Judul Buku :
Komar dan Ilmuwan Aneh
Penulis :
Tethy Ezokanzo dan Aan Wulandari U
Penerbit :
Erlangga for Kids
Tebal : 104
halaman
Terbit :
2009
ISBN : 978-979-033-970-5
Rating : 4/5
Libur telah
tiba. Hore, horee, horeee!
Komar,
Oppie, Arif, Mia dan Rudi akan berlibur di Magelang karena Komar mendapat
tawaran dari Omnya. Ibu mengizinkan mereka ke sana asal tak ada lagi
petualangan aneh dan mendebarkan seperti liburan sebelumnya. Mereka membayangkan
liburan yang menyenangkan selama sepekan. Petualangan dimulai saat mereka naik
kendaraan paling murah meriah dari Bandung ke Kutoarjo yaitu kereta api ekonomi.
Ada kejadian menegangkan saat sekomplotan pencuri tengah malam beraksi di
gerbong itu. Mereka berniat akan mencuri perhiasan milik seorang gadis yang
duduk dekat Komar. Beruntung mereka bisa menyelamatkan barang tersebut dan membekuk
si pencuri, padahal Komar hampir ketakutan karena ditodong belati.
Tiba
di stasiun, Om Nunuk- adik ibu Komar, sudah siap mengantar mereka ke rumahnya
yang terletak di dekat lereng Merapi. Di sana, mereka bisa bermain sepuasnya di
sungai, mengenal anak-anak desa yang bermain air dan bercengkrama dengan
ibu-ibu yang mencuci baju.
Saat
Komar mengajak Arif dan Rudi untuk mengunjungi pos Babadan, Komar bertemu
dengan Om Toto yang ternyata adalah adik tante Nila, istri Om Nunuk. Om Toto
sedang mengadakan penelitian gempa di gunung Merapi. Sayangnya, alat penelitian
itu hilang tanpa bekas. Padahal selama ini tak pernah ada yang sampai pencuri
alat pendeteksi bencana alam itu karena sulit untuk dijual. Komar menduga
pencurinya adalah orang yang paham tentang penelitian yang dilakukan Om Toto
dan teman-temannya dari Jepang.
Komar
cs hampir melupakan kejadian itu. Sayangnya, sebuah insiden membuat kelima anak
ini mengalami hal yang menakutkan. Komar menghilang saat terjadi suara ledakan
dalam pos penjagaan. Arif dan Rudi yang mengejar Komar hingga masuk hutan, ternyata
menemukan jejak rahasia dan sebuah gubug misterius yang di dalamnya ada seorang
peneliti. Dapatkah Komar menemukan siapa dalang dibalik hilangnya alat-alat
penelitian? Dan siapa peneliti yang mereka temui di gubug hutan itu?
***
Ini
kesekian kalinya saya membaca karya mba Tethy Ezokanzo setelah Misteri Terung
Ungu dan Little Chef. Nama penulisnya unik ya? Saya kira awalnya Ezokanzo itu
semacam singkatan nama asli, ternyata Ezokanzo adalah nama bunga dari Jepang
yang sengaja disematkan agar bisa menjadi kenangan karena penulisnya pernah
tinggal di Jepang selama lima tahun. Hehe. Kali ini mba Tethy berduet dengan
mba Aan Diha menulis kisah ini yang juga penulis FLP Jepang.
Kisah
ini memuat petualangan anak-anak menghadapi penjahat ala detektif cilik. Kalau
dibilang banyak kisah yang serupa, saya percaya. Seperti kisah novel
petualangan yang sering saya tuliskan resensinya di blog ini. Misalnya saja
petualangan di lereng merapi, yang meski sama-sama memuat unsur petualangan,
tapi beda penyampaian.
Tapi,
di kisah ini ada ciri khas kedua penulis yaitu sisi humoris, agamis dan sains
yang dipadukan dengan petualangan. Sehingga, keempat unsur itu membentuk
kisahnya menjadi penuh inspirasi dan teladan bagi anak-anak. Misalnya saja, di
saat genting seperti saat disekap oleh penjahat, ketiga anak yang sedang
disekap malah bisa menunjukkan sisi humorisnya dengan bercanda. Kehangatan
keluarga yang terjalin dalam buku ini juga bisa menjadi teladan bagaimana
mendekatkan diri dengan anak (halaman7).
ilustrasi 1 : Komar memeluk ibu saat diperbolehkan berlibur ke Magelang |
Ada sisi moral yang ingin diajarkan oleh
penulisnya agar anak-anak bisa memetik hikmah. Seperti ini :
“Komar bakal
kecewa lho kalau ibu tidak jadi mengizinkan. Konsistenlah supaya dia juga
belajar memegang janji dan tidak jadi orang yang plin-plan.” (halaman 10)
Sisi
agamis berusaha ditampilkan penulis dengan memberi gambaran bagaimana anak-anak
tetap bisa melakukan shalat bahkan saat ada di tengah hutan! Wow sekali, kan?(halaman 60) Gambaran gubug di
hutan memang terasa menyeramkan, lebih dari yang saya bayangkan. Ditambah lagi
ada trik saat anak-anak menggrebek para penjahat. Ide ini bahkan tak pernah
saya pikirkan sebelumnya. Salut deh!
Menyenangkan
bisa berkhayal seperti anak-anak sembari belajar sains dan memecahkan kasus
rumit. Overall, meski EYD-nya yang
agak kacau, tapi ide uniknya membuat saya memberi empat bintang untuk buku ini.
;)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^