Judul Buku : Éclair: Pagi Terakhir di Rusia
Penulis : Prisca Primasari
Tebal : 236 halaman
Terbit : Cetakan ketiga, 2012
Penerbit : Gagas Media
ISBN : 9789797804725
Rating : 4/5
Rating : 4/5
Blurb :
Seandainya bisa, aku ingin terbang bersamamu dan burung-burung di atas sana. Aku ingin terus duduk bersamamu di bawah teduhnya pohon-berbagi eclair, ditemani matahari dan angin sepoi-sepoi. Aku ingin terus menggenggam jari-jemarimu, berbagi rasa dan hangat tubuh-selamanya.
Sayangnya, gravitasi menghalangiku. Putaran bumi menambah setiap detik di hari-hari kita. Seperti lilin yang terus terbakar, tanpa terasa waktu kita pun tidak tersisa banyak. Semua terasa terburu-buru. Perpisahan pun terasa semakin menakutkan.
Aku rebah di tanah. Memejamkan mata kuat-kuat karena air mata yang menderas. "Aku masih di sini," bisikmu, selirih angin sore. Tapi aku tak percaya. Bagaimana jika saat aku membuka mata nanti, kau benar-benar tiada?
Resensi Buku :
Novel ini berkisah tentang Ekaterina Fyodorovna, Sergei V. Snegov, Stepan V. Snegov, Lhiver Olivier, dan Kay Olivier. Kelimanya bersahabat hingga suatu hari di rumah Lhiver dan
Kay, sebuah kejadian memporakporandakan segalanya. Hangatnya persahabatan dan
keluarga yang mereka miliki hanya akan jadi kenangan yang menyakitkan. Sebuah
bom bertimer diledakkan di rumah itu
hingga menewaskan kedua orangtua dan anak angkat Lhiver bernama Aoife. Saat Kay
kembali dari menemani Stepanych berbelanja bahan makanan untuk membuat eclair,
yang ia temukan hanyalah puing-puing rumah yang sudah hancur ditambah tubuh
keluarganya yang sudah hangus. Lhiver menyalahkan Stepanych atas kejadian ini,
ia juga membenci kakak dan kedua temannya.Tak ada lagi bahagia setelah kejadian menyeramkan itu,
sebab kelimanya menjadi orang yang tak lagi sama.
“Kita semua punya cara sendiri-sendiri untuk mengobati kesedihan, bukan? -Ekaterina Fyodorovna-”
Kay berpindah-pindah kota
saat bekerja dan menetap di New York setelah menikah dengan Claudine. Lhiver
memilih meninggalkan Paris ke Surabaya, Indonesia dan menjadi pengajar bahasa
prancis untuk menepis perasaan sedihnya. Sergei menjadi pendiam dan sibuk
dengan bisnisnya. Juga Stepanych yang menjadi depresi setelah kejadian itu. Ia
menyalahkan dirinya sendiri dan membuat penyakit Wilson yang dideritanya
bertambah parah ditambah komplikasi penyakit hati. Ia sering melamun dan
terputus dari dunia nyata. Hanya setitik harapan yang masih membuatnya hidup
hingga saat ini. Hingga suatu ketika, Stepanych ingin bertemu dengan Kay dan
Lhiver.
“Ada kalanya batas mimpi dan kenyataan terasa begitu kabur, terutama bila terlalu sering bermimpi.”
Katya juga merasa bersalah karena teror di rumah Lhiver itu seharusnya membunuhnya. Sebelumnya
ia selalu diteror oleh pengikut Rasputin yang membunuh ayahnya karena balas
dendam atas kematian Rasputin, orang yang kontroversial di Rusia. Katya juga
menyimpan medali pemberian Tsar Nicholas yang setara dengan harta kekayaan bangsawan di sana. Tapi bom itu malah membunuh orang di
sekitarnya.
Katya yang dikenal sebagai gadis keras kepala yang tak
mengenal kata menyerah membuat Sergei membolehkannya ke New York menemui Kay.
Kay mendapat masalah karena ia dituduh membunuh patissier ternama berkebangsaan Rusia. Katya ingin membantu Kay
menyelesaikan masalahnya. Awalnya sulit bagi Katya untuk mencari siapa
pembunuhnya. Tapi berkat kecerdikannya yang diturunkan dari ayahnya yang
detektif, ia bisa menyelesaikan kasus itu. Katya meminta Kay untuk datang ke
Rusia menjenguk Stepanych. Katya juga berusaha membujuk Lhiver untuk kembali ke
Rusia, itu artinya ia harus ke Surabaya menemuinya. Dengan dibantu Fuyu, Katya dan Sergei menemukan Lhiver dan mengajaknya ke Rusia.
Dapatkah kelimanya bertemu lagi di Rusia dan berdamai
dengan masa lalu? Bagaimana nasib Stepanich setelah penyakitnya bertambah
parah? Dapatkah Fuyu anak didik Lhiver membuat resep eclair yang menjadi
dambaan Stepanich sebelum ia sakit?
