Judul : Phyllis Anak Desa
Pengarang : Marjorie Weatherly
Penerjemah : Kartika Sufyan
Penerbit : Medium
Terbit : Maret 2012
Tebal : 100 halm.
ISBN : 978-602-8144-06-3
Genre : Fiksi Anak/Australia
Di sebuah
peternakan, Phyllis sering bermain bersama Kak Eva, anak peternak bernama Pak
Connelly. Ayah Phyllis bekerja pada Pak Connelly sebagai pengasuh hewan
terutama kuda dan domba. Gadis kecil yang periang itu begitu bahagia hidup
bersama keluarganya. Kuda, sapi, kebun dan rerumputan menjadi lingkungan
tempatnya belajar memahami kehidupan.
Tingkah Phyllis
yang energik dan gemar bertanya sering membuat orang terdekatnya tergelak.
Karena pertanyaan yang dilontarkan Phyllis sungguh aneh-aneh. Seperti ini
misalnya : Apa itu metode? Apa itu olok-olok? Apa yang membuat orang-orang
meninggal? Apa kak Eva akan mewarisi semua hewan ternak ini? Menurutmu, makanan
apa yang paling disukai sapi?
Suatu hari
ada seorang pengemis datang meminta air teh dan makanan. Namun bertambah lagi
permintaannya. Lelaki tua kumal itu bertanya pada Phyllis apa ia punya sepatu
boot yang sudah tidak terpakai? Phyllis yang lugu justru meminta lelaki itu
menemui ayah kak Eva untuk minta sepatu boot.
Bu Ray, sang
ibu terhenyak. Ia semakin sadar, Phyllis berbeda dengan anak lainnya. Rasa
ingin tahu anak itu tinggi. Ditambah sikap dermawannya yang tidak pandang bulu.
Bu Ray mengingatkan Phyllis tentang sikapnya dengan kata-kata, “Jangan mempermalukan keluargamu.”
Padahal Phyllis tidak tahu apa arti mempermalukan. Alih-alih marah, Pak
Connelly justru meminta Phyllis datang untuk makan malam bersama ia dan
putrinya. Phyllis mendapatkan makan malam yang lezat.
“Mamaku bilang agar aku tidak bicara kecuali
Pak Connelly mengajakku bicara lebih dulu. Anak kecil yang terlalu banyak
bicara bisa menggangu.” (halm. 42)
Bu Ray juga
mengajarinya banyak nilai kehidupan. Seperti ini misalnya :
“Nak, kalau kau mau memakannya dengan tangan,
jangan mengelapkannya ke bajumu.” (halm. 58)
“Maaf, mama sayang. Aku tidak sengaja.”
“Ucapkan selamat tinggal, sayang.”
“Maukah kau membantuku? Takut tumpah.” (halm.
43)
Phyllis juga
suka membuat cerita dongeng karangannya sendiri. Ia sering bergumam pelan
sembari mengoceh panjang tentang anak domba, awan, maupun hewan-hewan. Sampai
suatu hari ayah sakit. Apa yang akan dilakukan Phyllis ketika ayah sakit?
Temukan jawabannya di buku ini. ;)
Cerita ini
sangat menakjubkan untuk anak-anak maupun orangtua yang sedang mengasuh anak.
Dari buku ini pembaca bisa belajar bijaksana tentang kehidupan semesta. Belajar
mencintai pekerjaan, hubungan yang baik antara anak dan memetik hikmah dari
kehidupan sederhana. Selain mengasyikkan juga memberi pelajaran hidup.
jarang nih dakuw baca buku karya penulis aussie, jadi pengen baca..
BalasHapusIya, mba Dedew. Aku juga baru pertama baca hehe. Suka sama tokoh anak kecilnya, criwis abis.
HapusBagus bukunya, mba. Baca deh, :D