Persona Non Grata |
Judul Buku : Persona Non Grata
Penulis : Riawani Elyta
Tebal : 254 halaman
Terbit : Desember 2011
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Resensi Buku :
Dean Pramudya, The Prince. Tampan, berotak brilian, pewaris tahta kerajaan bisnis sang ayahanda. Posisi nan gilang-gemilang itu semestinya membuat dia berada di pucuk kemegahan. Jika akhirnya dia memilih meninggalkan jalan ‘lurus’, dan berselancar di dunia kejahatan kerah putih, kira-kira separah apakah sakit hati yang melandasi pilihan nekadnya?.
Cream Crackers, jaringan yang mengandalkan otak-otak encer para anggotanya, telah membuat aparat kelimpungan. Tanpa ampun mereka membajak rekening-rekening para milyader, mulai dari pembuatan kartu kredit palsu, pembobolan ATM, hingga menyelusup ke sistem internet-banking.
Dean adalah seorang pemberontak karena tak ingin tunduk pada ayahnya. Naif memang mencari jati diri dengan merusak diri sendiri, bahkan mencari cara agar hidup tak terasa monoton. Tapi, bagi sebagian orang, hidup yang terasa didominasi oleh orang lain itu memang tak enak, apalagi bagi Dean yang harus hidup dibawah bayang-bayang ayahnya.
Bagi Dean, hidup dari uang hasil ngecrack terasa lebih menyenangkan. Adrenalinnya terpacu setiap kali dia menemukan "hamster", calon data yang akan diolah menjadi data untuk membobol suatu situs. Beberapa kali Dean memalsukan kartu kredit yang biasa digunakan di pusat perbelanjaan. Dia dibantu oleh Ioran, anak CC yang paling ambisius. Ioran selalu ingin mengalahkan Dean, dia berusaha membobol sistem keamanan yang dibuat Dean. Sampai akhirnya, Ioran pun dilibatkan untuk project besar dengan "hamster besar". Di situlah dia baru tahu bahwa kemampuan Dean tak main-main.
"Elo adalah kiddies yang paling ambisius. Tapi sisi positifnya, you are a fast learner." (halaman 51)
Sarah dan Dean bertemu di Batam. Kedua saling jauh cinta. Namun akhirnya Dean pergi ke Jakarta dan Sarah yang seharusnya dilepaskan oleh mucikarinya, malah dikejar lagi hingga dia tak bisa sebebas ketika Dean ada bersamanya. Sarah kabur dan tinggal di sebuah ruli (rumah liar), btw, saya baru tau istilah ruli ini. :D Dari ruli ini, dia bertemu dengan Awang, anak kecil yang tahu bahwa Sarah tak gila, karena Sarah justru janji padanya untuk mengajarinya membaca. Selama ini Sarah dikira gila karena dia seperti orang ling-lung dan lebih banyak diam.
Dari ruli, Sarah kabur dan ditemukan oleh Lutfi dan dibawa ke Yayasan Pelita, yayasan yang menangani korban AIDS. Di sini Sarah mulai memperbaiki dirinya. Namun, ada seorang yang mengira Sarah adalah putrinya yang hilang.
"Hanya shalat yang menjadi penghubung terbesarku dengan pemilik kasih sayang yang maha sempurna. Dan betapa kusyukuri bahwa Dia masih memelihara ikatan itu dalam relung batinku yang telah sekian lama terendam dalam terowongan gelap. "(halaman 273)
Masalah lain pun muncul ketika Dean kabur setelah dia berhasil membobol data "hamster besar" yang dia dapatkan, setelah itu dia berniat kabur dengan Sarah, namun ternyata polisi sudah mengincar dirinya. Bagaimana nasib Dean selanjutnya? Apakah Sarah benar anak perempuan itu?
***
Ini pertama kalinya saya membaca novel triller yang ditulis mbak Riawani Elyta. Sebelumnya saya lebih sering membaca novelnya yang romance. Btw, selama membaca novel ini, saya dibuat takjub dengan ide ceritanya. Karena jalan ceritanya yang ga mudah ditebak dan suspense di sana sini membuat saya gregetan dengan karakter tokohnya. Karakter Dean, sang Prince yang misterius ditambah dengan kehadiran Sarah sebagai perempuan yang membawanya pada masalah terasa kompleks. Di satu sisi, keduanya menyimpan sisi kelam masing-masing, namun saling merasa membutuhkan. Di sisi lain, kelemahan salah satu pihak akan membuat pihak satunya menjadi incaran polisi.
Tema tentang Cracker memang pernah saya dengar dari seorang teman, dia juga hobi ngecrack. Awal-awalnya seperti Cream Cracker yang berawal dari iseng saja, akhirnya benar-benar membobol data di sebuah situs penting. Kebayang kan berapa uang yang bisa dihasilkan? Hanya akhirnya dia takut juga buat melanjutkan, dan tobat deh sekarang.
Kemudian tema AIDS memang selama ini jarang diangkat ke sebuah buku. Apalagi AIDS memang mematikan, sehingga para pasien yang mendapat penyakit ini dijauhi dari lingkungannya. Masyarakat tak mau tahu dari mana datangnya penyakit itu. Apa dari sebuah kebiasaan gonta-ganti pasangan, atau karena tertular saja. Butuh kelegaan hati, ikhlas bagi pasien yang mengalami hal ini bukan karena dia yang melakukan free seks, justru karena terjangkiti dari pasangan halalnya. Ah, dunia. Memang susah untuk menebak ke mana arah takdir akan membawa kita. Sarah salah satu korban yang kena penyakit AIDS.
Novel ini sudah direpublish dengan mengganti judulnya menjadi "Jasmine". Saya tak tahu adakah perubahan atau tidak. Karena di novel ini saya masih menemukan kesalahan eyd, semisal :
- memperhatikan seharusnya "memerhatikan" (halaman 75),
- mesjid seharusnya "masjid"(halaman 73),
- dimana seharusnya "di mana" (halaman 77)
- satupun seharusnya "satu pun" (halaman 269)
Dan ada beberapa kalimat yang masih panjang hampir satu paragraf sendiri, kurang efektif bila dibaca.
Sesuai dengan judulnya, Persona Non Grata yang artinya "Yang terbuang", penulis membidik tema tentang orang-orang yang terbuang. Yang tidak diinginkan di masyarakat, yang berasa terkucil, yang mengalami banyak masalah dalam hidupnya. Orang-orang yang terbuang, bagaimana mereka bisa survive dan menjalani kehidupan pilihannya. Dan bagaimana akhirnya hidayah mampu membuat perubahan dalam hidupnya. Temukan jawabannya di novel ini. Must read book! Recommended! ;)
Makasih Ilaa, very nice review, saya juga lupa nih udah diperbaiki belum ya di Jasmine *plak* :D
BalasHapus