Langsung ke konten utama

Review Buku #TemanTapiMenikah Living in Campervan by Ayudia C dan Ditto Percussion

 

Buku traveling ke new zealand


Judul Buku : #TemanTapiMenikah Living in Campervan

Penulis : Ayudia C & Ditto Percussion

Penerbit : Elex Media Komputindo

Terbit : Cetakan Pertama, 2021

Tebal : 185 halaman

ISBN : 978-623-00-2370-5

Rating : 4/5 bintang

Harga Buku :  Rp 125.000

Download ebook di Gramedia Digital

 

 

Sinopsis Buku #TemanTapiMenikah Living in Campervan - Ayudia C & Ditto Percussion :


Semakin hari dalam pernikahan ini, kita semakin tahu kalau kita sama-sama suka travelling dan selalu akur kalau sudah ngomongin itinerary.

Awalnya teman sekolah, yang tadinya hanya nganterin pulang dan jalan-jalan pakai Vespa, lalu menjadi teman hidup yang akhirnya traveling bersama.

Semoga bisa keliling dunia bersama selamanya, ya. Karena... buat apa pulang kalau home is wherever I’m with you?

Yes.

I want to have all my adventures with you, Dit.

-Ayudia C-

 

Resensi Buku #TemanTapiMenikah Living in Campervan - Ayudia C & Ditto Percussion :


Obrolan tentang mimpi liburan keluar negeri antara Ditto dan Ayu udah dimulai sejak mereka SMP. Waktu itu Ayu udah kerja karena sering syuting sinetron dan lainnya, sedangkan Ditto masih jadi anak sekolahan. Ayu meyakinkan Ditto bahwa mereka kelak akan bisa berlibur keliling dunia, meskipun saat itu kondisi perekonomian Ditto biasa saja. Impian itu terasa jauh, namun Ayu selalu meyakinkan bahwa impian itu bisa dicapai dengan doa dan usaha.

 

“To, asyik kali ya, jalan-jalan ke luar negeri.”

“Iya, Cha. Tapi gue mah, mana ada uangnya.”

“Iya, gue tahu. Makanya nabung dulu. Entar pas kita udah gedean dikit, bisa kali ya, kita liburan.”

“Ih, lo mah pasti bisa kali, Cha.”

“Ya, lo juga pasti bisa dong, To. Lo kan pasti kerja dan punya duit sendiri.”

“Semoga mimpi kita ini bisa jadi kenyataan ya, To. Kita harus kerja keras. Gue kerja dan lo juga kerja.” (hlm.2)

 

Mereka menginginkan hal yang sama, jalan-jalan keliling dunia lihat salju, lebih tepatnya sih, jalan-jalan bareng pasangan. Tapi, waktu itu Ditto masih jadi sahabat Ayu. Sekarang mereka udah nikah dan jadilah mereka pun ingin mewujudkan impian yang lama tertunda : lihat salju di negara empat musim.

 

Buku living in campervan

Pernikahan Ditto dan Ayu menghasilkan buah hati yaitu Sekala yang kini sudah mulai besar. Bayi tiga tahun itu pun diajak untuk berlibur di negara empat musim, yaitu New Zealand. Negara ini jadi pilihan karena masih bisa lihat salju meskipun sudah di pertengahan tahun.

 

Salju di New Zealand punya keunikan yang membuat mereka berpikir bahwa ngetrip backpacer di tempat ini bisa bikin liburan jadi lebih menyenangkan. Kapan lagi kan liat salju di negara asalnya? Bukan salju boong-boongan di wahana permainan ice skating. xD


Baca juga : Resensi Buku Teman Tapi Menikah 1 - Ayudia Bing Slamet dan Ditto Percussion

 

Ditto dan Ayu juga lebih memilih untuk mengurus liburannya sendiri, tanpa tour guide alias liburan ala backpacker. Alasannya karena mereka bukan termasuk morning person dan suka bikin itinerary yang spontan, jadi khawatir mengganggu jadwal liburan orang lain.

 

“Liburan kali ini kami mencoba sesuatu yang belum pernah kami lakukan, yaitu mengelilingi suatu negara selama 11 hari menggunakan campervan, mobil plus tempat tinggal di dalamnya.” (hlm. 15)

 

“Perjalanan kali ini benar-benar menantang kami untuk tetap menjadi keluarga yang kompak dalam situasi yang tidak selalu baik-baik aja, mengingat kondisi medannya. Contohnya nih, kayak suhu yang terlalu dingin, -2 derajat sampai 5 derajat Celcius. Menangani Sekala, yang tentu nggak selalu anteng-anteng aja di perjalanan, menyelesaikan debat-debat kami selama perjalanan, dan banyak lagi tantangan lain.” (hlm. 15)

 

Saat itu, Ayu dan Ditto memutuskan akan mengunjungi suatu negara yang bisa memungkinkan mereka melihat salju di bulan Juni.


