api biru), Lulu malah terjatuh hingga mengalami koma. 


Selama 19 hari, Lulu tak sadarkan diri hingga membuatnya mengalami pengalaman spiritual. Lulu merasakan time travel untuk pertama kalinya. 


Lulu berubah menjadi anak kuliah lagi, di umur 19 tahun, saat ia pertama kali bertemu Damar. Ia juga merasakan pengalaman aneh karena kuliah lagi selama 3 bulan dalam rentang waktu 19 hari.


Di saat itulah ia sadar bahwa takdir yang ia perjuangkan agar bisa kembali bersama Damar ternyata tak akan kunjung berubah. 


Tapi, mengapa Lulu mengalami time travel, dan kenapa ia tetap merasa seolah ia berpindah tempat saat mengalami koma? 


Baca kisah Lulu di novel Chasing The Blue Flames ini ya!


Kawah Ijen di Banyuwangi

❤️❤️❤️


Review Buku Chasing The Blue Flames by Saufina : 


Baca novel Chasing The Blue Flames serasa diajak menyelami kehidupan para tokohnya. Penulis menggunakan sudut pandang POV 1 dengan beberapa karakter yang berbeda. Tapi tetap bikin penasaran sampe akhir. 


Bab awal sampe pertengahan buku masih sedikit boring karena rasanya kayak ngulang kuliah, sedangkan Lulu aslinya udah kerja. Jadi, pas pertengahan sampai akhir baru terasa gregetnya. 


Apa yang dialami Lulu semacam time travel ini masih menyisakan tanda tanya buat orang awam sepertiku. 


Aku jadi bertanya-tanya, kenapa Lulu bisa merasakan jiwanya berpindah ke tahun di mana dia ketemu Damar pertama kali. Jadi merasa mistis ga sih? Haha. 


Tapi setelah kusearching di Google, blue flames emang dikaitkan dengan spiritual awakening gitu. Kayak kebangkitan spiritual dan adanya transformasi hidup. 


Blue flames diidentikkan dengan energi yang mengalir. Setelah sebelumnya stagnan (Lulu patah hati dan sempat stuck sama Damar), akhirnya dia dapat jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang selama ini ia pertanyakan. Kenapa begini kenapa begitu. Kenapa harus kenal dengan si A, B, dll. 


Apakah takdir bisa berubah? Nyatanya, enggak. Sama sekali nggak ada yang berubah. Justru pengalaman time travel Lulu ini menjawab pertanyaannya selama ini bahwa takdir akan tetap sama, karena kita nggak bisa mengubah alur cerita yang digariskan Tuhan. 


"Takdir nggak cuma tentang bersukacita atas pertemuan, tapi menerima bahwa perpisahan merupakan kepastian yang nggak bisa manusia ubah." (hlm. 210)



"Seseram-seramnya keadaan yang berubah, nggak bakalan lebih mengerikan daripada harus stuck di keadaan yang bikin kita nggak nyaman. Kita sendiri tahu manusia punya batas kontrol yang nggak bisa dipaksain. Kalau udah nggak memungkinkan, lebih baik pindah." (Halaman 185)


Skenario "what if" yang ada di kepala Lulu selama ini terjawab. 


Para tokohnya bertumbuh jadi lebih baik. Lulu yang merasakan time travel pun jadi lebih bijak memaknai hidupnya selama ini. 


Proses Lulu untuk sembuh dari koma dan lumpuh juga tergambar dengan detail. Jadi kebayang gimana jatuh bangunnya Lulu selama terapi biar cepet pulih. 🥲


Yang menarik, penulis menyisipkan pesan bahwa masa depan masihlah misteri, jadi jangan sampai kita merasa terlalu khawatir dan takut untuk menjalaninya. Ya, tinggal jalani aja. 



"Menurutku, salah satu alasan kita susah merelakan mantan karena ada penyesalan yang nggak disadari. Coba deh dipikir-pikir lagi, trus direlain pelan-pelan."


Lalu, proses move on setiap orang juga berbeda. Meskipun cowok nggak ekspresif seperti cewek, bukan berarti mereka nggak galau. Ya, galau juga tuh. Cuma nggak keliatan aja mewek-meweknya. 🤣


Di novel ini ada karakter yang kusuka. Mbak Wimar nih seru banget anaknya. Lulu kayak nemu sohib kentel buat tek-tokan banyak hal dengan mba Wimar. Apalagi pas bagian curhat soal temennya yang move on pake jalur bucinin idol K-pop. Aslik, lawak banget 🤣  


Lhaaa iyaa sih, temennya bisa sembuh dari bucin dan bisa move on dari mantan, tapi langsung miskin mendadak gegara Kpop-an. Wkwk





Btw, sampe ending penulis nggak ngasih closure soal pendapatnya tentang pacaran beda agama sih. Kayak... ya udah biarin aja. 


Awal-awal kupikir penulis bakalan bilang dengan tegas soal pisah karena beda agama dan gampang move on-nya. Ternyata malah karakter Lulu dan Damar dibikin bucin level dewa. Wkwk. Asli ya, kenapa karakternya begini banget. Mesakke, tapi yo kepiyee. Untung tuh anak akhirnya sadar. 😅


Overall, rating buku : 4,5 🌟 untuk novel Chasing The Blue Flames ini. 


Btw, kamu bisa baca ebooknya di Gramedia Digital. Happy reading! ❤️




❤️❤️❤️


Kutipan Buku Chasing The Blue Flames


"Moving on doesn't mean we will never miss them ever again. Tapi, kangen yang kumaksud tuh kangen yang nggak bikin perasaanmu berat."




"Bagaimanapun, masa lalu membentuk kita hari ini. Jadi cukup ingat bagian baik-baiknya aja. Katanya, kenangan baik bakal datang pas kita Tagi bener-bener butuh." (hlm. 225)





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Kado Terbaik - J.S. Khairen

Judul buku : Kado Terbaik Penulis : J. S. Khairen Penerbit : Grasindo Terbit : Cetakan pertama, 2022 Tebal : 260 halaman  ISBN : 978-602-0529-332 Genre : novel remaja Rating : 5 🌟 Harga buku : Rp 89.000 Download Ebook Kado Terbaik J.S. Khairen di aplikasi Gramedia Digital Beli buku di Gramedia.com atau Shopee ❤❤❤