Langsung ke konten utama

Resensi Buku Terjebak Hustle Culture by Jennifer Elim Santoso


Judul : Terjebak Hustle Culture

Penulis : Jennifer Elim Santoso

Penerbit : Elex Media

Terbit : 2024

Tebal : 244 halaman

Rating : 4/5 🌟

Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital 


❤️❤️❤️


Resensi Buku Terjebak Hustle Culture by Jennifer Elim Santoso 


Budaya hustle culture alias gila kerja mulai ramai dibahas sejak tahun 2020 an. Ya, pas awal covid kali ya. Soalnya orang-orang udah mulai melek financial. 


Banyak orang yang butuh duit tambahan buat memenuhi kebutuhan. Efeknya, dia jadi milih ambil berbagai kerjaan dengan risiko kurang istirahat.


Aku malah denger istilah hustle culture ini dari influencer keuangan. Aku nggak usah sebut nama ya. Pasti ada yang tahu orangnya. Hehe 😁


Apa sih yang bikin orang jadi gila kerja secara berlebihan?


Yaaa butuh duit. As simple as that


Tapi tanpa ngasih batasan kerjaan mana yang harus diambil, mana yang nggak, kita jadi berlebihan kerja. Bahkan nggak segan untuk ambil jatah istirahat. Padahal, tubuh juga butuh istirahat. Nggak diforsir dong, sayang. Kasian badannya. 😭


Aku jadi inget admin brand yang suka kirim email kerjaan di jam kunti. 😭 Nah, ini ternyata bukan klien dalam negeri aja lho. Hehe. 


Admin yang orang China juga pernah email aku di jam malam, di mana harusnya weekend udah nggak ngurus kerjaan. Wkwk. Asli kaget. Kirain di China sana nggak ada hustle culture. 😅


Aku jadi inget, aku pernah juga masih ngurus kerjaan. Harus post artikel saat itu juga. Wkwk. Padahal posisi lagi naik kereta api, lagi di mobil bak terbuka pas mau muncak ke gunung Semeru. Untung masih nemu sinyal internet.


Astaga. Sampe kepikiran kerjaan harus kelar saat itu juga. Untungnya mobilnya berhenti di depan klinik. Sementara nunggu temen lain kelar check kesehatan buat dapat surat ijin mendaki. Aku malah ngoprek artikel. wkwk. Lumayanlah kelarin tugas 30 menitan. 🤣


Kalau di buku ini  penulis bahas kenapa dia pengin bilang hustle culture itu nggak bagus. Ya karena segala hal yang berlebihan itu nggak baik. Termasuk urusan pekerjaan. Meskipun awalnya mungkin kerjaan nggak banyak, tapi lama-lama numpuk dan bisa menjadi penyebab burn out.


Di Indonesia, total jam kerja itu sekitar 40 jam/minggu, dari Senin-Jumat. Tapi kadang ada aja karyawan yang masi ngurus kerjaan di weekend atau di luar jam kantor.


Kalau di Denmark dan Norwegia beda lagi. Di sana harus menjalankan work life balance. Waktunya istirahat yaaa... istirahat.


Aku jadi inget lagi ada klien dari luar yang ngasih task dengan deadline yang lama. 2 bulan cuy. Biasanya kalau di dalam negeri, dikasih waktu 3-7 hari udah harus kelar. Wkwk. Udah kek Roro Jonggrang ajaa. Mana feenya beda jauuhh pulaa 😂


Sebenarnya apa yang bikin hustle culture ini menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan? 


Well...  hustle culture bikin kita nggak bisa ngerjain hal lainnya selain mikirin urusan kerjaan. Padahal kita juga butuh 'hidup'. Di luar urusan kantor yaa. Hehe


Rutinitas sehari-hari hanya penuh dengan bekerja. Sehingga kesehatan mental lama kelamaan akan terganggu. (hlm. 17)


Hidup juga menjadi kurang bermakna karena tidak melakukan apapun di luar lingkup kerjaan. Kehidupan yang kurang bermakna ini akan mempengaruhi tingkat kebahagiaan seseorang pula. (hlm. 17)


Btw, aku baru tahu ada istilah toxic productivity dari buku Terjebak Hustle Culture ini. 


Toxic productivity merupakan pola pikir bahwa kita harus melakukan sesuatu di setiap saat. (Hlm 21)


Jadi kayak nggak ada waktu buat jeda sejenak. Rasanya pengin kerja, kerja, dan kerja teroos. 