***
Novel romantis ini adalah novel kedua karya
Prisca Primasari yang saya baca. Sebelumnya saya membaca Paris, dan di novel
ini pun settingnya di kota Paris dengan segala seni dan budayanya terasa nyata
di mata pembaca. Eclair cukup memikat dengan alur maju mundur yang
membuat saya harus tetap berkonsentrasi agar paham apa yang ingin disampaikan
penulis. Meski bagi pembaca lainnya novel ini terkesan berat dan penuh konflik namun
bagi saya ini sebuah kisah yang tetap sayang jika dilewatkan begitu saja.
Eclair sebuah karya yang memadukan antara seni, sastra, detektif dan juga kisah kebangsawanan Rusia yang menarik untuk disimak. Prisca juga lihai menuliskan tentang sastra-sastra klasik yang menghiasi sepanjang novel, sehingga membuat novel ini makin dicintai oleh penikmat novel romantis. Ini pertama kalinya saya membaca kisah berlatar budaya Rusia yang cukup kental. Ditambah lagi pembaca juga diajak untuk menyinggahi satu kota ke kota lainnya seperti Paris Surabaya, New York, St Petterburg, maupun Moscow. Novel ini telah memenangi literary awards yaitu Nominasi Anugerah Pembaca Indonesia tahun 2011.
Eclair sebuah karya yang memadukan antara seni, sastra, detektif dan juga kisah kebangsawanan Rusia yang menarik untuk disimak. Prisca juga lihai menuliskan tentang sastra-sastra klasik yang menghiasi sepanjang novel, sehingga membuat novel ini makin dicintai oleh penikmat novel romantis. Ini pertama kalinya saya membaca kisah berlatar budaya Rusia yang cukup kental. Ditambah lagi pembaca juga diajak untuk menyinggahi satu kota ke kota lainnya seperti Paris Surabaya, New York, St Petterburg, maupun Moscow. Novel ini telah memenangi literary awards yaitu Nominasi Anugerah Pembaca Indonesia tahun 2011.
Karakter di novel ini memang terlalu banyak, dengan point
of view yang disamakan antara pemeran pertama dan keempat lainnya. Namun, saya
rasa penulisnya cukup lihai memasukkan unsur-unsur budaya itu ke dalam novel
ini sehingga tidak sekadar tempelan saja, tapi bisa juga memberi nyawa pada
benda itu seperti baju pernikahan Katya yang
beratnya dua kilo, ini merupakan pakaian khas bangsawan Rusia. Lalu,
telur lukis souvenir yang diberikan Stepanich pada Katya. Juga eclair yang
merupakan kue khas Paris.
Ini quote yang saya suka :D
“Dan bila ada hal yang membahagiakan sekaligus menyedihkan untuk dipikirkan, itu adalah masa lalu yang indah... -Kay Olivier”
“Dan seperti sebelumnya, setiap detik bersamamu adalah sesuatu yang akan kuhargai selamanya....”
Akan lebih menyenangkan jika buku ini memuat satu
point konflik dengan tokoh yang paling dominan sehingga pembaca bisa fokus pada
tokoh utamanya saja. Namun sepertinya inilah khasnya Prisca. Di novel Paris pun
saya menemukan ia menuliskan karakter tokoh yang lain dengan detail sehingga
pembaca merasa mereka pun nyata dan tak boleh dianggap angin lalu. Prisca membuat pembaca serasa ada di negeri dongeng yang dikisahkannya saking manisnya ia bercerita tentang indahnya hari terakhir di Rusia dengan sekeranjang eclair yang lembut.
Wah seru ini kalo ada detektif-detektifan spt ini..
BalasHapusTapi nama tokohnya susah2 bener ya?
seru apalagi digabung sama romance.
Hapushehe iya, itu nama orang Rusia, mba. jadi ribet nulis namanya. apalagi diucapin ya? wehehe :D
banyak sekali resensinya mbak :)
BalasHapusiya, mba Ina, maklum, blog khusus resensi buku :D
HapusSaya suka novel ini ^^
BalasHapusiya, bukunya bagus, mba :D
Hapusaku belum baca yang ini, tapi udah baca beberapa milik Prisca, suka romance dan uniknya dia
BalasHapuswah saya juga belum baca novel ini kak. Menarik sekali cerita nya ya :)
BalasHapusaku sudah ketemu sama mbak Prisca. Orangnya mungil dan emang kalau buat cerita mengandung psikologi gitu. Apalagi yang paris ^^
BalasHapusmenarik nih buku
BalasHapusAhhh, layak beli nih...
BalasHapusselama ini sering ragu2 kalau pengarangnya kurang terkenal, hehe
belum memahami banget tentang kisahnya, di BM dulu ya sob. ntar malam mau baca-baca lagi
BalasHapusreview yang bagus... jadi pingin baca bukunya sendiri.
BalasHapus*salam kenal ya*
Rekomendasi bulan depan... hiks banyak banget yang bagus semoga gak kalap dan bisa membawa buku ini
BalasHapusbagus sekali blognya mba, isinya lengkap tentang resensi buku, salam kenal mba.
BalasHapusoh ya ijin saling follow blognya mba.
aku udah baca bukunya :D haha paling menarik pas Snegov sama Katya mau ambil medali, mesti mainin musik dulu pake piano
BalasHapus