Langsung ke konten utama

Resensi Buku Almond karya Sohn Won-Pyung

Resensi buku almond karya sohn won-pyung


Judul Buku : Almond

Penulis buku : Sohn Won - Pyung

Penerbit : Grasindo

Terbit : 2019

Tebal : 232 hlm

ISBN : 9786020519807

Rating buku : 5/5 🌟


❤️❤️❤️


Sinopsis Novel Almond :


Novel ini menceritakan kisah tentang aku seorang monster yang bertemu dengan monster lain. Namun, aku tak ingin memberitahu apakah kisah ini berakhir sedih atau bahagia.


Alasannya adalah pertama, ketika aku memberitahu kesimpulannya, dalam sekejap semua cerita ini akan menjadi datar.


Kedua, dengan begitu kemungkinan kau dapat menghayati isi cerita sedikit lebih besar.


Ketiga, sebenarnya baik aku, kau, siapa pun tak akan pernah tahu cerita ini akan berakhir sedih atau bahagia.




❤️❤️❤️


Resensi Buku Almond karya Sohn Won-Pyung


Nek, mengapa orang-orang selalu bilang aku aneh?


Mungkin karena kau anak yang istimewa. Biasanya orang-orang tidak bisa menerima perbedaan dalam dirinya dan orang lain. Kau ini monsterku yang tampan.


Keluarga Seon Yoon Jae mengalami insiden tak terduga di malam natal. Usai makan bersama nenek dan ibunya, ia sedang di dalam toko menunggu pelayan memberinya permen maple. 


Di antara riuhnya kerumunan parade natal, tiba-tiba ada orang asing yang berbuat onar. Ibu dan nenek Yoon Jae sedang berdiri di tepi jalan menikmati salju pertama yang turun perlahan. 


Lalu, mendadak lelaki gila itu menerjang kerumunan secara membabi buta. Ia memukul kepala ibunya berkali-kali dengan palu dan menusuk neneknya dengan pisau hingga meninggal. Darah berceceran di mana-mana, membuat semua orang menjadi panik. 


Ibunya tak sadarkan diri dan dirawat di rumah sakit. Ada banyak korban lain yang tewas akibat ulah orang 'gila' itu. Namun, kondisi ibu Yoon Jae tak kunjung membaik. 


Ibu Yoon Jae mengalami koma selama berbulan-bulan, hingga membuat Yoon Jae harus mengurus sendiri toko buku bekas peninggalan neneknya.


Sejak kecil, Seon Yoon Jae memiliki riwayat penyakit yang istimewa. Ia terkena Alexitimia atau penyakit ketidakmampuan dalam mengungkapkan emosi. Ukuran otaknya tidak berkembang pesat sehingga ia kesulitan merespon emosi dalam dirinya. 





Anak lelaki ini tak bisa merasakan emosi di dalam kepalanya. Bahkan, saat masih bayi, ia tidak bisa menangis atau tertawa. 


Ibunya menyebutnya dengan sebutan "Anak yang tidak punya rasa takut dan tenang dibandingkan teman sebayanya."


Aku hanya tidak dapat merasakan emosi dan tidak bisa membaca emosi orang lain sehingga mengalami kebingungan dalam merespons emosi.


Para dokter menyatakan penyakit ini disebabkan karena almond atau amigdala dalam kepalanya berukuran kecil dan jaringan komunikasi antara sistem limbik otak dan lobus frontal tidak lancar.


... aku tidak tahu mengapa orang lain tertawa atau menangis. Aku tidak bisa merasakan dengan jelas apa itu rasa bahagia, sedih, cinta, dan takut. Bagiku, kata emosi dan simpati hanyalah sebuah tulisan yang samar-samar.


Karena penyakit ini, Yoon Jae disebut sebagai anak yang aneh, anak gila, bahkan dianggap monster karena tidak menampilkan ekspresi atau emosi yang seharusnya dialami oleh orang pada umumnya.


Seon Yoon Jae mengalami kesulitan beradaptasi di dalam lingkungan sosial sekolah dan sekitarnya. Setiap hari, ia pergi bersekolah, berkunjung ke rumah sakit, dan pulang ke rumah untuk membuka toko buku bekas.


Saat kecil, Yoon Jae ia tersesat di kawasan yang asing. Tak sengaja, ia melihat anak penjaga kedai meninggal karena dibully sekelompok anak berandalan. 