Lohh emang nggak boleh produktif?


Yaa, boleh... tapi jangan berlebihan.


Ciri-ciri Toxic Productivity : 


1. Merasa gagal kalau nggak produktif

2. Menilai diri berdasarkan hal yang belum dikerjakan

3. Mengutamakan pekerjaan di atas segalanya

4. Kurang istirahat, jam kerja berlebih

5. Melewatkan jam makan

6. Mengabaikan hubungan personal

7. Selalu multitasking


3 Tipe Toxic Produktivity : 


1. Efficiency obsessive (terobsesi dengan detail, bukan gambaran besar)

2. Selfish productive (terlalu fokus ke diri sendiri/egois)

3. Quantity obsessed (makin produktif, maka lrbih banyak hasil)


Kamu yang mana nih?


Banyak efek buruk dari kerja berlebihan dalam hustle culture : 


1. Burnout

2. Kesehatan menurun

3. Kurang tidur

4. Perasaan tidak berharga

5. Perasaan tertekan dan mudah tersinggung

6. Sulit melepaskan diri dari pekerjaan


Cara untuk keluar dari hustle culture ada beberapa hal yang harus dikerjakan : 


1. Set goal yang realistis

2. Mindfullness

3. Kurangi overthinking dan perfeksionis

4. Tentukan skala prioritas

5. Latihan pernafasan

6. Komunikasikan batasan

7. Say No

8. Self love

9. Fleksibel


Menurutku bukunya udah lengkap banget. Mulai dari bahas asal usul hustle culture, kenapa bisa burnout, cara mengatasi burnout, bahas toxic productivity, dll. Sampai penulis juga kasih gambaran dirinya juga mengalami masa sulit akibat terjebak hustle culture ini. Bahasanya oke kok, santai aja~ 😍 


So, buat kamu yang tertarik, silakan baca ebooknya di Gramedia Digital. 


Selamat membaca yaaa~ ❤️


Rating buku : 4/5 🌟


#NgabubureadChallenge

#LebihDekat #BerkaryaDalamDenyutZaman


❤️❤️❤️


Sinopsis Buku Terjebak Hustle Culture by Jennifer Elim Santoso : 


Berlari tanpa henti itu capai .

Mengejar sesuatu tanpa ujung itu melelahkan.

Berhenti sejenak, yuk?


Hustle culture itu ibarat mengikuti sebuah perlombaan berlari yang tidak ada garis finish-nya. Kita akan terus berlari untuk mengejar ekspektasi yang tak berujung. 


Semua orang berlomba-lomba menjadi Si Paling Sibuk karena standar masyarakat yang menganggap bahwa kesuksesan hanya bisa dicapai dengan mendedikasikan hidup sepenuhnya untuk pekerjaan.


Prioritas utama adalah bekerja, bekerja, dan bekerja. Pekerjaan menempati tahta paling atas, melebihi dari kesehatan, keluarga, teman, bahkan kebahagiaan diri sendiri. 


Yang membuat berbahaya, orang zaman sekarang justru memuja kultur hustle ini. 


Seakan-akan orang yang memiliki budaya gila kerja adalah orang yang sukses dan patut dijadikan teladan bagi orang lain. Padahal hustle culture memiliki BANYAK dampak buruk bagi diri kita sendiri.


Namun apa yang harus dilakukan apabila sudah terlanjur terjebak dalam hustle culture? 


Buku ini ditulis untuk kamu yang sedang terperangkap di lingkaran setan bernama hustle culture. 


Mari kita kupas tuntas tentang hustle culture, mulai dari asal-usulnya hingga cara konkret untuk bebas dari kultur gila kerja.


Jadi, siapkah kamu untuk lepas dari hustle culture dan membangun hidup yang lebih bermakna?


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Kado Terbaik - J.S. Khairen

Judul buku : Kado Terbaik Penulis : J. S. Khairen Penerbit : Grasindo Terbit : Cetakan pertama, 2022 Tebal : 260 halaman  ISBN : 978-602-0529-332 Genre : novel remaja Rating : 5 🌟 Harga buku : Rp 89.000 Download Ebook Kado Terbaik J.S. Khairen di aplikasi Gramedia Digital Beli buku di Gramedia.com atau Shopee ❤❤❤