Judul : Malam Janganlah Cepat Berlalu, Mentari Perlahanlah Sejenak
Penulis : Hatta Syamsuddin, lc.
Penerbit : Indiva Media Kreasi
Terbit : Agustus 2013
Tebal : 344 halm.
ISBN : 978-602-1614-04-4
Seorang teman yang baru menikah
selama dua tahun mengeluh tentang pernikahannya. Bayang-bayang pernikahan yang
menyenangkan sirna sudah seiring dengan lamanya pernikahan. Ada keluhannya yang
membuat saya mengerutkan kening. Pasalnya dulu sebelum nikah, ia sangat menggebu
dalam hal cinta. Kini katanya, ”Cinta itu sangat jarang dibicarakan saat kamu
sudah menikah. Jika dihitung kamu akan membicarakan cinta mungkin seminggu cuma
sekali dan itu mungkin tidak lama dari satu jam.”
Saya tertegun saat
melihat ia begitu. Lain pasangan, lain pula penampilan. Seorang teman yang sudah
menikah lima tahun berkata, “Kami selalu berusaha untuk menjadi pengantin baru.”
Dua kasus yang jelas jauh berbeda. Yang satu bahagia, yang satu merana. Mengingat
banyaknya hal yang merampas kebahagiaan, kadang hal-hal kecil yang sepele bisa
menjadi pemicu keretakan hubungan. Komunikasi tak lancar, dan menjadi hambar.
Benarkah cinta telah hilang seutuhnya?
Saya belum menikah. Tapi
melihat dua pasangan yang berbeda memaknai dan menjalani pernikahan itu membuat
saya bertanya, apa benar pernikahan seseram yang dibayangkan oleh teman saya
yang pertama? Apa cara yang dilakukan agar cinta tumbuh meski di tengah
prahara? Membersamai dalam langkah yang sama tentu bukan hal mudah.
Dalam buku “Malam janganlah cepat berlalu, mentari
perlahanlah sejenak”, sang penulis mengungkap 40 cara romantisme yang
dilandaskan dari hadist Nabi Muhammad SAW. Romantisme ala Nabi yang membuat
jiwa serasa muda, meski raga sudah menua. Dalam 8 bab, dijabarkan perihal apa
saja yang bisa dilakukan pasangan yang sudah menikah agar pernikahannya
langgeng. Romantisme perlu dibangun dengan kebiasaan-kebiasaan bersama
pasangan. Seperti dalam bab “Bersama
Cinta, Tiada Lagi Kesendirian”, pasangan bisa melakukan hal seperti :
berduaan yang sunnah, melakukan pekerjaan bersama-sama, jajan dan belanja
bersama, dan sehat yang romantis.
Ada pula di bab “Ibadah dan Dakwah : Puncak Inspirasi
Romantis Kita”, di mana disarankan untuk melakukan shalat berjamaah untuk mengeratkan
ikatan pernikahan. Bayangkan bila dalam sehari shalat berjamaah antara suami
istri dilakukan dalam minimal 3 kali yaitu saat shubuh, maghrib, dan isya,
karena dhuhur dan ashar dilakukan di kantor. Kedekatan jiwa dalam balutan
ibadah menjadikan langkah untuk mewujudkan rasa nyaman bahwa pasangan selalu
ada bersama akan timbul dengan sendirinya. Ada pula malam-malam mengharukan dua
jiwa di mana pasangan saling mengingatkan untuk shalat tajahud berdua. Lebih
mesra bersama Al Qur’an pun bisa dilakukan dengan saling mendengarkan hafalan
qur’an, maupun mengaji bersama.(hlm. 276)
“Dari Aisyah ra, dia berkata, “Nabi saw. Biasa meletakkan
kepalanya di pangkuanku walaupun aku sedang haid, kemudian beliau membaca
Al-Qur’an”(HR. Abdurrazaq)
Nah, romantis yang halal, kan?
Romantis memang butuh kreativitas, penulis mengisahkan ada beberapa cara
untuk menguatkan ikatan pernikahan dalam romantisme yang sederhana namun
mengena. Seperti, nonton bareng, saling bertukar kisah, maupun merangkai kata
mesra.
