Judul Buku : Semester Pertama di Malory Towers
Pengarang : Enid Blyton
Penerbit : Gramedia
Terbit : Cetakan kesebelas, Juli 2010
Tebal : 248 halm.
ISBN : 978-979-22-4727-5
Darrell
Rivers mulai bersekolah di Malory Towers- sekolah berasrama di tepi pantai yang
kegiatan utamanya adalah tenis dan renang. Di sekolah khusus anak perempuan ini
Darrell dengan cepat bisa menyesuaikan diri. Ia memperoleh beberapa teman baru,
termasuk Alicia yang nakal tapi cerdas dan gemar melakukan berbagai muslihat
untuk menjebak guru-gurunya. Namun, dalam semester pertamanya Darrell tidak
selamanya gembira. Banyak persoalan pelik yang harus dihadapinya.
Di asrama
yang ditempati Darrell, ada empat anak yang berperagai berbeda : Gwendolline
yang manja, Sally Hope si anak tunggal yang pendiam, Mary-Lou yang pengecut dan
Alicia yang nakal meski pintar. Darrell mengalami masalah dengan Sally Hope.
Anak yang pendiam itu tidak suka mendapat kabar bahwa ia memiliki adik.
Kelakuan aneh yang ditimbulkan Sally membuat Darrell menyurati ibunya,
mengatakan yang sebenarnya. Sampai sebuah pertengkaran terjadi. Darrell
mendorong Sally dan anak itu mendadak kesakitan. Ia masuk rumah sakit dan
dinyatakan harus dirawat dalam waktu yang lama. Darrell yang merasa bersalah
akhirnya mengaku pada gurunya.
Masalah
Darrell bukan hanya dengan Sally. Namun juga dengan Gwen dan Mary-Lou. Gwendolline
suka membual tentang kepintarannya padahal ia yang paling tertinggal pelajaran.
Sering tak bisa melakukan hal dengan baik, Gwen selalu mengalami krisis pede,
hingga akhirnya ia malah melampiaskannya lewat Mary-Lou, yang setingkat sama
buruknya dengannya dalam hal pelajaran.
Gwendolline
yang merasa tersisih karena tidak pandai juga lemah dalam hal rasa takut, malah
mem-bully Mary-Lou. Mary-Lou yang takut air dan tak bisa berenang itu
dibenamkannya di kolam renang. Saat itu terjadi, Darrell melihat Mary. Ia pun
menolong anak itu dan menampar Gwen untuk mengingatkan bahwa sikap Gwen salah. Darrell yang dianggap sebagai pahlawan oleh Mary-Lou,
akhirnya membuat anak itu mengikutinya terus selama semester. Mary memuja
Darrell sebagai pahlawan, meski Darrell menganggap perhatian Mary begitu besar
dan tak berarti apa-apa. Ia hanya ingin menolong saja, bukan menjadi idola atau
pahlawan. Katherine yang tidak sepakat dengan sikap Darrell yang menampar Gwen, tidak tinggal diam.
"Kupikir Gwendolline memang sudah sewajarnya memperoleh hukuman, Darrell, tetapi bukan kau yang harus menghukumnya. Akulah yang punya hak untuk meegurnya, atau Pamela, atau bahkan Nona Potts. Bukan kau. Bisa kaubayangkan, betapa kacaunya suasana kalau setiap anak di sekolah ini diperbolehkan menampari anak lain sesukanya!"(hlm 90)
"Kupikir Gwendolline memang sudah sewajarnya memperoleh hukuman, Darrell, tetapi bukan kau yang harus menghukumnya. Akulah yang punya hak untuk meegurnya, atau Pamela, atau bahkan Nona Potts. Bukan kau. Bisa kaubayangkan, betapa kacaunya suasana kalau setiap anak di sekolah ini diperbolehkan menampari anak lain sesukanya!"(hlm 90)
Meski Darrell sudah minta maaf, namun Gwen tidak terima. Gwen ternyata
tipe orang dengan self esteem rendah.
Ia butuh mem-bully orang yang menurutnya lebih lemah posisinya, hanya untuk
meyakinkan diri bahwa ia baik-baik saja dan supaya diperhatikan pula oleh orang
lain. Which is, so pathetic.
Sayangnya, meski sudah diingatkan berkali-kali bahwa kadar keterlaluannya yang
tingkat tinggi, Gwen sering merasa bahwa ia tidak seburuk itu. Ia malah membuat
ulah lagi dengan menginjak pulpen kesayangan Mary-Lou.
Satu kelas
berinisiatif mencari siapa pelakunya, hingga tuduhan jatuh pada Darrell, karena
Gwen lebih dulu memfitnah dengan menuangkan tinta pada sepatu Darrell. Akankah
masalah yang dihadapi Darrell berakhir? Bagaimana hasil nilai semester yang
akan mereka dapatkan?
***
Malory
Towers mengingatkan saya pada Harry Potter. Gambaran asrama yang mirip seperti
adanya ruang makan, kelas dengan 4 menara(Utara, Selatan, Barat dan Timur), ruang
rekreasi, kepala asrama, san(rumah sakit di dalam asrama), gangguan anak nakal,
hingga jenis guru yang setipe. Kalau saya tidak melihat tahun terbitnya
tentu saya mengira bahwa buku ini terbit setelah Harry Potter. Ternyata buku
Enid Blyton ini malah terbit lebih dulu dibanding Harry Potter. Jadi,
apakah benar JK Rowling terinspirasi dari karya Enid Blyton ini?