Nggak salah nih? Masa bisa lihat salju di bulan Juni? 


Yups... ternyata pencarian Ayu dengan keyword “musim dingin di bulan Juni” membuat mereka jadi lebih semangat karena akhirnya menemukan jawabannya yaitu liburan musim dingin di bulan Juni di New Zealand.


Ditto dan Ayu pun segera mempersiapkan itinerary dan syarat untuk masuk ke negara New Zealand, termasuk visa turis New Zealand dan paspor anak juga.


Sekala bumi



Btw, itinerary liburan ala backpacker di New Zealand 11 hari pakai Campervan :


Day 1 : check in hotel jalan-jalan sekitar Christchruch

Day 2 : check out lalu ambil campervan, lalu melanjutkan perjalanan ke Methven, erjalanan kurang lebih 1 h 15 m, kalau belum gelap lanjutkan perjalanan ke Tekapo (free campground)

Day 3 : Lake Tekapo muter-muter di sana makan salmon

Day 4 : melanjutkan perjalanan ke Mount Cook sekitarnya

Day 5 : turun dari Mount Cook menuju Queenstown bermalam di sekitar kota Queenstown (free campground)

Day 6 : explore Queenstown (camping berbayar)

Day 7 : masih di Queenstown (camping berbayar)

Day 8 : menuju Dunedin (free campgound)

Day 9 : lanjut jalan Invercargill (free campground)

Day 10 : melanjutkan perjalanan ke Millfourdsound (campground berbayar)

Day 11 : enjoy Milfourdsound

Day 12 : menuju arah pulang ke Christcurch

Day 13 : menuju arah pulang ke Christcurch

Day 14 : sampe

 

Tips liburan bareng anak keluar negeri


Sebenarnya Ayu dan Ditto menghabiskan 14 hari di New Zealand, namun hanya 11 hari yang digunakan untuk perjalanan ala campervan. Alasannya karena Ditto mau perjalanan mereka tetap nyaman hingga pulang, jadi nggak terlalu capek.

Oiya, ada beberapa hal yang peru diperhatikan saat liburan pakai campervan :

1.       Siapkan SIM Internasional. Kalau belum punya bisa buat di Indonesia. Biaya 250 rb saja.

2.       Menyiapkan SIM terjemahan dari penerjemah tersumpah. Sudah resmi dan ada capnya.

3.       Visa turis New Zealand (beda dengan visa Australia ya)

4.       Pakaian hangat untuk menghalau udara dingin

5.       Tidak membawa makanan homemade yang tidak ada keterangan inggredients-nya. Alias lebih baik bawa makanan supermarket aja yang udah tahu itu bahannya apa aja karena pasti dicek di bandara. Kalau nggak lolos, malah disita dan dibuang. Kan, sayang ya?

 

“Menurut kami, mencari tahu peraturan-peraturan yang berlaku di suatu negara itu sangatlah penting. Jangan sampai kita menimbulkan kecurigaan yang berakibat merugikan diri kita sendiri juga. Misalnya, kayak mau bawa makanan ke suatu negara, agar lebih aman dan pas dianya-tanya juga bisa lolos, sebaiknya kita tahu kandungan apa aja yang terdapat pada makanan yang kita bawa. Itu akan sangat memudahkan kita untuk melewati pemeriksaan.” (hm. 52)

 

6.       Cari tahu restoran halal untuk turis muslim

7.       Packing nyicil sebelum hari H, agar tidak panik.

8.       Bikin list dan dokumen tentang makanan yang ada di koper, agar koper tidak dibongkar semuanya.

9.       Sewa campervan dan membaca pedoman penggunaan campervan. Mulai dari cara buang air kotor, cara mengisi air bersih, mengganti gas untuk memasak, ngecas mobil, memasang rantai ban. Ada buku panduan dan aplikasi khusus untuk campervan yang bisa diunduh. Aplikasi ini juga membantu menjelaskan tempat-tempat yang kita butuhkan dengan maps yang akurat.