Namun, saat ia mengadukan kondisi sekarat yang dialami anak itu, ia tak menampilkan wajah yang seharusnya. Wajahnya tampak datar, seolah tak terjadi hal yang serius.


Gara-gara ia menampilkan ekspresi yang datar itu, anak yang dilihatnya tak tertolong dan meninggal dunia. Masalahnya, anak itu adalah anak Ahjussi pemilik kedai.


Masalah lain pun muncul saat Prof Yoon, kenalan Prof Shim datang ke rumah sakit untuk menawarkan pekerjaan sepele. Ia meminta Yoon Jae berpura-pura menjadi putranya yang hilang di hadapan istrinya yang sekarat. 


Tujuannya? 


Yaaa... biar istrinya bisa meninggal dengan tenang, tanpa khawatir kondisi asli anaknya. 🥺


Padahal... putra aslinya yang bernama Gon sedang dalam kondisi tidak baik. Ia ditemukan Prof Yoon setelah bertahun-tahun menghilang. Anak ini pernah hilang di taman saat ibunya sedang menerima telepon terkait pekerjaan sebagai reporter.


Gon menghilang secara misterius. Gon dinyatakan sebagai anak hilang hingga 13 tahun. Ia berganti-ganti tempat tinggal dan nama. Namanya antara lain : Zeoyang, Donggu, Gon, dan Lee Soo. Nama terakhir adalah nama asli putra Prof Yoon. Tubuh Gon kurus dan terlihat tak terawat.


Kini, Gon kembali ke rumah, namun ia tampak seperti anak tak berpendidikan. Attitude-nya buruk sekali. Anak itu sering membuat onar, bahkan mengancam nyawa orang-orang sekitarnya. 


Hubungan Gon dan ayahnya juga memburuk.  Gon tak mau bersikap baik, meskipun sudah diperingatkan. Ia merasa dunia tak adil karena kondisinya dulu. 


Dulu, Gon sering harus berpindah rumah, bahkan sempat tak jadi diadopsi orang tua asuh dan dikembalikan ke yayasan sosial.


Kini, Gon dan Yoon Jae saling berkenalan dalam kondisi yang menegangkan. Gon juga bersekolah di tempat yang sama, sehingga Gon sering berbuat onar dan membully Yoon Jae, demi melampiaskan emosinya. 


Masalahnya... Sebanyak apapun Gon memukul dan mencaci maki, Yoon Jae tak bisa menampilkan ekspresi wajah ketakutan, marah, ataupun sedih. Ia juga pernah menyiksa kupu-kupu di depan Yoon Jae agar anak itu merasakan simpati. 


Penyakit Alexitimia itu membuat Yoon Jae menampilkan wajah datar, yang membuatnya dijuluki monster. Bahkan, di depan Gon sekalipun yang memukulnya hingga babak belur.


Lalu, bagaimana caranya Gon dan Yoon Jae saling bersikap, jika dua monster itu berusaha saling mengenal dan berinteraksi satu sama lain? 


Baca ending ceritanya di novel Almond ini ya! 🤩


❤️❤️❤️


Menurutku : 


Aku baca novel Almond karya Sohn Won-Pyung karena penasaran banget. Dulu aku pernah baca novelnya pas awal terbit, tapi nggak dilanjut. Kemarin pas sinyal internet ilang-ilangan, aku bisa nyicil baca buku ini, dan akhirnya namatin juga. Alhamdulillah yaaa~


Kesanku baca novel Almond ini apa yaa. Wow, nggak nyangka novelnya bisa sebagus ini. Huwaaa! 😭


Buat kamu yang sering nonton drakor, kamu bakalan menikmati banget alur cerita menegangkan yang disajikan penulisnya di novel Almond. 😁


❤️❤️❤️


Novel Almond yang Direkomendasikan Suga BTS :


Novel korea berjudul Almond ini pernah dibaca dan direkomendasikan juga oleh RM dan Suga BTS lho. 


Btw, Suga juga bikin lagu yang mengisahkan bahwa Amygdala memang menjadi kunci untuk merasakan emosi dalam diri manusia. 


Dulu Suga BTS (Min Yoongi) ini pernah kecelakaan motor, dia ditabrak mobil saat kerja menjadi kurir pengantar makanan. Sejak itu, bahunya cedera selama 8 tahun dan harus dioperasi.


