Judul Buku : Love Command : The Second Chance
Pengarang : Janice Nathania
Penerbit : Gramedia
Terbit : 2013
Tebal : 200 halm.
ISBN : 978-602-03-0016-0
Genre : Teenlit
Sejak awal,
Shilla tahu hubungannya dengan Ryo tidak akan mudah. Ryo, anak bungsu di keluarga
Luzardi jatuh cinta pada Shilla. Keduanya dekat sejak Arya-kakak Ryo-
meninggalkan Shilla ke Paris. Sesungguhnya Shilla dan Ryo memiliki kepribadian
yang berbeda. Namun, itu justru membuat Ryo makin tertarik dengan Shilla.
Shilla tak mau seorang pun tahu tentang status barunya. Ia bahkan hanya mau
dijemput di halte, bukan di sekolah.
Pertengkaran
demi pertengkaran tetap menjadi rutinitas mereka, namun bukan itu masalahnya.
Shilla sadar perbedaan status mereka begitu mencolok, dan itu akan segera menjadi
masalah. Kabar kedekatan Ryo dan Shilla cepat menyebar. Bianca yang tak terima
kalau Shilla jadian dengan Ryo, akhirnya membuat teror dengan mengatakan bahwa
masa lalu Shilla buruk, termasuk masa lalu bundanya. Ia membuat brosur yang
disebarkan di seluruh sekolah, hingga anak-anak menganggap Shilla seorang anak
yang tidak layak bersekolah di Season
High, sekolah elit para anak orang kaya.
Ryo yang
tahu Shilla ada masalah dengan Bianca ingin membuat pembalasan padanya. Ryo pun
merancang siasat balas dendam pada anak-anak yang membully Shilla. Mobil ban sebelah dikempesi, padahal bukan hanya satu
mobil yang kempes, tapi seluruh mobil milik anak sekolah yang mengganggu
Shilla, tentu saja kecuali mobil Ryo. Lalu Ryo juga mengancam Bianca
menggunakan pisau di sebuah atap gedung yang hendak direnovasi. Ia mengupas
mangga sambil mengancam akan menguliti Bianca bila cewek itu masih merecoki
hidup Shilla. Bianca jadi trauma melihat mangga.
Selain
masalah Bianca, masalah kedua adalah Arya. Arya masih menjadi sosok istimewa
yang menetap di hati Shilla sejak dulu. Arya mengingatkan Shilla pada sosok
Ayi, anak lelaki yang dulu memberinya bros saat Shilla kecil sedang sedih. Shilla
menganggap Ayi cinta pertamanya. Dan hati Shilla kembali tak menentu ketika
Arya tiba-tiba kembali dari Paris, menghidupkan kembali perasaan yang dulu
tersimpan.
Namun di
tengah kebimbangannya, Shilla masih harus menghadapi kejutan lain. Terkuaknya
rahasia besar yang umurnya lebih tua dari dirinya. Kilas balik yang menuturkan
kisah bunda, Ayi dan keluarga Luzardi. Kenyataan yang akan segera
menjungkirbalikkan hidupnya. Juga hatinya. Akankah Shilla memilih Ryo atau
Arya?
***
Kisah cinta
anak orang kaya dan miskin sudah menjadi inti novel teenlit ini, membuatnya jadi seperti di kisah drama ala Asia(Taiwan/Korea).
Anak orang kaya yang hedonis bin slengekan ternyata bisa juga jatuh cinta
dengan gadis miskin yang menjadi pelayan. Kisah ini mengingatkan saya pada kisah
Tao Ming Tse. Hanya bedanya, kisah Shilla dan Ryo bergulir ke arah yang lebih
bikin gregetan. Kisah hidup Shilla makin rumit dan membawanya pada kegamangan. Apalagi
rahasia besar yang hadir bukan sesuatu yang biasa.
Kekuatan
novel ini ada pada plot, diksi dan dialog yang
menekankan pada pembentukan karakter. Karakter tokohnya terasa beda setiap
orang, tidak seperti teenlit lain yang kadang karakternya nggak keliatan. Yap,
novel ini bergaya show, not tell.
Jadi pembaca disuguhkan banyak puzzle kehidupan tokoh yang melingkupi kehidupan
Shilla, meski Shilla sendiri tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi di masa
lalu bundanya.
Kisah flash back yang maju mundur untuk
memperlihatkan tokoh di masa lalu membuat kening saya berkerut. Karena banyak
tokoh yang dijejalkan di satu kisah tambahan ini, bikin pembaca jadi
nebak-nebak. Ini siapa ya? Trus, itu siapa? Belum satu kasus si tokoh selesai,
muncul tokoh lain. Jadi sepanjang kisah yang berhubungan dengan masa lalu, saya
terus-menerus menebak : hubungan Davara, Ratya, Stefanus, Romilda, Ivano, dan
Luzardi ini apa?
Sebenarnya,
saya nggak merasa sreg dengan pemilihan aksi yang diambil oleh Ryo. Ryo yang
temperamen mengambil pisau sebagai alat balas dendam, meski hanya menakuti tapi
ngeri aja gitu. Karena novel ini segmennya remaja, kenapa jadi serem begini? Saya
jadi ngebayang aja kalo pembaca remaja ikutan cinta ala Ryo, cinta buta, gimana
jadinya ya? Dengan pola : bully-nggak
terima-balas dendam-mutilasi/kekerasan. Ini bikin saya takut kalo akhirnya
tindakan seperti ini dianggap biasa saja, bahkan dianggap buat nakutin doang.
Saya jadi inget kasus Ade Sara yang meninggal karena alasan jealous trus disengat listrik sampai
mati. See? Saya kangen kisah teenlit yang lebih banyak membahas
persahabatan.
Kalo di
novel ini banyakan kisah cintanya dan aroma remajanya jadi kerasa kurang. Kisah
ini memang kisah cinta ala negeri dongeng, yang membuat pembaca menjadi berharap
menjadi seorang Shilla yang beruntung dicintai dua lelaki dengan harta yang
bejibun, nggak akan habis untuk 7 turunan. Saya suka suspense-nya, tapi bagian bully-nya
kurang nyaman di hati. Saya juga suka bagian Shilla dan Arya saling berkomentar
tentang filosofi teh. Bikin banyak merenung tentang cinta dan kehidupan.
Karena ini
buku kedua, bagian romance-nya dikit.
Tapi suka deh kalimat ini pas ngobrol sama Arya yang bijak.
“Terkadang pilihan akhirnya dijatuhkan bukan pada siapa yang lebih dulu datang melainkan pada dia yang paling akhir bertahan.”(hlm. 190)
“Kenapa kamu nggak mulai mencari, sebelum ada yang menghilang lagi?”(hlm. 190)
Sepertinya
bakal ada kelanjutan dari kisah ini karena kisahnya menggantung. Tapi soal
kepastiannya, perlu nanya sama penulisnya kali ya. Anyway, 3,5 bintang untuk kisah ini. :D
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^