Judul Buku : Pengantin Pilihan Reese Duncan – Duncan’s Bride
Pengarang : Linda Howard
Alih Bahasa : Nur Anggraini
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Terbit : Cetakan Kedua, 2020
Tebal : 296 halaman
ISBN : 978-602-06-4148-3
Genre : Novel Dewasa (Harlequin)
Harga : Rp. 53.900
Rating : 4,5/5 bintang
Baca via Gramedia Digital
Blurb Buku Duncan's Bride :
Reese Duncan memerlukan istri.
Tepatnya, wanita yang mau bekerja keras di peternakan serta bisa menjadi ibu
yang baik bagi anak-anak mereka kelak. Intinya, wanita yang jauh berbeda dengan
mantan istrinya. Masalahnya, ia terlalu sibuk sehingga terpaksa memasang iklan.
Dan ia terkejut mendapati kandidat paling menawan sekaligus paling tidak cocok
adalah wanita dari New York.
Madelyn Patterson membutuhkan
tujuan hidup dan tantangan baru. Menjawab iklan pria peternak yang mencari
istri mungkin terlalu nekat dan terkesan putus asa, tapi apa ruginya? Namun,
setelah bertemu Reese, ia malah mulai membayangkan masa depan bersama pria itu.
Dan mengharapkan cintanya. Sayangnya, Madelyn menumpukan harapan pada pria yang
salah, karena tampaknya Reese takkan pernah bisa memberinya cinta.
Resensi Buku Duncan's Bride :
Novel Duncan’s Bride karya Linda
Howard ini diterbitkan di negara asalnya tahun 1990, sedangkan cetak di
Indonesia tahun 2020. Linda Howard memiliki nama asli Linda Howington. Beberapa
bukunya diterbitkan oleh Harlequin, penerbit yang memusatkan pada kisah cinta romantis
ala kaum bangsawan dan orang kaya. Novel Duncan’s Bride sudah pernah terbit
dengan cover lama. Namun, untuk mengakomodasi kebutuhan koleksi istimewa
Harlequin, maka penerbit Gramedia mencetak ulang dengan cover baru. Menurut
saya cover barunya jauh lebih cantik dibanding cover lamanya. Hehe. Novel Duncan's Bride ini masuk dalam seri Patterson - Cannon Family Seri #1
Novel Duncan’s Bride by Linda Howard bisa kamu baca dalam bentuk buku cetak, epub, maupun ebook. Novel ini berkisah tentang kisah cinta antara Reese Duncan dan Madelyn Patterson. Reese Duncan ingin menikah lagi setelah ia bercerai 7 tahun lalu dari istri pertamanya, April. Namun ia tidak punya waktu
untuk mencari calon istri yang sesuai. Itu sebabnya, ia memasang iklan personal
di sebuah koran yang menyebutkan bahwa ia sedang mencari seorang istri idaman.
“Dicari : istri untuk peternak bertubuh sehat dan kuat. Harus memiliki kepribadian matang, bersedia memiliki beberapa anak, dan sanggup bekerja di peternakan. Lebih disukai usia 25-35 tahun.”
Reese tahu hal ini konyol, namun
ia harus mencobanya. Hingga kemudian ia membaca surat balasan dari Madelyn
Patterson, gadis dari New York yang sangat modis. Ia ingin bertemu dengan Reese
sebelum memutuskan untuk menikah dengannya. Mereka pun membuat janji pertemuan
di akhir pekan. Pertemuan satu hari yang akan membuat hidup Madelyn dan Reese
menjadi berubah.
“Wanita yang ia nikahi kali ini harus bersedia menandatangani perjanjian pranikah yang akan melindungi peternakan seandainya terjadi perceraian. Ia takkan membahayakan satu meter persegi tanah pun dari bakal warisan anak-anaknya, atau uang yang dibutuhkan untuk mengelolanya. Tak ada wanita yang bisa merampok hartanya sekali lagi, wanita itu boleh pergi, tapi dia takkan pergi sambil membawa apapun milik Reese.” (hlm. 7)
Reese dan
Madelyn bertemu di bandara. Dalam kecanggungan luar biasa, pesona Reese mampu
menarik Madelyn mendekat. Keduanya saling jatuh cinta saat pertama kali
bertatap muka. Sebuah keanehan yang bagi Madelyn tampak sangat asing. Ia
terhanyut dalam pesona laki-laki asing yang baru ditemuinya dalam sehari.