“Dari Aisyah ra. Dia menceritakan : “Ketika itu
Hari Ied, orang-orang Sudan bermain dengan perisai dan pedangnya, (Aku lupa)
apakah aku yang meminta, ataukah Rasulullah yang menawarkan, “Apakah engkau
berhasrat menontonnya?” Maka aku berkata, “Ya”. Lalu beliau mendirikan aku di
belakangnya, dan menempelkan pipiku dengan pipinya. Dan Rasul bersabda kepada
mereka, “teruskan wahai Bani Arfidah!” Hingga aku merasa bosan, beliau berkata,
“Sudah cukup bagimu?” Aku berkata,”Ya”. Lalu beliau bersabda, “Maka
menyingkirlah.”(HR. Bukhari(949) dan Muslim)
Lihatlah, cara nabi membangun perasaan nyaman agar istri merasa dihargai sungguh sesuatu yang sederhana. Tapi seringkali luput oleh perhatian pasangan yang sudah mulai tergilas lamanya pernikahan. Hal sederhana itu mungkin terlupa, padahal mudah untuk dilakukan. Hanya mendekatkan pipi dengan pipi sang istri, sentuhan kecil itu membangkitkan perasaan dihargai dan dicintai.
Penulis juga membahas tentang taaruf kedua yang bisa berbuah cinta selamanya. Seperti : parade silaturahim, kebiasaan mendatangi undangan baik undangan makan maupun menghadiri pernikahan sahabat dan kerabat secara bersama, seperti yang dilakukan nabi dan Aisyah. Ada pula kebiasaan Nabi yang saling memandang untuk menentramkan hati.
Penulis juga membahas tentang taaruf kedua yang bisa berbuah cinta selamanya. Seperti : parade silaturahim, kebiasaan mendatangi undangan baik undangan makan maupun menghadiri pernikahan sahabat dan kerabat secara bersama, seperti yang dilakukan nabi dan Aisyah. Ada pula kebiasaan Nabi yang saling memandang untuk menentramkan hati.
Dari Abu Said al-Khudry ra., Rasulullah
bersabda : “Sesungguhnya seorang lelaki jika memandang istrinya dan istrinya pun
memandang kepadanya, maka Allah akan memandang kedua insan itu dengan pandangan
rahmat. Kemudian jika dia (laki-laki itu) memegang telapak tangan (istri)nya
maka dosa-dosa kedua insan itu akan berjatuhan dari sela-sela jemarinya.”(HR.Maisarah
dan Imam ar-Rafi’i)
Buku yang membahas
tentang romantisme ala nabi ini didasarkan pada hadits yang merujuk pada
kebiasaan nabi dalam rumah tangganya bersama para istri. Pernikahan yang
langgeng dapat terjadi bila keduanya saling berbenah meningkatkan kualitas
sekaligus kuantitas ungkapan cinta, lewat sapa maupun canda.
Buku ini berbahasa lugas namun tidak vulgar. Terbilang santun, sehingga membuat pembaca tidak merasa risih. Buku ini bisa dibaca oleh orang yang akan menikah maupun sudah menikah. Merawat romantis dan menjaga cinta sebagus dan sesering mungkin diperlukan oleh pasangan yang sudah menikah. Semoga cinta yang ada dalam pernikahan melangitkan keduanya hingga ke surga.
Buku ini berbahasa lugas namun tidak vulgar. Terbilang santun, sehingga membuat pembaca tidak merasa risih. Buku ini bisa dibaca oleh orang yang akan menikah maupun sudah menikah. Merawat romantis dan menjaga cinta sebagus dan sesering mungkin diperlukan oleh pasangan yang sudah menikah. Semoga cinta yang ada dalam pernikahan melangitkan keduanya hingga ke surga.
ini ada di gramed g mbak??penasaran bangettt
BalasHapusAda, mb. Atau bisa pesan lewat penerbitnya langsung. Biasanya juga ada diskon, mba.
Hapus