Judul : Cireng Forever
Penulis : Haris F. Hirawling & Funny Team
Penerbit : de Teens
Tebal : 232 halaman
ISBN : 9786022790532
Terbit : September 2013
Rating : 3/5
Rating : 3/5
Sinopsis Buku:
"Astaghfirullah..., Bapak?!" pekik Tajudin kaget.
"Pak, ngapain nangkring di atas tower? Bapak mau coba ilmu kanuragan baru?"
Mendengar ada yang memanggilnya, Pak Solar melongok ke bawah. Dilihatnya Tajudin dengan wajah cemas seperti menahan pipis sedang melihat ke arahnya.
"Pak Solar, turun, Pak. Ini saya bawakan springbed, Bapak loncat saja!"
"Iya Pak, saya juga bawa tenda biru. Nanti kita nyanyi bareng Mpok Desi Ratnasari."
Para tetangga tampak saling bersahutan membujuk Pak Solar agar turun. Tetapi, Pak Solar malah asyik makan ciplukan di atas tower.
***
Novel komedi cinta ini menceritakan jatuh bangun Tajudin dan ayahnya, Pak Solar, dalam berwirausaha. Diwarnai dengan drama asmara antara Tajudin, Nadia, dan Hannah.
Resensi Buku :
Novel komedi yang ditulis oleh Haris dan Funny Team ini merupakan novel kedua yang saya baca setelah Date Note. Seperti khasnya selama ini, Haris memberi komedi yang berbeda dengan yang selama ini saya lihat di tv. Pemilihan diksi yang pas membuat celetukan dan narasinya bikin nyengir, meski di novel ditulis tanpa kata-kata "haha hihi". Ada pesan yang ingin disampaikan selain menghibur pembacanya, yaitu: menyisipkan strategi bisnis bagi pemula, mengajarkan pentingnya sekolah, kerja keras, trus... juga memberi pemahaman tentang konsekuensi yang dialami oleh orang yang percaya paranormal(ada di halaman 20).
Pas Solar yang kena PHK, kehabisan uang pesangon karena ia salah strategi dalam menjalankan usahanya. Pertama pak Solar membuka kios jualan bensin ecer, sayang tempatnya tak strategis, malah dekat dengan SPBU. Jadilah ia merugi, dan uangnya habis. Setelah itu ia mengalami gejala depresi karena kehabisan uang, pak Solar malah naik tower. Kebayang kan gimana stressnya pak Solar? malah pak Solar sempet pelihara ayam , sampe dikira beneran stress karena curhat sama ayam :D
Tajudin, anak Pak Solar, akhirnya jadi nyari kerjaan sambilan karena uang bapaknya udah abis. Dia milih kerja jadi tukang cuci motor setiap pagi dan sore hari. Setelah itu, karena satu dan lain hal, Tajudin ganti profesi berkali-kali. Akhirnya, dia pun sepakat jualan cireng. Gimana hasil jualan Tajudin dan Pak Solar? Bisakah membuat keluarga mereka kembali menikmati kehidupan yang berkecukupan? Di novel ini juga ada kisah cinta antara Tajudin, Nadia dan Hannah. Baca aja sampai selesai, nanti pasti senyum-senyum sendiri liat tingkah Tajudin. :D
Beberapa kisah di novel ini merupakan refleksi dari kejadian yang kita lihat sehari-hari. Seperti fenomena sinetron Bidadari, jinny oh jinny yang dulu pernah booming di tahun 90 an. Trus, juga ada fenomena mama minta pulsa, demo buruh, dan penggunaan twitter untuk sarana promosi, dll. Penulis mampu membidik segmen pembaca remaja dengan baik, meski ada satu adegan yang tidak saya suka di halaman 25 pas bu Asri nanyain tentang siap ga-nya anak-anak nerima info dari dia, saya rada keselek waktu baca ini.
"Kenapa wali kelas gue bisa centil begini, sih? Gue nggak heran, kalau abis ini, dia naik ke atas meja, terus nanya ke murid-muridnya, "Udah siap digoyaaaaang?" Persis penyanyi dangdut di hajatan sunat anak pak lurah. "
Masalahnya adalah segmen yang ingin dibidik oleh buku ini adalah remaja. Kalo ada ledekan seperti ini jadinya agak gimana gitu menurutku, kurang sopan.
