5 Tips Cara Membuat Resensi Buku yang Baik dan Benar
Beberapa tahun lalu, aku bertemu dengan mbak Haya Aliya Zaki. Waktu itu, mb Haya nanya, "Ila salah satu yang rajin nulis postingan blog buku nih. Nichenya resensi buku ya?"
Jujur, waktu itu aku masih terbilang baru di dunia resensi buku. Baru sekitar 3 tahunan apa ya. Itu tahun 2016, di event workshop blogger kerjasama dengan Indosat Semarang.
Aku ingat waktu itu mba Haya nanya, apa yang bikin aku tertarik nulis resensi buku. Aku jawab, "untuk berbagi info tentang isi buku itu".
Sekarang kalau ditanya kenapa aku menulis resensi buku, aku bakal bilang hal yang sama. Tapi, akan kutambahkan sebuah kalimat berikutnya.
"Aku meresensi buku karena suka dengan bukunya. Aku mau buku yang bagus itu menemukan pembaca baru. Pembaca yang akan mendapatkan hal yang sama seperti yang aku rasakan. Kebahagiaan saat membaca, kesenangan saat menemukan tokoh yang dicintai, bahkan sekalipun kesedihan datang saat membacanya, aku harap itu sedikit melegakan perasaan pembaca tersebut."
Suatu hari aku pernah bertanya pada adikku, apakah gaya menulis resensiku sudah cukup bagus. Lalu, dia kembali bertanya, kira-kira gimana caramu meresensi?
Kujelaskan banyak hal tentang tulisanku, dan akhirnya aku paham mana yang benar-benar sesuai dengan gaya menulisku, baik di awal tahun pertama kali kubuat blog buku ini, atau bahkan sampai sekarang.
Setelah ngobrol itu, aku jadi ingat point-point penting yang bisa jadi acuan untuk menulis resensi buku yang bagus. Ini bukan tips menulis resensi dari ahli/ ekspert, tapi semacam sharing saja. Siapa tahu berguna bagi pembaca ya.
Semoga bermanfaat. 😄
🌼🌼🌼
5 Tips Cara Membuat Resensi Buku yang Baik dan Benar :
1. Mencantumkan Identitas buku dan cover buku
Idetitas buku itu penting bagi peresensi buku. Bisa dibilang identitas buku adalah bagian pertama yang harus diperhatikan. Apalagi jika kamu ingin menulis untuk media masa seperti koran atau majalah yang memuat kolom resensi. Maka kamu butuh menuliskan biodata buku ke dalam tulisan resensi tersebut.
Biodata buku terdiri dari : judul buku, nama penulis, penerbit, tahun terbit, jumlah halaman, ISBN, dan harga buku.
Aku selalu mencantumkan harga buku, meskipun kadang di resensi koran juga tidak disertakan harganya. But, its oke.
Di blog buku aku selalu menulis dengan detail biodata buku. Termasuk memasukkan cover buku edisi terbaru dalam resensi itu.
2. Gunakan 5W+1H untuk mencipta gagasan yang bernas
Setiap resensi yang bagus perlu memasukkan opini peresensi ke dalam tulisan review tersebut.
Jadi yang harus dilakukan adalah menggunakan mind map untuk memetakan apa saja point penting : 5W + 1H.
Udah tahu ya apa itu 5W+1H? Who, when, where, why, what, dan how.
Dengan mencari tahu 6 unsur itu, maka tulisan kita akan lebih berisi dan tidak hanya asal jadi.
3. Infokan tentang Proses Kreatif dan Amanat Cerita dari Penulis
Setiap penulis memiliki cerita tersendiri tentang proses kreatif buku tersebut. Bagaimana proses riset tema cerita dan membuat karakter dalam novel tersebut.
Apakah tema yang dituliskannya memiliki keterkaitan dengan isu terkini, misal isu lingkungan hidup, smart teknologi, bullying, dll.
Apakah tema yang ditulisnya sangat membekas di hati dan relevan untuk pembaca saat ini?
Apakah buku tersebut membawa perubahan dalam hidupnya?
Dari sana kita bisa menarik garis besar tentang apa saja yang perlu dibahas tentang penulis tersebut.
Ya, tulis singkat saja... Ini opsional saja sebetulnya. Tapi kita jadi bisa melihat sisi lain buku itu dari sudut pandang penulisnya.
Kamu bisa menemukan informasi tentang penulis dari author's note atau editor's note. Biasanya penulis akan cerita seputar apa yang sebenarnya ingin mereka sampaikan lewat karya itu.
Amanat cerita juga dapat ditemukan dalam alur cerita dan author's note yang dibuat penulis. Jadi catatan ini perlu dibaca dan dibahas juga untuk memperkaya isi resensi buku yang kamu tulis.
4. Kisahkan Kembali Konflik dalam Cerita
Dalam setiap buku yang dibahas pasti ada konflik yang terjadi di dalamnya Nah... Sampaikan cerita itu dengan gaya bahasamu sendiri.
Ceritakan alur bukunya dengan tidak terlalu mengesankan isi spoiler.
Kalaupun ada spoilernya, tuliskan saja sesuai dengan porsi yang tepat.
Misalnya 30% spoiler dan 70% opini pribadimu tentang isi cerita, ataupun dengan prosentase 50% spoiler alur cerita dan 50% opinimu.
5. Keunggulan dan Kelemahan Buku
Dalam setiap buku yang diresensi, pasti kita dapat menemukan kelemahan dan kelebihan buku tersebut.
Sampaikan dengan santun apa saja kelebihan dan kekurangan buku yang diresensi tersebut
Dengan begitu, pembaca akan mendapatkan informasi yang seimbang untuk menentukan apakah buku tersebut menarik untuk dibaca atau tidak.
Tujuan resensi buku adalah untuk memberikan gambaran yang detail tentang sebuah buku.
Jadi, sampaikan sejelas dan sedetail mungkin apa saja yang kamu temukan saat membaca buku tersebut.
Kelemahan dan kekurangan buku yang ditulis dalam resensi juga akan membantu penulis untuk melihat karyanya dari sudut pandang pembaca buku.
Jadi, hal ini bisa juga untuk masukan ke depan agar karya berikutnya jadi lebih bagus lagi.
Nah, semoga tips membuat resensi buku yang baik dan bagus ini bermanfaat untukmu ya. 😄
Selamat membaca dan meresensi buku! 😍
🌼🌼🌼
Artikel yang keren, Mbak Ila. Sebagai blogger buku saya juga terus belajar memperbaiki kemasan resensi yang saya buat makanya sewaktu-waktu pasti akan berubah-ubah. Kekurangan saya selama ini belum menggunakan pakem 5W + 1H. Padahal rumus kerangka ini penting digunakan. Kendalanya adalah suka jadi panjang banget resensinya. Sedangkan saya ini tipe penulis yang suka bermain dengan kata-kata. Alamak, takutnya pembaca blog kelelahan membaca ulasannya.
BalasHapus