❤️REVIEW BUKU BUYA HAMKA ❤️
Judul : Buya Hamka
Penulis : A. Fuadi
Penerbit : Falcon Publishing
Terbit : Cetakan pertama, Desember 2021
Tebal : 364 halaman
ISBN : 978-602-6714-73-2
Genre : novel biografi
Harga : Rp 90.000
❤️Meneladani Semangat Juang Buya Hamka ❤️
"Pidato-pidato, lezing-lezing saja percuma. Cobalah isi dadamu dahulu dengan pengetahuan, baru ada artinya pidato itu. Kalau ilmu sudah ada, akan mengalir cerana datang menjemput, akan diambil orang menjadi menantu."
Malik kecewa dan sedih lantaran perjuangannya untuk berkembang di kampungnya justru menuai kritik dari ayahnya sendiri.
Haji Rasul, ayahnya yang termasyur di Padang Panjang memintanya untuk belajar ilmu sebelum banyak berpidato dengan petitah petitih syair adat melayu.
Ayahnya mempertanyakan keilmuannya, karena selama ini ia belum tuntas menuai ilmu dari guru-gurunya di thawalib.
Malik pun sedih karena saat melamar kerja, ia ditolak sebab tak memiliki ijazah thawalib. Beban di pundaknya sangatlah berat.
Demi memenuhi hasratnya untuk berjuang dan diakui eksistensinya sebagai manusia yang berguna, ia pergi dari kampung halaman. Ia berpindah-pindah tempat. Dari Padang Panjang, ke Jawa, lalu ke Mekkah dan melaju ke Medan.
Di sanalah ia mendedikasikan dirinya yang bekerja menjadi penulis dan guru agama. Ia ingin membagikan pengalaman saat haji.
Tulisannya dimuat di Majalah Pelita Andalas, namanya berubah menjadi HAMKA. Tulisannya selalu dinanti, pendapatnya dikagumi.
"Hamka benar-benar sedang di puncak karier. Majalah maju, buku karyanya laris, namanya tenar, dan di Muhammadiyah dia jadi pemimpin yang didengar orang pula. Di usia semuda ini. Baru 30 tahun saja. Sedang gagah-gagahnya."
Hamka kini menjadi sorotan, dan ia mulai berkecimpung dalam pergerakan. Suaranya mulai dianggap berbahaya hingga diancam oleh penguasa yang saat itu dekat dengan petinggi negeri lain yang berideologi komunis.
Hamka mengalami banyak ancaman dan tantangan dakwah. Ia mengalami banyak kejadian yang membahayakan nyawanya sekaligus menjadi titik penentu akan kemana karirnya berlanjut.
Baca lanjutannya di novel ini. 😉
❤️Review Novel Buya Hamka by A. FUADI :
Membaca Buya Hamka serasa masuk dalam mesin waktu. Saya ikut larut dalam kisah Malik kecil yang tumbuh di alam dengan keragaman adat Minang. Ia nakal, bandel, pintar, tapi tangguh.
Malik terbiasa hidup berpindah-pindah karena permintaan ayahnya untuk mencari ilmu pada guru yang jauh lebih baik. Ia sempat mendapatkan pengalaman di Mekkah saat berhaji, dan bekerja di percetakan buku.
Buku-buku dari berbagai disiplin ilmu dilahapnya, meskipun sesekali masih belum dipahaminya. Di Mekkah, ia mencari ilmu dan kebajikan dari pengalamannya merantau.
Pengalamannya naik kapal juga dituangkannya dalam novel, bahkan kisah cintanya yang bertepuk sebelah tangan karena perjodohannya gagal pun menjadi novel.
Hamka menuliskan banyak kisah hidupnya dalam surat kabar, majalah, buku-buku, baik novel, maupun nonfiksi. Segala pengalamannya dituangkan dalam berlembar-lembar tulisan.
Novel Buya Hamka ini sangat menarik karena mengangkat kisah hidup Hamka sejak kecil hingga meninggal.
