Judul Buku : LACS Go PoToV
Pengarang : Benedicta Hanna
Penerbit : Tali Kata Publishing House
Terbit : Juni 2010
Tebal : 170 hlm.
ISBN : 978-602-8906-04-3
Genre : novel anak/detektif
Kelompok
detektif CATCH terdiri dari Cicero, Andrea, Clay, dan Hash bentukan Bos Be-A,
seorang bangsawan yang kehilangan anaknya dua belas tahun lalu. Anggota
kelompok detektif ini masing-masing memakai liontin berinisial huruf sebagai
penanda. CATCH melakukan penyelidikan atas Taf, anak dari seorang penjual roti
yang tinggal di tempat kumuh di pinggira kota Greenstone. Ia tinggal bersama
Mom, dan dua kakaknya, Jim dan Limo. Tapi sebelum kasus penculikan itu
terungkap, CATCH justru harus menyelidiki apakah Taf terlibat dalam pencurian
12 patung yang terjadi di museum Mamot.
Museum Mamot
sering sepi dan biasa didatangi Taf saat sedang bermain. Taf diperbolehkan
masuk tanpa membayar oleh Mr. Shiringai, sang penjaga museum. Ia terkunci dari
dalam saat museum tiba-tiba ditutup karena 12 patung itu dititipkan agar besok
bisa diangkut dengan helikopter. Tapi 12 patung itu hilang tanpa jejak. Taf
yang melihat ada dua orang yang masuk selain dirinya di museum, ternyata
mencurigai bahwa satu pencuri adalah seorang bertopeng musang. Dan salah satu
pencuri lainnya adalah Limo, karena ciri-ciri tubuhnya mirip Limo, kakak Taf.
Tapi menurut kesaksian Taf, Limo tidak mungkin masuk ke Museum Mamot, karena ia
takut dengan hewan berbelalai, termasuk patung Mamot sekalipun.
Pelacakan kasus
menunjukkan keterlibatan Mr. Shiringai, pak walikota, anak pak walikota, dan
istri Mr. Shiringai. Tapi yang paling rumit adalah keterlibatan seorang
penjahat dari masa lalu, lelaki berhidung bengkok yang membuat sebuah pengakuan
mengejutkan, tentang masa lalu yang menyakitkan, penculikan seorang bayi dengan
liontin berinisial T. Jadi, siapakah penjahat yang sesungguhnya? Bagaimana Taf
bisa menolong Limo dari kasus ini?
***
Kasus
detektif CATCH ini rumit dan menggelitik untuk diselesaikan. Sebelum semuanya
terungkap ada banyak kemungkinan dan alibi yang membuat polisi dan detektif
terkecoh. Bahkan Taf yang seharusnya bisa mengenali Limo saja tidak tahu apa
benar Limo terlibat dalam kasus ini. Penjahat yang sesungguhnya baru ketahuan
setelah bab hampir berakhir, benar-benar menegangkan. Meski penulis sudah
menyebarkan clue ke segala arah, tapi saya baru tahu setelah dibuka satu per
satu. Apalagi semua tokoh dari awal cerita berperan dalam mengungkap puzzle
kasus ini, mulai dari kisah Bos Be-A, Mom, bahkan sampai istri Mr. Shiringai.
Benedicta
Hanna membuat pembaca terserap masuk ke dalam imajinasinya yang mengagumkan
namun juga kelam. Apalagi dengan detail yang terencana dan seperti yang saya
bilang tadi, saya tidak bisa menebak ke mana arah si penjahat ini, alibinya
terpatahkan semua. Fufufufu~
Yang lebih
menarik lagi, saat penulis mengenalkan tokoh Taf, seorang anak cerdas dengan
kecerdasan unik, seperti bisa membaca huruf abjad terbalik, bisa belajar cepat,
dan bahkan bisa menulis seperti orang kidal, meski ia tidak kidal. Kecerdasan
yang ternyata membuat ia bisa terbebas dari masalah saat bertemu penjahat.
Dampak kasus
12 patung dalam museum Mamot ternyata membuka semua rahasia yang dulu sulit
diuraikan. Dan yang paling penting, pembaca bisa belajar untuk menjadi detektif
seperti CATCH, menebak apa yang ada di balik rahasia 12 patung untuk mengungkap
harta karun peninggalan zaman dulu. Demi mengungkap kejahatan agar rahasia
menjadi senjata penegak kebenaran dan keadilan. Overall, 5 bintang untuk novel sekeren ini!
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^