Ngomongin soal trauma, Suga juga pasti mengalami trauma yang hebat karena dia hampir mati saat badannya masuk ke kolong mobil. Tapi dia selamat. Meski bisa menahan rasa sakitnya, namun hal itu bikin dia kesulitan untuk merespon emosinya juga.


❤️❤️❤️


Keunikan Penyakit Alexitimia dalam Novel Korea berjudul Almond karya Sohn Wo-Pyung : 


Pernah nggak sih kamu mengalami kesulitan merespon emosi orang lain? Kayak nge-lag dulu gitu lho. Mikir mau merespon apa untuk kondisi yang dialami. 


Nah... di novel Almond karya Sohn Won-Pyung ini, tokoh Seon Yoon Jae digambarkan sebagai "monster" karena nggak bisa merespon emosi orang lain dengan baik. 


Waktu Yoon Jae melihat nenek dan ibunya diserang dan bersimbah darah, dia nggak tahu gimana harus merespon. Akibatnya, dia nggak bisa menolong keluarganya. 


Padahal... kalau dia bisa merespon emosinya dengan baik, ibu dan neneknya bisa saja tertolong.


Di novel Almond, penulisnya membagi alur cerita dalam 4 bagian. 


Setiap scene alur ceritanya (bukan bab yaa) akan berganti, penulis akan menandai dengan nomor, sehingga pembaca tahu bahwa adegannya udah beda waktu, tokoh, dan tempat. 


Bagian pertama bahas tentang latar belakang penyakit Seon Yoon Jae. Gimana cara ibu dan neneknya merespon penyakitnya. Ini dibahas detail banget. Bahkan sejak awal anaknya lahir. Background keluarganya juga diceritain detail banget. 


Mereka memberi latihan dan stimulus agar Yoon Jae terbiasa untuk mengenal emosi, meskipun secara harafiahnya, dia sebenernya nggak ngrasain apa-apa. Waduuhh~


Bagian kedua bahas tentang Gon dan Yoon Jae yang berusaha untuk saling mengenal satu sama lain. Di bagian ini diceritain gimana gemesnya Gon sama sikap Yoon Jae. 


Mau digimanain juga... namanya nggak bisa ngrasain emosi ya, gimana ya? 🤧


Kan emang mukanya flat banget. Saking datarnya, respon emosinya kek savage gitu lho. Hehe


Misalnya aja pas ada temen di kelas yang nanya, 


Kamu pasti sedih ya ibumu meninggal.

Ibuku masih hidup. Nenekku yang meninggal.


Trus pas dia bilang, perasaannya biasa aja soalnya dia juga nggak ngrasain apa-apa. Nggak ngerasa sedih, nggak takut, nggak trauma juga. Malah dikira psikopat.


Gimana mau trauma? 


Lhaaa... Yoon Jae nggak bisa ngrasain emosi dalam hal apapun. 🥲 


Beda sama yang dialami Gon. Aslinya Gon ini anak yang penyayang karena perasaannya halus banget. Cuma ketutup aja sama sikap urakan dan berandalannya. Wkwk


Gon ini aslinya gampang nangis. Lhaa... dia yang nyiksa kupu-kupu yang dimasukin ke plastik, dia juga yang nangis. Sedangkan, Yoon Jae nggak bisa nangis atau sedih. 


Mau komen kalau Gon sia-sia melakukan hal itu di depan Yoon Jae, tapi nyatanya dua "monster" ini sama-sama belajar empati. 


Gon belajar untuk menerima hidup yang digariskan, sedangkan Yoon Jae belajar untuk merespon emosinya. 


Emosi sekecil apapun akan muncul jika orang itu normal. 


Tapi kalo nggak normal gimana dong? 


Nah... di bagian 3 dibahas tentang Yoon Jae yang jatuh cinta sama Dora. Dora ini anak klub atletik yang pengin jadi atlet lari. Ini bukan Dora the Explorer ya. Wkwk


Di bagian ini, Yoon Jae belajar buat merespon emosi lainnya yaitu jatuh cinta. 


Yaaah, namanya anak remaja, masa nggak bisa ngrasain jatuh cinta? 🥰


Nah... di saat itulah keduanya saling terbuka dan berbagi cerita. Dora juga bikin Yoon Jae merasa nyaman dan berani untuk cerita banyak hal, termasuk soal Gon dan keluarganya.



Bagian keempat ini yang bikin agak shock ya. Bagian 4 bahas Gon yang pengin banget masuk genk dan pengin nunjukin kalo dia bisa diterima di lingkungan sosial lain. 


