Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Jojo Seri #14 (Perjalanan Empat Musim)


Judul : Jojo Seri #14 (Perjalanan Empat Musim)
Pengarang : Andre Geerts
Penerbit : Elex Media Komputindo
Terbit : 2012
Alih Bahasa : Gema Mahardhika
ISBN : 978-602-00-1611-5


Jojo, anak kecil jail yang cerewet. Ia tinggal bersama neneknya. Di seri 14 ini, Jojo mengalami banyak petualangan seru selama empat musim. Musim panas, gugur, dingin, maupun semi. Selama musim berganti, hal unik terjadi pada Jojo. Seperti saat ia selesai liburan musim panas, musim gugur pun tiba. Ia merasakan sensasi musim gugur. Dedaunan yang jatuh ditiup angin. Ia selalu sibuk berceloteh tentang perasaannya setiap kali musim berganti.

“Saat aku kecil, kupikir musim gugur adalah musim yang berisik. Pada saat itulah nenek membelikan topi pertamaku. Tapi itu nggak ada hubungannya. Jadi, musim gugur memang berisik.”(hlm. 5)

Lain lagi saat di rumah. Ia bilang musim gugur sangat menyenangkan. Kecuali saat hujan rintik-rintik tak henti-hentinya membasahi bumi. Dan berlangsung berjam-jam. Akhirnya musim gugur jadi membosankan.

Nenek memperingatkannya, “Jojo, jangan bilang membosankan.”(hlm. 9)

Ada kejadian yang membuat saya tertawa saat melihatnya, yaitu saat Jojo ziarah ke pemakaman bersama nenek. Ternyata ada teman dan kerabat yang hadir. Alih-alih berdoa, orang dewasa malah saling ribut di pemakaman.

Jojo sampai bilang, ”Akhirnya musim gugur sangat menyenangkan. Tapi, pesta orang meninggal, nggak seasyik pesta orang yang masih hidup!”(hlm. 13)

Yang paling seru saat Jojo berkata ada salju. Ia teriak kegirangan sambil berlari menuruni anak tangga. Begitu dilihatnya si nenek sibuk dengan sesuatu di tangannya, ia heran.

“Nenek ngapain?”
“Menebarkan garam, biar aman kalau dilewati.”
“Aman, kok, Nek! Lihat, deh!”
Dan dia pun sibuk berputar-putar seperti main seluncur es.
“Benar kan, aku nggak terluka.”

Jojo dan nenek saat musim dingin
Baru bilang begitu, si nenek berjalan ke arah rumah. Ketika neneknya terpeleset, Jojo yang ada di belakangnya ketimpuk badan neneknya. Hasilnya, Jojo digips. Well, ini yang paling tengil menurut saya.

Oiya, saya juga baru tahu kalo garam bisa mengurangi kelicinan di jalanan bersalju. Wah, kapan-kapan bisa dicoba tuh, kali aja bisa main ke luar negeri pas musim salju. *aamiin* *ngarep banget liburan di negara empat musim* haha

Di halaman lain ada lagi, ulah teman Jojo. Namanya Charlotte yang sedang demam mewarnai rambutnya dengan gaya ala Gothic. Bayangkan, anak-anak berdandan ala Gothic. ;)) Si Charlotte ini saking ngefansnya, ia sampai mengajak Violaine juga mengecat rambutnya dengan warna yang sama. (hlm. 33) Trus suara lagu yang ia dengar bikin koki di dapur kaget, saking kagetnya makanannya pada jatuh semua di lantai. Kasian.. huhu...

Ada kejadian menyebalkan lagi, kali ini dialami nenek. Nenek yang mempunyai pendingin di musim panas, senang berada di rumah. Setelah menyalakan pendingin, ternyata satu tetangga datang. Awalnya hanya ngobrol biasa, eh keterusan sampai senja tiba. Esoknya, beruntun tetangga yang lain datang. Hahahaha. Alasannya macem-macem, dari nanya peralatan, bahan dapur, sampai yang aneh lainnya. Setelah semuanya ngumpul di ruangan, baru Jojo heran. Kenapa banyak tamu begini? Ternyata, tetangganya datang hanya untuk numpang ngadem, mereka tak mau kepanasan di musim panas. =)) Bersyukur, Jojo punya cara agar tamu tak diundang itu segera pulang. Gimana triknya? Baca aja buku komik ini. :D

Ada banyak lagi cerita Jojo lainnya, tapi saya hanya menulis beberapa saja. Oiya, ini pertama kalinya saya baca komik Jojo ini. Sepertinya masuk komik Eropa, tapi nggak tahu juga dari negara mana. :D Interaksi nenek, Jojo, dan masyarakat sekitarnya itu yang bikin saya betah baca buku ini, meski awalnya agak heran juga. Anak sekecil Jojo, cerdasnya kelewatan. Jail juga. Hihi. Jadi, sepanjang cerita ia berceloteh tentang pendapatnya perihal musim yang dilewati, juga gumamannya yang bikin orang sekitarnya terpana. Overall, empat bintang untuk komik ini. ;)

Postingan ini diikutsertakan dalam Comic Reading Challenge 2015

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital