Judul Buku : Ma.. Dongengin Aku Yuk!
Penulis : Farida Nur’aini
Penerbit : Afra Publishing (Indiva Media Kreasi)
Terbit : Cetakan kedua, Oktober 2009
Tebal : 128 halm.
ISBN : 978-979-1397-21-6
Memiliki anak
adalah anugerah yang luar biasa bagi setiap orang tua. Anak-anak yang berada
dalam masa pertumbuhan memiliki rasa ingin tahu yang luas akan suatu hal.
Dengan bercerita pada anak secara langsung lewat dongeng, orang tua terutama
ibu bisa mengambil kedekatan dengan anak secara masif lewat tatapan mata juga
ekspresi yang disampaikan lewat cerita. Dongeng membuat anak menjadi dekat
dengan orang tua. Baik ibu maupun ayah bisa menjadi pendongeng yang handal jika
bisa mengembangkan gagasan yang diambil dari hal-hal sederhana misalnya tentang
kisah gajah dan kucing. Dari kisah gajah dan kucing bisa dikembangkan menjadi tiga
kisah, misalnya : gajah dan kucing bersahabat, gajah iri dengan kucing, atau
kucing iri dengan gajah.
Dengan
dongeng, kita bisa mengajari anak nilai-nilai kehidupan dan nilai keilahiyahan
(ketuhanan) dengan cara yang menyenangkan. Tanpa disadari oleh anak, kita telah
mengajarkan berjuta kisah hikmah yang akan menjadi bekal kehidupan mereka. (hlm.
9) Bahkan, materi menghafal bisa dimasukkan dalam dongeng tentang seorang anak
yang mencari ibunya. Misalnya : syarat untuk bisa mendapatkan kunci gua adalah
menjawab pertanyaan perupa perkalian. Lalu, pertanyaan dibuat bertingkat dari
yang mudah sampai yang sulit. Anak bisa menjawab tersebut dengan santai,
rileks, dan menyenangkan.(hlm. 15)
Ibu sebagai
pendongeng juga wajib tahu bahwa karakteristik anak berbeda setiap usia. Misalnya
anak usia 2-3 tahun lebih suka dongeng yang sederhana. Karena anak usia 2-3
tahun menganggap bahwa tidur pada masa ini adalah perpisahan. Pada usia ini anak
senang dengan dongeng binatang dan benda yang dikenalnya.(hlm. 19)
Ibu sebagai pendongeng
bisa menerjemahkan kisah yang sederhana menjadi asyik untuk disimak dengan cara
: menggunakan ekspresi di setiap pengucapan dialog, membuat kenyamanan dengan
mendongeng saat anak sudah dalam kondisi santai, dan mengembangkan kreativitas dengan memasukkan unsur
‘khayalan’ karena anak-anak suka. Ada juga dongeng yang bisa diambil dari
kejadian yang ada di sekitar anak. Dongeng yang menceritakan kejadian yang
mirip dengan kejadian yang baru saja terjadi, akan melibatkan emosi anak. Saat
itulah ia bisa belajar berempati lewat tokoh dalam dongengnya.(hlm 41)
Ibu pun perlu memastikan
kondisi anak ketika akan mendongeng, sebelum mengantuk atau terlalu lelah, anak
bisa dengan mudah menyerap dongeng yang dibacakan untuknya. Atau ambil saja
cerita pendek yang cukup sebagai pengantar tidur anak. Kembangkan dialog dengan
melibatkan anak secara aktif, agar simulasi otaknya bisa berpikir kreatif.
Sisipkan pula humor sebagai improvisasi yang menyenangkan. (hlm. 43)
Dongeng tidak
hanya menyajikan cerita, tetapi juga menghadirkan kedekatan dengan anak-anak.
Mereka akan merasa diperhatikan, nyaman dan merasakan kasih sayang penuh cinta.
Dongeng juga menjadi sebuah sarana yang efektif untuk mengajarkan nilai-nilai
kepada anak tanpa merasa digurui. Ada banyak ajaran yang bisa ditampilkan
melalui kisah di dalam dongeng.
“Dongeng yang kita lakukan akan bisa
menghapus memori anak tentang masalahnya. Sehingga ia akan tidur diiringi
cerita kita, bukan permasalahannya. Yang ia rasakan adalah rasa nyaman, aman,
dan merasa disayang.”(hlm. 62)
Ide mendongeng
bisa diambil dari buku, kisah dalam Al Qur’an, dari anak, gubahan cerita, dari
kisah zaman dahulu, hingga pengalaman sehari-hari. Meski mendongeng mudah,
namun ibu harus meluangkan waktu karena kendala kerap dihadapi oleh orang tua.
Kendala itu antara lain : merasa tak bisa mendongeng, malas, sibuk, capek,
maupun tidak ada ide. Dengan berpegang pada manfaat mendongeng, ibu akan bisa
meluangkan waktu hingga kendala yang awalnya dirasa sulit ditaklukkan, akan
mudah dihadapi.
Dalam buku
ini, penulis juga memberi contoh dongeng yang dikembangkan dari ide sekitar
anak. Misalnya : si putih dan si lili tentang mengajari anak menyayangi kucing.
Di dongeng Putri Mawar, anak bisa mengenal jenis bunga.(hlm. 84)
Buku ini
bersifat hanbook yang mengajarkan para ibu untuk menjelajahi dunia dongeng.
Isinya beragam mulai dari tips-tips praktis, manfaat, paduan, dan teknik-teknik
dalam mendongeng. Ditambah 10 dongeng yang disertai cara praktis dan panduan
berekspresi. Dengan diksi dan kepadatan info yang memungkinkan pembaca bisa
meniru apa yang dianjurkan di buku ini, saya yakin banyak ibu yang akan bisa
menjadi pendongeng yang handal bagi putra-putrinya. Overall, 4 bintang dari saya untuk buku ini.
Terpikir buat ngehadiahin buku ini untuk teman yang baru saja punya bayi. Semoga menarik ya.
BalasHapus