Namun, saat mereka berinteraksi di peternakan Reese, Reese sendiri yang
meyakinkan Madelyn bahwa ia bukanlah kandidat yang cocok untuk menemaninya
hidup di peternakan.
“Anggap saja ini kencan pertama. Jika dirasa cocok, berarti mereka memang cocok. Ia tak punya masalah dengan Montana, dan bukankah ini bisa jadi kisah hebat untuk anak cucunya nanti, bahwa ia pernah menjadi pengantin yang dipesan lewat surat? Kalaupun ini tidak ada hasilnya, dan kemungkinan besar begitu, tidak ada ruginya juga. Ia merasa jauh lebih aman menjawab iklan dari peternak Montana dibanding iklan serupa dari pria kota bergaya hidup bebas.” (hlm. 17)
Robert, saudara tiri Madelyn
sampai mencari tahu tentang Reese Duncan karena tak mau adiknya salah memilih
suami. Namun, Madelyn sudah terlanjur jatuh hati. Hanya saja, tanpa Reese yang
menghubunginya lebih dulu, Madelyn tidak akan bisa mengajukan dirinya kembali.
Karena lelaki itu percaya, Madelyn mirip istrinya, April, yang mengingatkannya
dengan gadis modis yang hobi menghabiskan harta suaminya. Namun, Madelyn
bukanlah April. Mereka adalah dua orang yang sangat jauh berbeda. Namun, bagi
Reese, keduanya sama saja.
“Wanita mana pun akan kesulitan untuk hidup dengannya. Aku maklum jika dia getir tentang kesepakatan pembagian harta yang tidak adil saat dia bercerai.”(hlm. 65)
“Wanita mana pun yang dia nikahi akan menjalani pernikahan yang dingin. Dia masih menyimpan banyak kemarahan dalam dirinya.” (hm. 65)
“Mantan istrinya bersama keluarganya menguras habis harta pria itu. Aku pernah berurusan dengan mereka – dengan waspada. Kau harus berhati-hati saat masuk ke kolam yang penuh ikan Baracuda.” (hlm. 66)
Jarak bandara ke peternakan Reese
ditempuh dalam waktu 3 jam dengan truk, sedangkan New York – Montana ditempuh
dalam waktu 2 jam dengan pesawat. 5 jam perjalanan yang membuat Madelyn sadar,
bahwa perjalanan ini akan sia-sia jika Reese memutuskan untuk tidak
menghubunginya lagi. Namun, keajaiban terjadi. Reese merasa tidak cocok dengan
dua kandidat lainnya. Yang satu memang tidak berminat, yang kedua sangat
menuntut ini dan itu dari Reese, bahkan mengomentari kondisi peternakannya yang
berantakan.
“Ia nyaris setengah sinting ketika tahu Madelyn pasti bersedia tinggal jika ia memintanya, dan mereka bisa jadi sudah menikah sekarang. Tidak. Madelyn terlalu mirip April. Jika Reese membiarkan Madelyn menancapkan cakar, wanita itu akan mencabik-cabiknya, bahkan lebih parah dibanding perbuatan April. Wanita itu terbiasa dengan kehdiupan di kota besar, dan meskipun dia tampak menyukai Montana dan peternakannya, ujian sesungguhnya adalah melewati musim dingin di sini. Madelyn takkan sanggup.” (hlm. 69)
Reese merasa sedikit canggung,
namun ia memberanikan diri untuk mengontak Madelyn lagi lewat telepon, dan
jawaban Madelyn, “Iya.” Reese akan menikah dengan wanita cantik dan modis itu,
padahal dulu ia sangat menentang gagasannya sendiri.