10.   Memasukkan tangga mobil ke dalam campervan.

11.   Merapikan barang-barang di rak agar tidak membuat barang berantakan saat campervan berjalan.

12.   Menyiapkan perbekalan seperti makanan antara lain : daging, ayam, beras, dll untuk dimasak di perjalanan.

13.   Menjeda perjalanan saat sedang lelah.

14.   Memarkir campervan di tempat yang seharusnya, yaitu camping ground berbayar, atau jika free camping pilih tempat yang aman untuk disinggahi dan pilih jalan yang datar, tidak menurun. Pastikan tidak dekat dengan danau yang membeku karena udara dingin di musim dingin itu membuat air menjadi membeku.

15.   Mencolokkan listrik untuk mengisi daya mobil di campground berbayar.

“Setelah membersihkan mobil, kami langsung menuju parkiran. Di sini kita bisa mencolok campervan langsung ke sumber arus listrik. Keren banget. Jadi, kita bisa mengisi listrik sambil istirahat semalaman, jadi tidak ada pemborosan listrik malam ini.” (hlm. 129)

 

16.   Lebih baik memilih campground berbayar untuk keamanan selama liburan

“Setelah selesai makan, kami bisa langsung tidur, tanpa memikirkan keamanan di malam hari atau kondisi alam di New Zealand. Itulah kelebihan yang paling terasa saat bermalam di campground berbayar. Lokasi yang memang sudah lebih aman dan fasilitas yang mendukung kita untuk kelanjutan perjalanan di hari berikutnya.” (hlm. 130)

 

 Baca juga :  Review Buku Nawaitu Cinta - Natta Reza


Menurut saya :


Buku Teman Tapi Menikah : Living in Campervan ini memang membuat mata saya terbuka tentang pengalaman liburan yang unik dan berbeda. 


Yaa.... Bayangkan saja, saat menggunakan campervan, kita akan melakukan road trip dengan mobil di mana mobil itu juga kita gunakan untuk menyimpan barang dan juga tidur, mandi, masak, dll. 


Bahkan... tempat camping pun sudah tersedia sehingga segala kebutuhan untuk campervan bisa dicukupi, misalnya isi gas, baung dan isi air, bahkan bersih-bersih campervan bisa dilakukan di campground berbayar.

 

Lalu apa bedanya free camping ground dengan camping ground berbayar di New Zealand?


Ya, lebih ke fasilitas yang udah disebutkan tadi. Bahkan ada restoran juga. Selain itu lokasi camping lebih aman juga karena letaknya pasti tidak dekat dengan danau atau tebing. Khawatir kenapa-kenapa ya, kan? Tidak perlu takut ketemu hewan buas, atau merasakan cuaca ekstrim New Zealand.

 

Buku ini juga sudah dilengkapi dengan petunjuk lengkap tentang cara mendapatkan SIM Internasional dan syarat lainnya. Termasuk trik buat dapetin tiket murah untuk liburan ke New Zealand.

 

Di buku Teman Tapi Menikah : Living in Campervan ini juga, Ayu dan Ditto membagikan pengalaman mereka secara personal tentang bagaimana liburan pakai campervan bisa sangat menyenangkan. 


Saya merasa beruntung bisa baca buku ketiga mereka karena buku ini jauh berbeda dibanding buku sebelumnya yang berjudul Teman Tapi Menikah 1 dan 2. Karena buku Ayu dan Ditto yang ini beneran bisa bikin saya jadi kebawa suasana camping pakai campervan, plus juga rasanya seru aja gitu lihat perjuangan mereka untuk tetap kompak saat liburan. ;)

 

Tips liburan ke new zealand
Tips liburan bareng anak

Kalau kekurangan kayaknya karena buku ini tipis ya, jadi tahu-tahu udah slese aja nih. Hehe. 

Kayaknya kalau kamu mau nonton video liburannya udah bisa dilihat di vlog Ayudia C dan Ditto Percussion


Tapi saya harap kalau buku ini terbit versi buku fisik (ya, buku ini baru terbit versi buku digital aja), yaaa... paling nggak ada kode barcode di buku yang bisa discan, biar pembaca yang bukan fans Ditto dan Ayu jadi bisa klik langsung link playlist video liburan New Zealand. Hehe. Jadi kan nggak perlu ngubek-ngubek mbah Google. :p

 

Hmmm... Sebenarnya ada banyak lagi yang bisa didapatkan dari pengalaman Ayu dan Ditto saat berlibur di New Zealand. Tapi, lebih baik kamu baca sendiri di buku ini ya. Hehe. :D


Nah, kalau kamu gimana? Udah pernah liburan ala campervan?


Selamat membaca buku Teman Tapi Menikah : Living in Campervan karya Ayudia C dan Ditto Percussion! Semoga bermanfaat yaa! ;)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com