Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Animal Farm by George Orwell - Novel Satir Tentang Alegori Politik yang Licik

 

Classic novel animal farm by george orwell


Judul Buku : Animal Farm (Republik Hewan)

Pengarang : George Orwell

Penerbit : Gramedia

Terbit : Edisi Digital, 2021

Tebal : 128 halaman

ISBN : 978-602-06-5548-2

Rating : 5 ⭐

Harga : Rp 53.000

Baca dan download ebook pdf Animal Farm di aplikasi Gramedia Digital 


❤️❤️❤️


Sinopsis Buku Animal Farm by George Orwell : 


Tuan Jones dari Pertanian Manor sangat malas dan pemabuk berat. Suatu hari dia lupa memberi makan binatang-binatang peliharaannya, maka terjadilah pemberontakan di bawah pimpinan dua babi bernama Napoleon dan Snowball.


Para binatang mengambil alih pertanian itu dan berikrar untuk menghapuskan ketidaksetaraan yang sangat timpang di antara mereka.


Pertanian Manor ganti nama menjadi Pertanian Hewan, dan dikelola untuk kesejahteraan semua penghuninya yang berkaki empat.


Tetapi dengan berlalunya waktu, semua idealisme mereka rontok, lalu terlupakan. Dan muncullah perkembangan baru yang tak terduga.


❤️❤️❤️


Resensi Buku Animal Farm by George Orwell : 


Novel Animal Farm (Republik Hewan) karya George Orwell ini berkisah tentang pemberontakan yang terjadi di sebuah peternakan bernama peternakan Manor milik Tuan Jones. 


Suatu hari, Tuan Jones lupa menutup lubang-lubang terobosan unggas di pagar peternakan. Ia terlalu mabuk sampai tidak bisa melakukan hal itu. Hingga kemudian, muncullah rapat rahasia yang dilakukan para hewan di peternakan Manor untuk membahas hal serius. 


Seorang babi tua bernama Mayor mengisahkan bahwa ia bermimpi para hewan di peternakan bisa bebas dan leluasa melakukan banyak hal tanpa khawatir ditindas manusia. 


Pasalnya, hewan di sana sering dijadikan sapi perah demi memenuhi kebutuhan manusia yang sangat rakus dan tamak. 


Para hewan merasa sedikit mendapatkan makanan dan waktu istirahat yang cukup karena harus terus-menerus bekerja demi manusia. Mereka ingin kebebasan hidup.


Para hewan berkumpul di peternakan malam hari untuk melakukan rapat penting. Ada hewan yang hadir antara lain : sapi, biri-biri, anjing, babi, ayam, kuda, kambing putih, keledai, burung merpati, anak itik, burung gagak, kucing, dll.


Mayor berkata bahwa manusia adalah akar dari semua masalah. Itu sebabnya... Manusia harus dilenyapkan dari peternakan itu. 


"Manusia adalah satu-satunya makhluk yang melahap apa saja tanpa menghasilkan apa pun. Dia tidak bisa menghasilkan susu, dia tidak bisa bertelur, dia terlalu lemah untuk menarik bajak, dia tidak bisa berlari cukup cepat untuk menangkap kelinci, tetapi dia menjadi yang dipertuan atas semua hewan. Dia menyuruh hewan-hewan bekerja, dan hanya memberikan balasan sekadarnya, hanya supaya mereka tidak mati kelaparan, sementara sisanya untuk dirinya sendiri."


Setelah rapat rahasia itu, beberapa hari kemudian Mayor ditemukan meninggal. Ia dikuburkan, lalu terjadi perbincangan tentang apa yang harus dilakukan para hewan. 


Mereka merasa pesan penting yang diucapkan Mayor sangat berguna bagi kelangsungan hidup mereka. 


Jangan sampai manusia menjadi tuan yang sangat serakah dan tidak beradab karena memperlakukan hewan dengan semena-mena. 


Para babi dianggap paling cerdas hingga mampu mengembangkan ajaran si tua Mayor menjadi ajaran hewanisme. 


Para hewan ingin melakukan pemberontakan di peternakan. Lalu, muncullah tiga babi yang sangat cerdas bernama Snowball, Napoleon dan Squealer, tiga babi inilah yang mengembangkan ajaran itu. Mereka mengajari para hewan alfabet, meskipun banyak yang tidak paham juga. Bahkan, kemudian mereka bergerak untuk melakukan pemberontakan.


