Mencari Ratu Istana Cinta |
Penulis : Tria Barmawi
Tebal : 168 halaman
Terbit : Agustus 2009
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
ISBN : 9789792248821
Rating : 4/5
Sinopsis Buku :
Satu setengah tahun yang lalu, ketika Papa mau menikah lagi, kakak-kakak Prinsy tidak setuju.
"Papa sudah melupakan Mama, ya? Tidak lagi mencintai Almarhumah Mama, ya? Kalo Papa menikah lagi, Hime pergi dari rumah ini!" teriak Teh Hime.
"Tentu saja Papa mencintai Mama. Tapi Mama kan sudah meninggal. Dan kalian tentunya butuh..."
"Oke, kalau Papa mau punya istri baru, bukan mama baru untuk kami, ada syarat-syaratnya. 1. Dia harus lebih jago masak dari Mama. 2. Dia harus pakai kerudung seperti Mama. 3. Dia harus sayang pada kami semua. 4. Dia harus pintar main musik. 5. Karena nama kami semua berhubungan dengan putri dan pangeran, namanya harus berhubungan dengan ratu!" teriak Teh Putri.
Kini Papa datang dengan calon mama Putri, Hime, dan Prinsy lagi. Menurut Papa, wanita ini memenuhi kelima syarat yang diajukan anak-anaknya. Namun mereka tetap menolaknya. Pertama, Mbak Ina adalah kakak musuh Prinsy di sekolah. Kedua, Mbak Ina baru berumur 25 tahun! Cuma beda tujuh tahun dari Teh Putri!!!
Resensi Buku :
Novel teenlit ini
buku ketiga dari Tria Barmawi yang saya baca. Bisa dibilang kalo novel teenlit ini lebih banyak bercerita
seputar keluarga. Ya, biasanya kan teenlit
bahasnya cowok melulu. Ga, yang ini beda. Cerita dimulai ketika Prinsy baru
menyadari kalau dia sudah puber. Kebayang kan rempongnya masa puber?. Kita anak
perempuan yang sedang mengalami masa peralihan itu akhirnya harus punya teman
yang bisa diajak curhat soal apa sih itu mens, gimana cara pakai Bra, dll. Yang
rasanya kalo dibilang “ih, gitu aja kan gampang. Naluri. “ Hello, kata siapa?
Seorang Prinsy adalah anak berusia 13 tahun, ibunya sudah
meninggal. Dan karena itu Prinsy kehilangan sosok yang bisa menemaninya saat
mengalami masa puber. Ayah Prinsy sebenarnya sudah akan mencari calon ibu baru
untuk keempat anaknya. Jumlah anak dalam keluarga ini banyak lho. :D Ada Putri
yang sudah kuliah, Hime yang masih SMA, dan Ouji sang kakak cowok satu-satunya,
beda satu tahun aja sama Prinsy.
Btw, keempatnya menggunakan nama putri dan pangeran. Sayangnya
karena kedua kakak perempuannya, Hime dan Putri sibuk dengan urusannya
masing-masing, akhirnya tugas untuk menjaga Prinsy tidak bisa dikerjakan. Sejak
itu, ayahnya jauh lebih ketat meminta keduanya untuk lebih memerhatikan
Prinsy. Ayah Prinsy boleh nikah lagi kalo si calon ibu baru memenuhi lima
syarat: pintar masak, pakai kerudung, penyayang, pintar main music dan namanya
mengandung unsur Ratu. Alasannya karena anak-anak ayah diberi nama seperti putri
dan pangeran, jadi ibu mereka juga harus seorang ratu.
Nela, rival Prinsy di sekolah sering ngledekin Prinsy,
termasuk nyebarin gossip soal ayah Prinsy mau nikah lagi. Prinsy jelas kaget,
karena ayahnya ga pernah kasih tau kalo mau nikah lagi. Ternyata ayahnya
beneran mau nikah sama Mbak Ina, kakak Monik, teman Nela. Yang sayangnya hanya
beda usia sedikit dengan Putri. Mbak Ina masih 25 tahun!
Prinsy langsung kasih tau kakak-kakaknya, dan mereka ngambek
sama ayah. Sayangnya, ayah tetap pada pendiriannya, menikah dengan Mbak Ina
karena dia memenuhi segala syarat yang diajukan oleh keempat anaknya. Hanya putri yang senang dengan keputusan ayahnya menikah
lagi. Bagaimana Mbak Ina mengambil hati keempat anak barunya? Bisakah dia
melebur dalam keluarga kecil itu?
***
Saya sukaaa banget dengan novel ini!. Banyak pelajaran berharga
tentang keluarga yang didapat. Apalagi cara berceritanya polos khas anak
remaja, bahasanya pun positif. Masalah yang dibahas pun tidak hanya seputar
keluarga saja, tapi juga tentang gimana memberi pengertian pada anak tentang
apa itu pacaran, dan mengapa tidak boleh melakukannya? Mengapa harus berpositif
thinking pada orang lain? Pembaca juga bisa belajar bagaimana membangun
komunikasi yang baik dalam keluarga.
Setiap karakter tokoh dalam novel ini digambarkan secara
manusiawi, maksudnya tidak hitam dan putih. Inget kan, kalo setiap manusia pasti
punya sisi baik dan buruk? Dan Tria sukses membuat buku ini punya karakter yang
hidup dan pesan yang memorable bahwa
keluarga itu sangat berharga.
Suka quote yang ini deh :
“Ketika kita mencintai sesuatu yang tidak abadi, kita harus selalu siap kehilangan. Sebesar apa pun orangtua mencintai anak mereka, mereka harus siap jika suatu saat Tuhan mengambil. Anak juga demikian kepada orangtua. Kalau tidak siap dan kita membiarkan emosi menguasai diri, jatuhnya sama seperti orang yang patah hati, lalu susah bangkit. Terus meratap, tidak bisa maju, padahal perjuangan hidup kan tidak boleh berhenti karena kita kehilangan orang yang kita sayangi. “ (halaman 126)
Buat kamu yang sudah dewasa juga boleh kok baca teenlit ini. Bisa dapat tambahan
pengetahuan bahwa jodoh akan selalu datang di saat yang tepat, saat keimanan
kita sedang dalam kondisi terbaik. Yang agak mengganggu hanya penggunaan kata-kata
baku tapi jadi terasa aneh, seperti kata : akan tetapi. Kesannya formal banget.
Padahal bisa diganti kata “tapi”. :D Overall,
4 bintang untuk kisah yang manis ini. Yuk dibaca! ;)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^