Madelyn mengingatkannya dengan April, istrinya yang membuat ia bangkrut dan kehilangan separuh peternakannya. Meskipun akhirnya Reese dan Madelyn menikah, pernikahan itu dilangsungkan dengan catatan sipil saja, tanpa pesta pernikahan. Pernikahan yang hanya dihadiri oleh saksi yaitu Robert (saudara tiri Madelyn) dan Christine(sahabatnya). Bahkan Reese dan Madelyn harus membuat surat perjanjian pranikah.
Madelyn setelah menikah dengan Reese mendapatkan julukan baru, “Maddie”. Nama panggilan itu sangat unik. Selain itu, Maddie juga membuat Reese terkesan dengan makanannya yang enak, sekaligus kebiasaan Maddie untuk bebersih rumah yang sangat dinikmati oleh Reese karena rumahnya selama ini tidak terurus.
Suatu hari, ada kejadian yang bikin Reese dan Maddie saling serang satu sama lain. Hal itu terjadi saat Maddie membayarkan sisa hutang pada bank. Bagi Reese, ini artinya Maddie menjadi pemilik peternakan juga, karena dalam surat perjanjian pranikah disebutkan bahwa Maddie dan Reese akan tetap memisahkan harta sebelum nikah dengan sesudah nikah.
Gara-gara hal ini, Reese menganggap Madelyn akan mengambil peternakannya, seperti yang dilakukan April. Padahal Maddie hanya berusaha untuk menyelamatkan peternakan itu sebelum disita bank. Bagian paling miris dari kisah Reese adalah kegetiran Reese karena ia kehilangans eparuh peternakannya. Bayangin aja, sampe dia bangkrut parah banget. Misalnya aja, dia sampe nggak bisa ngecat peternakannya, kandang, dan rumahnya sendiri selama 7 tahun.
Selain itu, dia yang dulu punya pesawat sendiri, pergi pakai pesawat udah biasa, sampai saking kerenya nggak bisa pergi kemana-mana kecuali pakai truk dan bus. Gila sih, selain itu jumlah hewan ternaknya tersisa ratusan saja, padahal dia dulu punya empat ribuan ekor ternak, dan 50 pegawai. Reese kehilangan seluruh pegawainya saking bangkrutnya. Ya, pantes aja sih dia jadi nggak gampang percayaan sama orang lain. :(
Gara-gara berantem sama Madelyn itu, Reese ngusir Madelyn dari kamarnya, trust dia malah minggat ke luar rumah sambil bawa barang-barang pribadinya dan mobilnya juga. Trus, gimana dong endingnya? Baca aja sendiri ya. Hehe :D Bagus pokoknya sih. :D
Komentar Tentang Buku Duncan's Bride :
Sejujurnya, saya kaget waktu baca
ending novel Duncan’s Bride ini. Rasanya seperti dihempaskan ke dalam jurang
oleh orang yang tidak kau kenal. Beuh, rasanya nggak enak banget deh. Sudah
merasakan kegetiran yang dialami oleh Reese, sudah melihat perjuangan Reese dan
Maddie menjalani kehidupan mereka saat tahun pertama pernikahan. Gregetan waktu
musim dingin menerjang peternakan. Selain itu sudah menabung kesedihan dan
amarah pada April, lalu tiba-tiba mendapat kabar ini. “April hanya cemburu dengan
peternakan itu saja. Makanya dia minta separuh peternakan itu saat
perceraiannya, bahkan tunjangan perceraiannya dibayar dalam sekali pembayaran.“
What? Beneran bikin gregetan nih
novel. Hahaha.
