Judul Buku :
Sketsa Cinta Bunda
Penulis :
Sinta Yudisia
Penerbit :
Indiva Media Kreasi
Terbit : Mei
2014
Tebal : 120
halm.
ISBN :
978-602-1614-21-1
Bunda adalah
anugerah Tuhan bagi keluarga. Insan mulia yang mengabdikan diri pada
pembentukan generasi Rabbani ini selayaknya mendapatkan ilmu yang mencukupi
untuk bisa menjadi mercusuar kebaikan dalam keluarga maupun lingkungan
sosialnya. Dengan ilmu parenting yang memadai, bunda akan mampu meneladani
semangat kebaikan yang bersumber dari Al Qur’an dan hadist.
Dalam setiap
tahap kehidupan yang dilalui bunda baik dengan anak maupun suami alangkah
indahnya bisa dilewati dengan baik agar cermin karakter yang terbias menjadikan
kehidupan di masyarakat kita menjadi lebih baik. Ketahanan negara berawal dari
ketahanan sebuah keluarga. Maka, mari kita teladani ilmu penulis buku ini dalam
lima bagian yaitu :
Al-Quran,
Shalat dan Doa ; bab di mana dibahas tentang hubungan antara ego strength dengan Al-Quran, shalat dan
doa. Ego Strength atau kekuatan
mental dalam menghadapi masalah memungkinkan seseorang menjadi lentur bila
ditempa dengan tekanan hidup. Bila manusia membaca Al-Quran ketika mengalami
masalah, hal ini akan membuat segala energi dan gelombang otak menjadi stabil,
memusar lebih kuat dan menjadikan otak lebih fresh. Karena itu, mendekat pada
Allah, sang maha mendengar segala doa hamba-Nya adalah sebuah kebutuhan bagi kita.
Rumah dan pernak-pernik ; Rumah sebagai tempat berlabuh bagi penghuninya dan tempat paling
nyaman. Penulis menyajikan cara agar dalam rumah terbangun suasana yang nyaman
antara sang bunda, ayah dan anak-anak. Bunda bisa memilih gaya pendidikan
Hybrid yang dipopulerkan Amy Chua, di mana metode ini adalah gabungan
tergantung kebijaksanaan sang bunda. (hlm. 26) Dengan metode ini, bunda bisa
mengajak anak untuk melakukan gerakan Go
Clean!
Untuk menumbuhkan
tanggungjawab pada anak, juga menjadikan visi misi rumah sebagai sebuah istana,
rumah sakit, pengadilan dan benteng. Istana, anak bisa menjadikan bunda teladan
dalam berkepribadian. Sebuah rumah sakit, di mana anak bisa mencurahkan
perasaan terdalamnya ketika terluka, di sini bunda bisa menyembuhkan luka anak
maupun suami. Pengadilan di mana anak bisa belajar untuk mendapat punishment bila melanggar aturan, agar
anak bisa lebih disiplin. Juga menjadi benteng, agar anak bisa mendapat
perlindungan terkuat dari serangan dari luar.
Orangtua ; di bab ini pembaca bisa belajar untuk menjalankan pernikahan dalam
jalan dakwah. Juga mendidik anak seperti yang dilakukan Lukman melalui empat
tahapan yaitu : mengajarkan syukur pada Allah, melarang mempersekutukan Allah,
berbuat baik pada orangtua, dan mengenalkan reward pada anak. Pembaca juga
belajar untuk meneladani semangat Ibrahim dalam mendidik keluarga dan
keturunannya. Bila ada kesulitan yang disebabkan oleh kesalahan yang dilakukan
orangtua yang nakal, perlu menyeimbangkannya dengan mengaji, menumbuhkan
kembali semangat kebaikan.(halm. 70)
Anak ; meneladani semangat Ibnu Sina dalam mendidik anak dengan
mengajarkan olahraga, seni, dan budi pekerti di 5 tahun pertama, kemudian usia
6 tahun hingga remaja diajarkan olahraga, syair dan sastra untuk menghaluskan
rasa. Sebab di masa remaja, anak belajar membentuk persahabatan sehat dan
relasi intim dengan individu lain, hingga mencapai intimasi. Bila tidak
tercapai, ia akan merasa terisolisasi. Di sinilah peran bunda untuk mengajak
anak mengenal keluarga dan lingkungan masyarakat, mengambil peran sosial. (halm.
80)
Otak dan
kepribadian ; Di bab ini pembaca bisa melihat peran otak dalam membentuk
kepribadian. Lewat analisa psikologis, seorang anak yang memiliki IQ 130,
kemungkinan akan menjadi anak yang berpotensi sebagai troublemaker. Karena ekstrim kanan yang timbul dari kebiasaan di
mana minimnya kompetensi sosial, sehingga mengakibatkan anak acuh, egois, mau
menang sendiri. Di balik ketidakpekaan sosialnya yang payah, anak bertipe
superior ini sesungguhnya memiliki potensi menjadi pemimpin dan pencari solusi.
Otak juga memungkinkan well being
yaitu proses menggapai kebahagiaan yang bisa diperoleh lewat pencarian. (halm. 109)
Nah, lima
bagian sudah tersaji dengan apik, tinggal mengaplikasikannya dalam rumah kita
ya, Bunda. Semoga selalu dilimpahi cahaya kebaikan oleh Allah. Aamiin. :)
Komentar
Posting Komentar
Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^