Jika selama ini saya hanya melihatnya dari naskah novel, dan adaptasi film, kini saya bisa tahu kenapa Hamka menulis semua tema itu. Sebab, pengalaman hidupnya pun sangat beragam dari hidup susah, kecewa, senang, sampai bisa berada di puncak karir.
Bahasa novelnya sangat bagus dengan dihiasi berbagai adat minang juga. Narasinya memikat hati. Sebagai penulis, A Fuadi menuangkan kisah Hamka dengan manis dan hangat, selayaknya membaca kisah seorang kawan lama yang sedang merantau jauh.
Hamka berjuang hingga nafas terakhirnya, sebagai seorang yang berada di jalan juang yang berbeda dari teman-temannya. Ia menulis, itu sebabnya namanya dikenang hingga kini, meski raganya sudah tiada. Karya-karya dan pemikirannya masih bisa dinikmati hingga sekarang.
Overall, saya suka banget sama novel ini. Yang mau baca bisa langsung pesan bukunya di ig @falconpublishing ya 😍
Yang mau pesan bukunya bisa klik link ini ya : linktr.ee/falconpublishingofficial/
Ini semacam biografi Buya Hamka ya Ila ?
BalasHapussalah satu bukunya A.Fuadi yang harus dimiliki nih
BalasHapussaya mengikuti pemikirannya Buya Hamka sesudah menyimak ngaji filsafatnya Dr Fahrudin Faiz, yang isinya dalem banget
Keren memang kalau bacain otobiografi seorang tokoh masyarakat dimana perjuangannya dia sejak dulu hingga nama besar sudah disandang tak main-main.
BalasHapusAda satu novel karya buya Hamka yang aku sukaaaaa banget. Judulnya Merantu ke Deli. Wah, bahasa melayu yang dipakai indah banget. Ceritanya juga bagus dan tetap relate dengan kejadian sekarang walau tulisan itu dibuat jauh sebelum Indonesia merdeka.
BalasHapusNah ini cerita lengkap tentang buya-nya ya. Ditulis sama salah satu penulis junjunganku pula uda Fuadi. Penasaran banget, apalagi dari ulasan ini keliatan kalau bukunya emang jempolan! cari aaah.
Hamka sosok yg luar biasa.
BalasHapusSmoga bs diangkat jadi film.nih.
Pastinya keren
Baru tahu karya A. Fuadi yang berjudul Buya Hamka ini. Kalau nggak salah dulu Ranah 3 Warna dan udah ditayangkan di Bioskop juga kayanya A. Fuadi. Penasaran deh saya juga pengen baca buku ini.
BalasHapusPas di aplikasi Storytel dengerin buku tentang Hamka menarik banget. Sangat menggugah. Perjuahgannya yang begitu luar biasa senantiasa menjadi inspirasi. Semoga kebaikannya mengalirkan pahala kebaikan yang tiada henti
BalasHapusUdah lama banget gak baca buku karya A Fuadi. Terakhir tuh yaa seri Negeri Lima Menara aja. Zaman semangat-semangatnya pengen tahu segala hal tentang pesantren. Khususnya gontor.
BalasHapusLuar biasa pemikiran-pemikiran Buya Hamka yang dituangkan dalam Novel Buya Hamka. Mengajarkan kita, sebagai generasi masa kini untuk tetap berkarya dan semangat berdakwah.
BalasHapusBtw,
Kenapa masuk kategori novel ya..?
Bukan biografi?
Buya Hamka memang sosok inspirasional dari Minangkabau. Banyak buku menceritakan tentang beliau. Saya baru baca yang judulnya AYAH, diterbitkan oleh REPUBLIKA Penerbit. Menangis saya membacanya. Kayaknya yang ditulis Abang A Fuadi ini akan menghadirkan kisah Buya Hamka dari sisi berbeda. Penasaraaaaan, pengen baca juga.
BalasHapus