Para babi dianggap bisa membaca alfabet dan juga bisa menjadi pemimpin yang tangguh. 


Mereka memulai perlawanan pada Jones, keluarga dan para pekerjanya. Para manusia di peternakan itu diusir lewat pertempuran yang menggemparkan hingga lari terbirit-birit dari peternakan. 


Sayangnya, Snowball terluka, ia pun dirawat di peternakan hingga membaik. Namun, terjadi masalah hingga akhirnya Snowball menghilang dari peternakan. 


Banyak desas-desus mengatakan bahwa Snowball menjadi pengkhianat, mata-mata manusia, lalu kabur ke peternakan tetangga. 


Ada lagi yang bilang bahwa Snowball merencanakan sesuatu yang jahat seperti merusak kincir angin, hingga akhirnya gelar kehormatannya pun dipertanyakan sebagai pahlawan nomor dua.


"Aku tidak percaya Snowball itu pengkhianat sejak dulu."


"Apa yang terjadi kemudian berbeda. Tetapi aku yakin di pertempuran kandang sapi, dia adalah kawan yang baik."


Sejak masalah antara Snowball dan Napoleon muncul, para hewan terpecah dalam dua kubu besar yang memihak Snowball dan Napoleon secara terpisah. 


Secara garis besar, mereka ingin manusia hilang dari peternakan selamanya. Lalu,  hewan bisa hidup bahagia tanpa harus bekerja terus menerus. 


Tapi, Napoleon meminta agar para hewan bekerja untuk membangun kincir angin agar pekerjaan makin cepat selesai. Sedangkan Snowball ingin hewan bisa lebih santai dalam bekerja.


Namun, bagaimana cara hewan bisa membangun kincir angin tanpa tenaga manusia? Inilah yang jadi masalah berat di peternakan hewan.  


"Pilih Snowball dan tiga hari kerja seminggu" atau "Pilih Napoleon dan bahan makanan berlimpah."


Masalah ini sungguh rumit. Namun karena desas desus tentang Snowball makin sering terdengar bahkan makin parah, akhirnya semua hewan memihak Napoleon. 


Hanya Benjamin, si keledai sahabat Boxer, kuda paling tangguh yang tidak memilih kelompok manapun. Ia menolak percaya bahwa bahan makanan akan berlimpah  atau bahwa kincir angin bisa menghemat pekerjaan.


Masalah baru muncul saat pembangunan kincir angin tidak kunjung selesai, bahkan terjadi kekacauan berkali-kali karena ulah segelintir hewan dan musibah musim dingin. 


Inilah yang memicu masalah berat lainnya yaitu pergeseran isi sila yang ditulis di dinding peternakan. 


Semakin banyak masalah muncul hingga mereka mempertanyakan, mengapa manusia dan babi tak jauh beda dari yang selama ini mereka yakini? 


Jadi mana yang lebih baik, manusia atau babi? 


Temukan jawabannya di novel Animal Farm ini! 😉


❤️❤️❤️


Menurut saya : 


Novel Animal Farm ini ditulis George Orwell mulai dari November 1943 sampai Februari 1944. Sedangkan dicetak menjadi buku mulai tahun 1980 an.


Penerjemah novel Animal Farm edisi terbitan Gramedia classic series ini adalah Djokolelono yang juga merupakan seorang penulis Indonesia.


Novel Animal Farm karya George Orwell terjemahan Djokolelono ini sangat bagus karena bahasanya lebih mudah dipahami oleh pembaca awam seperti saya. Dibandingkan dengan novel klasik pada umumnya yang bahasanya lebih berat, novel ini terbilang ringan, namun isinya sangat tidak bisa dianggap remeh. 


Novel Animal Farm dianggap sebagai novel satir yang kritis. Novel ini mengupas tentang alegori politik yang terjadi di masa Perang Dunia II. Namun menggunakan analogi hewan dalam kehidupan mereka bermasyarakat atau berkoloni. 


Saya merasa saat membaca novel ini, ada rasa sebal dan marah dengan situasi yang muncul akibat kekejian yang terjadi di awal pemberontakan. Bahkan harus terjadi pertempuran kandang sapi. 


Tapi begitu kenal dengan karakter Napoleon, rasanya saya ingin mencincang babi satu ini. Asli sih, licik banget ni babi. Hadeehh


Jadi, dalam perjalanannya... Peternakan milik Jones yang awalnya bernama Peternakan Manor diganti jadi Peternakan Hewan. Namun, seiring berjalannya waktu, di ending disebutkan bahwa peternakan itu akan diganti nama lagi menjadi Peternakan Manor. 


