Istoria da Paz ~ Perempuan dalam Perjalanan |
Penulis : Okke 'Sepatumerah'
Tebal : 208 halaman
Terbit : 2008
Penerbit : Gagasmedia
ISBN : 979-780-207-8
Rating : 4/5
Resensi Buku :
“Masyarakat belum bisa terima perbedaan
nilai. Berhubung yang umum dalam masyarakat adalah menikah, maka buat orang
yang belum menikah, atau bahkan memutuskan untuk tidak menikah, akan dianggap
aneh. Maka beramai-ramailah mereka memercayai bahwa mereka normal jika menikah.”
(Arimbi)
Damai Priscilla -seorang editor Penerbit Codex-
habis patah hati dikhianati kekasihnya –Enrico (Jambrong), yang selingkuh
dengan Arimbi penulis yang ditanganinya. Arimbi penulis yang antimainstream,
arogan, moody dan berlidah silet ini tak pernah setuju dengan pernikahan. Jambrong
pun ternyata memiliki pemikiran yang
serupa, menilai kenyamanan yang dibuatnya dengan Damai selama bertahun-tahun
bukanlah hal yang tepat untuknya. Dia tak ingin membahas tentang pernikahan,
meski Damai sering mengungkitnya.
“Kenyamanan
ini membuat kita berhenti mencari, padahal proses pencarian itu belum selesai.”
(Enrico)
Kebayang rasanya jadi Damai? Serasa
dunianya jatuh, apalagi selama 28 tahun memang dia tak pernah menemukan rasa
nyaman yang seharusnya dia dapatkan dari seorang ayah. Sejak ibunya meninggal
pasca melahirkannya, ayahnya menyerahkan anak itu agar diurus pembantu rumah
tangganya yang setia. Sejak itu Damai jadi benci pada ayahnya. Saat patah hati
itulah, Damai berusaha bunuh diri. Sayangnya, Julia, teman kantornya keburu
menemukan dan memberinya nasihat.
Di kantor, Damai harus menangani sebuah
proyek buku tentang Sekolah Damai yang didirikan oleh Dionysius Alexander alias Dion. Lelaki itu menulis di blognya tentang
aktivitas Sekolah Damai. Penerbit tertarik menerbitkannya. Karena Dion tak
pernah mengupdate lagi tulisannya, Damai harus ke Kupang selama dua minggu
untuk mengumpulkan data. Anak-anak yang tinggal di sana adalah anak-anak
pengungsi yang mengalami trauma pascareferendum. Julia menasihatinya, “Well, mungkin perjalanan dan pertemuan
dengan orang plus suasana baru bisa membantu lo menata hati.” Damai pun
akhirnya mengambil tawaran tersebut.
Tak disangka perubahan besar terjadi pada
diri Damai, setelah dia bertemu dengan Dion dan berinteraksi dengan anak-anak.
Ada Arbelia, gadis cilik berkulit Albino, dan Abitu yang kehilangan ayahnya.
Abitu super jail ketika Damai datang pertama kali ke sekolah itu, anak itu memberi
Damai “hadiah” seekor cacing. Damai kaget bukan kepalang. Sejak saat itu, Damai
yang disebut sebagai ibu guru bunga, menjaga jarak dari Abitu karena menganggap
Abitu anak aneh dan berbahaya. Apa yang akan
terjadi di sana? Dapatkah Damai menyembuhkan luka hatinya?
***
Istoria da Paz adalah novel mba Okke yang
pertama saya baca. Novel ini berkisah pula tentang anak-anak
pengungsian Timor Leste, yang mengalami trauma pascareferendum. Saat membaca novel ini pertama kali, saya
kira novel ini akan beraroma sendu, ternyata tidak. Mba Okke sukses membuat
saya terpikat dengan kisah petualangan Damai di Sekolah Damai. Damai yang
sendirian dan merasa hampa, merasa menemukan arti kebahagiaan yang sesungguhnya
di sana. Menemukan kunci kebahagiaan yang disebut Dion dengan syukur.
“Kalau kamu bisa bersyukur dengan apa yang
kamu punya, bahagia itu akan menyusul.” (halaman 154)
Saya suka dengan quote ini :
“Seperti
kamu, orang lain juga berpikir bahwa untuk menyembuhkan luka batin, hanya bisa
dilakukan dengan satu cara, yaitu mencoba melupakannya. Boleh jadi saat
tertentu mereka lupa, tapi untuk suatu saat luka itu bisa muncul lagi dalam bentuk
trauma.” (halaman 133)
“Jalan
hidup manusia itu seperti garis, walaupun tidak lurus. Suatu saat mungkin
terjadi persilangan, perpotongan atau persentuhan antara garis jalan hidup
masing-masing manusia.” (halaman 138)
Bagi kamu yang susah move on karena kehilangan seseorang, bacalah buku ini dan akan kamu
temukan jawaban dari masalahmu. ;) Empat bintang untuk kisahnya yang menarik,
apalagi bersetting Timor Leste dan sarat manfaat. Hanya saja, masih perlu
dilabeli 21+ karena ada adegan yang ya … hanya cocok untuk pembaca dewasa.
Aku juga baca cuplikannya dan penasaran dg apa yg terjadi kemudian antara Damai dan Jambrong. Kapan hari pesan ini di tobuk online eh sdh tak ada lagi stoknya. Keren nih ceritanya ya La
BalasHapus