Gon ngefans Cheolsa, preman yang diseganinya. Buat masuk ke genknya, harus diospek dulu nih. Hadeehh


Masalahnya, sikap Gon yang perasa ini juga yang bikin dia bakalan kesulitan buat masuk ke genk itu. 


Hasilnya? Baca aja sendiri yaaa. Hehe 




❤️❤️❤️


Apakah Monster itu Benar-benar Ada di Dunia Ini? 


Menurutku, novel Almond ini alur cerita kompleks dan membuat pembaca jadi lebih bisa belajar berempati dengan anak spesial seperti Gon dan Yoon Jae yang dianggap "monster" oleh lingkungannya. 


Mereka bukan monster lho. Mereka itu anak anak remaja juga. Hanya saja, kondisi mereka berbeda dibanding orang lain. Mereka bertumbuh dengan cara yang berbeda, tapi mereka tetap manusia juga. Sama kayak kitaa~ 🥺


Kalau misal kita ketemu Yoon Jae, pasti juga nggak bisa semudah itu berinteraksi sama dia. Ibarat ngomong sama robot yang nggak punya perasaan. 🙄


Gimana rasanya? 🥲


Yaaa.. datar. Flat. Hambar. Nggak bisa dapat feedback yang semestinya kita terima. 🥺


Jawabannya juga cuma sepotong-sepotong atau sekadar cuma komentar singkat dan to the point yang perlu dijawab aja. Haha


❤️❤️❤️


Gon dan Yoon Jae belajar Memahami Sisi Lain dalam Diri Seorang "Monster" :


Btw, Gon dan Yoon Jae belajar untuk saling memahami satu sama lain, karena mereka tahu bahwa mereka saling terhubung secara personal.


Aku senang bermain dan mengobrol dengan mereka. Apa kau tahu kenapa? Karena mereka tidak menilaiku sebagai anak yang buruk dan tidak pernah mengatur hidupku.


Apa sebaiknya aku melakukan tindakan yang lebih buruk lagi? Lagipula mungkin saja itu yang sedang dinantikan teman-teman.


Novel Almond ini sangat intens dengan alur yang padat, page turner, konflik yang berat, dan dibumbui alur suspense dan misterius ala drama Korea. 


Jadi, saranku bacalah novelnya dalam kondisi tenang dan fokus. Karena kalau nggak fokus, nggak akan bisa menikmati novel Almond ini dengan maksimal. 🥰


Aku udah dua kali baca buku Almond ini. Yang pertama awalnya nggak paham ceritanya kok gini ya. Maksudnya, tokohnya terlalu aneh buatku. Hehe. Jadi aku nggak melanjutkan bacanya.


Pas bertahun-tahun setelahnya, aku kenal Suga BTS dan ngefans dengan apa aja tentang BTS dong. Aku jadi pengin baca buku yang direkomendasikan oleh Suga BTS. 😛


❤️❤️❤️


Sisi Kelam Dunia Remaja yang Jarang Dilihat Orang Lain dalam Novel Almond : 


Suga BTS ternyata punya selera novel yang bagus. Hahaha.  Aku suka banget novel Almond ini. 🤩


Novel Almond ini punya cerita yang menggambarkan dunia anak remaja dan dunia laki-laki, lengkap dengan dark side-nya. 


Nggak hanya menampilkan bullying, pembunuhan, kekerasan, caci maki, tapi juga sisi lain seperti ketertarikan remaja cowok pada cewek. 


Pas bagian Gon bahas soal buku klasik yang benar-benar 'klasik' yang menampilkan gambar tak senonoh, aku mikir. Kok bisa ya cowok kayak gini? 


Yaa, tapi yang kayak gini itu normal buat mereka. Justru itu menandakan kalo cowok memang tipe otaknya beda sama cewek. 🤪


Tapi yang bikin aku terkejut adalah cara penulis delivered message bahwa meski anak laki-laki memiliki rasa penasaran pada lawan jenis, tapi ada satu hal yang nggak pernah diperlihatkan mereka ke dunia lain. 


Yups, sisi lemah laki-laki. 


Laki-laki tuh sebenarnya juga punya sisi lemah yang nggak bisa mereka utarakan secara bebas, seperti yang dilakukan perempuan. Mereka jarang banget curhat. 