Mengingat
banyaknya kemiripan setting tempat bahkan
bagian awal bab seperti saat perpisahan para orangtua dengan calon murid, juga
perjalanan menuju asrama yang memakan waktu cukup lama. Bedanya, seperti halnya
buku fantasi lain, JK Rowling lebih mendetailkan setting-nya bila dibandingkan Malory Towers ini. Enid lebih
berfokus pada penajaman karakter tokoh dan penyelesaian kasus.
Kasus yang
dialami oleh Gwendolline adalah kasus yang menurut saya paling berat
dibandingkan kasus Alicia, Sally Hope maupun Mary-Lou. Gwendoline yang
sebelumnya tak pernah ikut sekolah formal, ia hanya belajar di rumah dengan
guru privat(homeschooling) membuat saya jadi sadar bahwa anak-anak tetaplah
butuh lingkungan sosial untuk menumbuhkan sifat-sifat baik. Seperti berani,
bertanggungjawab, mandiri, dan toleransi dengan orang lain. Anak yang tidak
dikenalkan dengan lingkungan sosial membuat mereka tidak memiliki ego strength.
Darrell yang
terlalu santai, mengingatkan saya bahwa ada banyak anak seperti Darrell yang
begitu masuk ke asrama, ia kehilangan kendali dirinya. Ia yang seharusnya bisa
mengontrol emosi saat marah, ternyata tetap saja meluap dua kali di semester
pertamanya. Darrell juga terlalu terlena dengan gambaran pencapaian diri,
padahal bila dibandingkan dengan Alicia ia jauh berbeda.
“Kau ingin bertanya mengapa kau begitu dekat
dengan kedudukan terbawah, padahal kau merasa bisa berada di antara mereka yang
berada di tingkat-tingkat teratas? Begini, Darrell, ada orang yang seperti Alicia. Dia nakal,
suka mengganggu anak lain, suka menghabiskan waktunya dengan bercanda, tetapi
masih tetap bisa bekerja dengan baik dan dengan hasil cukup baik. Dan ada pula
orang yang seperti kau, yang juga suka bergurau, bermain, membuang-buang waktu—tetapi
tak bisa menjaga hasil kerjanya. Hasil kerjamu terpengaruh karena kurang
belajar dan kau melorot ke bawah. Kau mengerti?” (hlm. 143)
“Orang-orang terbaik di dunia ini kebanyakan
adalah orang-orang yang biasa melakukan sesuatu dengan sepenuh hatinya, tanpa
pikiran yang bercabang. Mereka menjadi sangat berhasil bila dapat memilih satu
saja hal yang paling tepat untuk mereka.”(hlm. 144)
Ending novel
ini menakjubkan karena memberikan penyelesaian yang tuntas terhadap masalah
yang dimunculkan di buku. Overall, 5
bintang untuk novel remaja ini.
Wah.. saya tergila-gila bgt sama serial Malory Towers ini waktu masih SD, walau seringnya pinjem buku temen atau baca di perpus sih. Hehe. Sampe berkhayal andai bisa tiggal d sekolah berasrama yg keren spt itu. :)
BalasHapusHehe, aku malah baru baca, mba Ruri. Kalo dulu pas SD lebih familier dengan lima sekawan. Pas ada temen rekomendasikan buku ini aku baru tahu ada banyak seri buku anak bikinan Enid Blyton. :D
HapusKasus yang dialami oleh Gwendolline adalah kasus yang menurut saya paling berat dibandingkan kasus Alicia, Sally Hope maupun Mary-Lou. Gwendoline yang sebelumnya tak pernah ikut sekolah formal, ia hanya belajar di rumah dengan guru privat(homeschooling) membuat saya jadi sadar bahwa anak-anak tetaplah butuh lingkungan sosial untuk menumbuhkan sifat-sifat baik.
BalasHapus--> Kalau lingkungan sekitarnya bisa mendukung bisa jadi pengganti lingkungan sosial di sekolah, menurut Fenny ;)
Menurutku lingkungan sekolah beda dengan lingkungan rumah, mba. Apalagi untuk sekolah yang favorit dan ada di kota. Kemungkinan untuk berkembang lebih baik karena ngumpul dengan orang berlatar belakang beda.
HapusWiiii kangen Mallory TOwers. Buku2 kayak gini tu timeless ya :D
BalasHapusIya, temanya ga basi ya, mak. Jadi masih cetak ulang terus. :D
HapusBuku favorit disaat umur saya 10 tahun.saya ikuti semua jalan cerita buku ini sampai selesai. Tapi saat ini saya ingin menunjukkan isinya buku ini ke anak saya umur 12 tahun saja beratnya minta ampun. Apakah terlambat?
BalasHapusNggak terlambat, mba. Yang penting anak2 fun bacanya. Jadi mereka senang dl dengan aktivitas membaca, baru deh dikenalkan dg varian bacaan lainnya.
Hapusmenurut kalian apasih kelebihan dan kekurangan dari cerita malory towers ini?
BalasHapus