Judul : Petualangan Tintin : Di Kuil Matahari (Seri #14)
Pengarang : Herge
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan keenam, Februari 2013
Tebal : 64 halm.
ISBN : 978-979-22-3916-4
Haddock,
pensiunan kapten kapal dan Tintin, wartawan, sudah sampai di markas polisi
Callao, Peru. Seorang teman mereka bernama Lakmus diculik dan diduga ada di
kapal “Pachacamac”, yang akan tiba di Callao sebentar lagi. Begitu “Pachacamac”
merapat, polisi akan menggeledah kapal itu. Kalau ada di sana, Lakmus akan
diselamatkan. Tapi ternyata, “Pachacamac” memasang bendera kuning dan segitiga
kuning biru. Menurut kode, berarti ada penyakit menular di sana. Dua kasus
demam kuning yang mengharuskan karantina selama tiga minggu.
Tintin yakin
Lakmus ada di kapal dan harus segera diselamatkan. Meski dokter telah
memberikan rekomendasi untuk tidak mendatangi kapal, Tintin tetap nekad masuk
ke kapal. Ternyata, Lakmus tertidur dengan gelang Inca di tangannya, di dalam
kapal. Indian yang melihatnya masuk ke kapal segera menyerang Tintin. Dengan
segala cara, Tintin berusaha untuk berenang kembali ke daratan.
Kapten meminta
bantuan kepolisian Dupondt untuk berpencar mencari Tintin. Kapten menemukan
Tintin menyamar menjadi Indian. Dua hari kemudian, perjalanan mereka menuju Jauga
disabotase. Di gerbong kereta hanya ada Kapten dan Tintin. Setelah perjalanan
di tengah jalan, gerbong terlepas. Kapten yang bisa turun dari gerbong terpisah
dari Tintin. Tintin meloncat dari jembatan ke sungai agar selamat.
Tintin dan Kapten terjebak di gerbong yang terlepas |
Di kota,
saat memberikan laporan kehilangan Lakmus, polisi setempat tidak berani
membantu. Alasannya, Lakmus ikut dengan sukarela. Saat sedang menanyai orang
lokal, Tintin menolong seorang anak kecil yang dikerjai orang jahat. Anak itu bernama
Zorrino bersedia membantu Tintin menemukan letak kuil matahari. Dengan membawa
senapan dan bekal di punggung Llama, ketiga orang itu menempuh perjalanan berhari-hari.
Mendaki lembah sempit bersalju, melewati gunung, terkena serangan buaya di
rawa, hingga hampir terseret arus di air terjun.
Akhirnya, Tintin
menemukan jalan masuk ke kuil matahari. Namun, atas kelancangannya, ia terpaksa
harus menerima hukuman untuk menjadi tumbal pengorbanan orang Inca. Kapten,
Lakmus dan Tintin akan diikat di tiang kayu di bawah matahari. Tintin boleh
memilih kapan hari pengorbanan itu. Dapatkah mereka lolos dari hukuman suku
Inca?
***
Tintin seri
ke 14 ini berjudul di Kuil Matahari. Kuil Matahari yang merupakan tempat
tinggal Suku Inca asli Peru terletak jauh dari kota. Petualangan kali ini
adalah petualangan yang menegangkan dibanding seri sebelumnya. Karena
berkali-kali Tintin, Kapten, Milo dan Zorrino harus melewati berbagai macam
rintangan untuk menuju kuil matahari. Demi menyelamatkan Lakmus.
Di seri ini
pembaca disuguhkan budaya asli Peru. Misalnya: hewan asli Peru bernama Llama.
Ia adalah unta palsu (mungkin saudaranya
unta :P) yang bisa menyemburkan air dari mulutnya bila sedang marah. Lalu, ucapan
khas orang lokal Indian yaitu “No Se” yang artinya : tidak tahu.
Ada pula pakaian orang Indian bernama ponco yang digunakan bersama topi.
Dan, sains
yang digunakan di komik ini, misalnya : penggunaan gerhana matahari, lup untuk
menghasilkan titik api, juga gema yang menimbulkan suara di lembah yang sempit
bisa membuat longsor. Saya baru tahu tentang gema itu. Waw, baca komik ini
bikin saya tambah mengerti banyak hal. Tidak hanya terhibur tapi juga menambah
wawasan.
Oiya, saya
ketawa setiap kali melihat tingkah Kapten. Saat ia marah biasanya mengumpat
menggunakan bahasa aneh, seperti “seribu
juta kepiting kurus kering”, “kacang
melempem”, dll. Benar-benar aneh. Hahahaha. Apa memang sengaja dicari kata
yang malah membuat tertawa ya? Overall,
4 bintang untuk komik ini.
Postingan
ini diikutsertakan dalam Comic Reading Challenge
unta palsu.... :D atau unta kw kali ya...
BalasHapuskalau nggak salah salah satu movie Doraemon, settingnya di kuil matahari juga... :)