Laki-laki menyelesaikan masalah dengan baku hantam atau bekerja dengan lebih keras. Seperti Gon, Bakpao, dan Cheolsa yang lebih sering berantem dalam kelompok alias genk-genkan. 



Sedangkan Prof Shim dan Prof Yoon menghabiskan duka dengan bekerja lebih keras. 


Prof Yoon sering mengisi kelas dan seminar. Tapi nggak sempat untuk berbagi cerita dengan Gon.


Sementara Prof Shim menghabiskan waktunya untuk membuat roti dan kue demi menebus rindunya pada istrinya yang sudah tiada. 


Prof Shim ini tipe orang yang bijak dan bapakable banget. Dia dulunya dokter jantung lho. Cuma memilih resign jadi dokter karena rasa bersalahnya. Hiks


Biasanya orang-orang tidak peduli atas kemalangan orang lain dengan alasan terlalu jauh, namun mereka juga tidak melakukan hal apa pun atas kemalangan yang terjadi di hadapan mereka dengan alasan rasa takut yang begitu besar. Kebanyakan orang tidak melakukan apa pun ketika merasakannya dan dengan mudah melupakan rasa simpatinya." (hlm. 207)


❤️❤️❤️


Ibu Yoon Jae : Sosok Ibu Pekerja Keras yang Merawat Anak Istimewa Berkebutuhan Khusus


Aku paling suka dengan tokoh Ibu Yoon Jae yang pekerja keras. Dia emang sempet melakukan kesalahan sih. Tapi akhirnya sadar kalau dia salah dengan durhaka sama ibunya, jadi dia baikan sama ibunya setelah Yoon Jae dianggap memiliki penyakit Alexitimia yang sulit diobati. 


Ibunya keren banget tau. Huhu. Kayak ibu yang berusaha melakukan segalanya untuk sang anak. Mau apapun kata dunia, dia tetap nggak nyerah. 


Ibunya selalu melatih Yoon Jae agar bisa menampilkan ekspresi dan emosi yang semestinya. Meski nggak selalu berhasil, tapi nasihat-nasihatnya bisa membantu Yoon Jae melewati masa-masa sulitnya. 


Nggak kebayang sih jadi Yoon Jae nih. Harus ngurus pemakaman neneknya sendirian, harus bolak balik sekolah-rumah sakit-toko, harus nyelesein tugas-tugas sekolah, harus belanja buku buat nyetok toko, harus tetap menjalani hidup. 


Yang bikin Yoon Jae tetap bisa menerjang halangan adalah nasihat dan latihan yang dilakukan ibu dan neneknya. Cinta keluarganya tetap menaunginya, meskipun dunia sedang nggak baik-baik saja. 😭


Kalau dipikir-pikir lagi, susah lho jadi Yoon Jae dan Gon yang dianggap monster. Tapi Yoon Jae punya pemikiran sendiri bahwa dia tetap harus jadi anak yang baik. 


Uniknya, Yoon Jae bisa menyelesaikan masalah berkat dukungan Prof Shim juga. 


Kalau nggak ada Prof Shim, kayaknya susah juga buat memahami situasi yang dialami oleh Yoon Jae dan Gon.


❤️❤️❤️


Kesimpulan : 


Novel Almond ini cocok dibaca buat kamu yang penasaran. Alurnya emang berat, tapi ada jokes-jokes yang bikin suasananya lebih ringan. Plus, karakter tokohnya juga berkembang seiring waktu. Jadi berasa masuk ke dunia para tokohnya. 


Novel Almond ini punya cerita yang menggambarkan dunia anak remaja dan dunia laki-laki, lengkap dengan dark side-nya. 


Nggak hanya menampilkan bullying, pembunuhan, kekerasan, caci maki, tapi juga sisi lain seperti ketertarikan remaja cowok pada cewek. 



Novel Almond karya Sohn Won-Pyung ini cocok buat mengasah empati kita yang kian minimalis di dunia yang serba individualis. 


Tokohnya unik karena Yoon Jae merupakan anak istimewa dengan penyakit Alexitimia. Dan menurutku alur ceritanya seru dan sesuai dengan ekspektasiku. 