Yang bikin sebel adalah... Apa gunanya melakukan pemberontakan jika akhirnya ada banyak intrik licik, pertempuran, bahkan pengkhianatan dan tipu daya yang membuat peternakan itu babak belur. Bahkan terjadi penbantaian massal karena siapa pun yang berkhianat harus mengakui di hadapan seluruh hewan di peternakan. 


Ini bikin saya merinding sih pas baca bagian adegan ini. Sampe mikir kok bisa kayak gini. Horor banget. 😱


❤️❤️❤️


Novel Animal Farm : Kisah Dongeng Para Hewan yang Membahas Alegori Politik nan Licik


Novel Animal Farm ini merupakan novel satir yang menyindir politik di Uni Soviet yang berlandaskan sistem komunisme. Makanya George Orwell pun menyindir komunisme dengan istilah paham hewanisme yang mengharuskan masyarakat memiliki prinsip : "sama rata sama rasa". 


Ngeri juga ya kalau seluruh manusia harus bekerja keras demi memenuhi kelompok penguasa yang berpesta pora di atas penderitaan rakyatnya. 


Saya membayangkan gimana ngerinya paham komunisme ini masih berlangsung bahkan di masa sekarang. 


Inget nggak waktu ada kasus demo di Myanmar pada tahun lalu yang bikin para demonstran ditangkapi karena melawan pemerintahan militer yang diktator? 

Inget nggak waktu pergantian penguasa di masa Orde Lama, Orde Baru dan masa Reformasi? Pasti ada saja insiden yang berujung korban nyawa. 


Semua kejadian sejarah yang terjadi terasa tumpang tindih. Karena ada sekelompok orang yang mengubah pandangan-pandangan tentang politik yang harus diingat. Sama kayak waktu para hewan bingung kenapa kok 7 sila-nya ganti ya? 


Yang awalnya para hewan tidak boleh menggunakan uang, tidak boleh bertingkah seperti manusia. 


Para hewan tidak boleh tidur di tempat tidur. Trus sila ini diganti jadi "para hewan tidak boleh tidur di tempat tidur pakai seprai."


Wew, asli sih, ngeri ya. Jadi suka-suka penguasa gonta-ganti sila semaunya mereka. Termasuk melanggar idealisme yang dibawa sebelumnya.


Trus yang doktrin seperti "Empat kaki bagus, dua kaki jelek" diganti jadi "Empat kaki bagus, dua kaki lebih bagus."


Lalu, ada banyak distorsi sejarah yang dilakukan oleh Napoleon tentang sejarah Pertempuran di Kandang Sapi. Ini bikin sejarah pemberontakan para hewan itu berubah-ubah, jadi abu-abu. Sejarah jadi tertutup, entah mana fakta yang benar dan tidak... Malah jadi absurd banget. 


Ya, sama kayak sejarah negara Indonesia saat terjadi pemberontakan atau revolusi. Tergantung siapa yang menulis sejarah itu dalam catatan. 


Bahkan setelah pemberontakan selesai pun, dan warga hidup aman, lagi-lagi kita dihadapkan dengan betapa bobroknya para pemimpin politik yang akhirnya ikut gila kekuasaan dan gila harta. Bahkan, sering mengeruk kekayaan untuk kemewahan diri sendiri dan kelompoknya saja. 


Kesimpulan : 


Novel Animal Farm ini menyindir habis kebengisan dan kekejaman yang dilakukan para elit politik dan bagaimana mereka membolak-balikkan fakta di lapangan hingga segala sejarah negara jadi abu-abu.  


Tak ada sosok yang bersih dalam dunia politik, sama halnya tak ada yang bersih dari dosa politik antar kelompok pemimpin, hingga bisa dianggap manusia sama saja kelakuannya seperti babi, hewan yang tamak dan rakus. 


"Para hewan di luar melihat dari babi ke manusia, dan dari manusia ke babi, kemudian dari babi ke manusia lagi. Mereka sudah tidak bisa membedakan, yang mana babi dan yang mana manusia."


Overall, 5 bintang untuk novel Animal Farm ini. Terjemahannya sangat bagus dan mudah dipahami. Selain itu, alur kisahnya juga cepat dan dinamis. Jadi novel ini bisa saya selesaikan dalam hitungan jam. 


Nah, selamat membaca! 😍


❤️❤️❤️



Komentar

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com