Gila sih, April ini cemburu luar
biasa sama peternakan Duncan. Katanya lebih baik cemburu dengan wanita lain
daripada dengan peternakannya. Padahal peternakan itu udah ada sejak 100 tahun
keluarga Duncan. Ibaratnya, ya emang si Reese itu terlahir dan akan selamanya
berada di peternakan itu. Yaaa, mau gimana lagi dong? Heuheu
Reese terikat dengan kuat oleh
darah keluarga peternak yang mengalir dalam dirinya. Ia akan selalu lebih
mementingkan peternakannya dibanding apa pun di dunia ini. Makanya ketika Reese
menikah dengan April, mereka tidak cocok satu sama lain. Selain itu, Reese tipe
pekerja keras yang menghabiskan waktu 16 jam di peternakan. Bayangkan saja, dia
cuma punya waktu 8 jam tersisa untuk tidur, makan, dan mandi. Yap, pantes aja
April males dianggurin dan harus bekerja keras di peternakan. Huhu
“April tidak bisa memahami bahwa dia hanya bukan tipe istri yang kaubutuhkan. Kalian tidak menyukai hal-hal yang sama, tidak punya tujuan hidup yang sama. Kau tidak mencintainya sebesar kau mencintai peternakan itu, dan dia menganggap itu sebagai kegagalannya alih-alih memaklumi itu sebagai perbedaan antara dua orang yang memang sangat berbeda.” (hlm. 281)
Jadi bener dong bahwa jatuh cinta saja tidak cukup untuk mempertahankan pernikahan ya. Tapi juga karakter seseorang, kebiasaan, impian yang saling beririsan, dan apalagi ya, kompromi dalam cinta, dll itu harus ada dalam diri pasangan yang sudah menikah. Biar nggak dikit-dikit ngerasa suaminya nggak cinta sama dia. Lha, kalau emang tipe pekerja keras gimana dong, masa harus ngadep depan kamu mulu, nanti nggak kerja, nggak ada duit, manyun kan? :p
Ending novel ini yang paling
bikin so sweet, apalagi kalau bukan potongan dialog ini di café Floris. Hahaha.
Pengin tak hiiih, si Reese emang beneran rese’ yaaa. Wkwk
“Pulanglah
bersamaku.”
“Beri
aku satu alasan bagus kenapa aku harus pulang.”
“Karena
aku mencintaimu.” (hlm. 283)
Sampe Maddie, istrinya akhirnya bilang, kalau Reese baru sadar dengan apa yang dia rasakan. Cinta yang dirasakanya dengan Maddie jauh berbeda dengan yang dulu ia rasakan bersama April. Maddie membawa hal-hal yang membahagiakan baginya, bahkan Reese pun sudah terawat lahir batin sejak ada Maddie. Jadi, ngapain masih ngeliat masa lalu dan trauma ya? Haha. Asli sih, ni kisah cinta Maddie dan Reese gokil. Gregetan banget sama dua orang ini, yang satunya keras kepala, satunya bakalan bertindak sama kerasnya karena dia memang hobi membalas perlakuan yang sepadan. Dasar kalian. ;))
Trus lucunya lagi kebiasaan mereka untuk saling melontarkan fakta apapun yang bisa saling ditertawakan itu bikin saya mikir, “Hah? Masa sih kayak gini aja bisa bikin Reese jadi nyaman sama Madelyn.” Wkwk. Apa sangking nggak ada hiburan lain di Montana ya. Hahaha
Asli, obrolan Maddie sama Reese itu random banget kalau mereka lagi ngobrolin hal-hal konyol. Sampe mau melahirkan aja kudu make tebak-tebakan fakta unik biar ga nyeri pas lahiran. Kayak yang wah, ini sih kayak anak alay, tapi ya beneran dirasain sama mereka. Wkwk. Kalau Reese nyebutnya Maddie bisa membuatnya serasa jatuh cinta masa remaja. Bikin tersipu-sipu tapi juga gregetan. Ya gitulah. Hahaha
Overall, novel Harlequin berjudul Duncan's Bride ini seru banget
menurutku, tapi emang genrenya buat dewasa ya. Jadi ya, begitulah. Rasanya panas,
butuh kipas banyak biar nggak kegerahan. Hahaha ;))
Quotes Buku Duncan's Bride :
“Setiap orang harus mengambil
peluang. Kadang kau kalah, kadang kau menang banyak.”
“Semua hubungan dimulai dengan
kencan pertama, entah buta atau tidak.” (hlm. 15)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^