Tapi, secara keseluruhan, saya suka buku ini. Saya malah ngebayangin kalo suatu saat nanti buku ini disinetronkan, mungkin bakal keren kali ya. Bisa jadi salah satu pilihan komedi yang menyegarkan seperti Sketsa. :D Overall, 3 bintang untuk buku ini.
Pas Solar yang kena PHK, kehabisan uang pesangon karena ia salah strategi dalam menjalankan usahanya. Pertama pak Solar membuka kios jualan bensin ecer, sayang tempatnya tak strategis, malah dekat dengan SPBU. Jadilah ia merugi, dan uangnya habis. Setelah itu ia mengalami gejala depresi karena kehabisan uang, pak Solar malah naik tower. Kebayang kan gimana stressnya pak Solar? malah pak Solar sempet pelihara ayam , sampe dikira beneran stress karena curhat sama ayam :D
Tajudin, anak Pak Solar, akhirnya jadi nyari kerjaan sambilan karena uang bapaknya udah abis. Dia milih kerja jadi tukang cuci motor setiap pagi dan sore hari. Setelah itu, karena satu dan lain hal, Tajudin ganti profesi berkali-kali. Akhirnya, dia pun sepakat jualan cireng. Gimana hasil jualan Tajudin dan Pak Solar? Bisakah membuat keluarga mereka kembali menikmati kehidupan yang berkecukupan? Di novel ini juga ada kisah cinta antara Tajudin, Nadia dan Hannah. Baca aja sampai selesai, nanti pasti senyum-senyum sendiri liat tingkah Tajudin. :D
Beberapa kisah di novel ini merupakan refleksi dari kejadian yang kita lihat sehari-hari. Seperti fenomena sinetron Bidadari, jinny oh jinny yang dulu pernah booming di tahun 90 an. Trus, juga ada fenomena mama minta pulsa, demo buruh, dan penggunaan twitter untuk sarana promosi, dll. Penulis mampu membidik segmen pembaca remaja dengan baik, meski ada satu adegan yang tidak saya suka di halaman 25 pas bu Asri nanyain tentang siap ga-nya anak-anak nerima info dari dia, saya rada keselek waktu baca ini.
"Kenapa wali kelas gue bisa centil begini, sih? Gue nggak heran, kalau abis ini, dia naik ke atas meja, terus nanya ke murid-muridnya, "Udah siap digoyaaaaang?" Persis penyanyi dangdut di hajatan sunat anak pak lurah. "
Masalahnya adalah segmen yang ingin dibidik oleh buku ini adalah remaja. Kalo ada ledekan seperti ini jadinya agak gimana gitu menurutku, kurang sopan.
Tapi, secara keseluruhan, saya suka buku ini. Saya malah ngebayangin kalo suatu saat nanti buku ini disinetronkan, mungkin bakal keren kali ya. Bisa jadi salah satu pilihan komedi yang menyegarkan seperti Sketsa. :D Overall, 3 bintang untuk buku ini.
Berarti cireng itu salah satu judulnya ya mbak, aih keren deskripsinya,,,, sepertinya mbak ila juga pandai memilah kata, buktinya itu memakai kata "haha-hihi" yang bisa jadi menggunakan kata baku lainnya. hehhehe
BalasHapuscireng itu cerita intinya, baca aja biar tau, mba :))
Hapuskalo kita becanda sama temen kan biasanya ada kata haha atau hihi, di buku ini ga ada diganti dengan diksi yang bikin pembaca nyengir kalo ngebayangin adegannya. kayak sketsa di tv itu. kalo udah pernah baca buku haris pasti tau model tulisannya kayak gimana.
cireeeng, aku sukaa cireng *salahfokus* :p
BalasHapussama dong, ran :D *toss dulu*
Hapusaku udah baca date note. doi jadi salah satu buku favoritku karena bisa bikin aku ngikik sendiri :D
BalasHapuskenapa malah bahas date note? sadar wen, sadar -_-
*kena gampar*
iyaa, date note juga aku suka! :D biasanya baca tulisan Haris di note fb dulu. Yang ini udah dibukuin. Ada lagi yang lain sih, cuma di sini belum masuk toko buku
Hapus