Overall, rating buku Almond : 5 🌟 


Nah, selamat membaca ya! 💜


Komentar

  1. Wow, dapat bintang 5. Pasti bagus banget bukunya, saya masukkan ke wishlist dulu lah kalau begitu.

    Karakter Seon Yoon Jae yang tidak mahir berekspresi mengingatkan saya pada karakter Keiko di novel Gadis Minimarket. Pasti keduanya mengalami hidup yang enggak mudah dan apa yang ada di pikiran mereka pun pasti aneh-aneh. Secara mereka punya keterbatasan merasakan emosi. Jadi Penasaran sama kisahnya Seon Yoon Jae...

    BalasHapus
  2. Aku belum baca ini beb, semoga ada kesempatan baca. Asli inet mati total itu bikin kita produktif baca wkwkwk, aku juga kelar 2 buku.

    BalasHapus
  3. Kalau Suga sampe merekomendasikan dan skornya dari Ila sempurna 5/5, aku yang gak terlalu suka cerita monster eh malah penasaran pingin baca. Dan jarang juga aku baca buku saduran dari Korea Selatan. Kayaknya pertama dan satu-satunya Vegetarian deh. Jadi penasaran mau baca kan, apalagi jumlah halamannya 200an aja.

    BalasHapus
  4. aku, bacanya antara kasihan dan cukup tegang ya mengikuti alur tulisannya. Hhhe, jadi terheran heran dengan Yoon Jae . Sejak lahir dia enggak bisa merasakan apa itu emosi . JAdi makin bersyukur, aku.

    BalasHapus
  5. Kalau cerita dari Korsel entah itu drakor atau novelnya punya kesan luar biasa ya. Apalagi ini berkaitan sama penyakit biar kitanya aware juga

    BalasHapus
  6. Belum pernah sih baca buku saduran dari bahasa Korea. Kek nya asyik nih buat dicoba. Apalagi buku Almond ini alurnya unik.... HAbis baca artikel ini, aku jadi makin penasaran gimana endingnya.... Cuss ah langsung ke gramed...

    BalasHapus
  7. Amaze sama bintang yang disematkan Ila dalam rekomendasi buku.
    Aku juga baca, tapi ya gitu.. masih belum dapet "feel"nya karena gak tenang. Bener, kudu in perfect timing.
    Plus ada semangat dari Ayang yang rekomendasiin buku ini juga kaan..

    Aku inget novel Almond ini jadi inget alurnya beberapa drama yang karakternya ga bisa ngerasain emosi. Kayak drama "Beautiful Mind"nya Jang Hyuk dan Park So Dam.

    BalasHapus
  8. Baru tahu dengan penyakit Alixitimia ini. Ternyata ada ya sejenis penyakit yang bisa "mematikan" emosi. Gimana ya itu rasanya? Tapi yang pasti lewat ulasan singkat di atas, buku Almond ini sangat menarik untuk disimak. Penemuan judul Almond juga ternyata terhubung dengan kondisi dari sang anak. Para penulis Korea memang super kreatif dalam menuliskan jalan cerita dan penokohan yang unik dan istimewa. Saya sudah beberapa kali membaca buku saduran penulis-penulis Korea dan itu jempolan semua.

    BalasHapus
  9. Wah buku ini direkomendasikan sama member BTS ya? Jadi penasaran soalnya klo buku rekomendasi member BTS memang bagus2. Sering bgt aku liat novel ini seliweran dlu tapi sayangnya belum sempet baca. Kasian juga ya jadi Yoon Jae pasti ada perasaan aneh kenapa dia berbeda dengan yang lain. Padahal mungkin berbeda itulah yangembuatnya istimewa. Tapi sayang di masyarakat orang yang berbeda malah sering dikucilkan dan dijauhi padahal sebenernya mereka memiliki jiwa yang indah. Baca review buku ini jadi pengen nambahin buku ini ke wishlist deh.

    BalasHapus
  10. Install ipusnas lagi ah ...
    sempet install trus uninstall karena memori penuh
    Sekarang ganti hape, kayanya kebutuhan baca bisa terwujud
    Termasuk buku Almond yang bikin saya teringat kisah2 drakor
    Mirip banget

    BalasHapus
  11. kisah psikologis seperti gak bisa merasakan emosi di buku Almond mengingatkan aku pada kisah teman ku yang udah tiada hiks sedih

    BalasHapus
  12. Unik sekali. Pembaca jadi punya pengalaman psikologis yang unik kalau baca buku ini.
    Btw, saya kadang ada masalah menyalurkan emosi kalau sudah tahap yang terlalu. Ekspresi wajah jadi lempeng.
    Kadang dalam kondisi tak biasa saya salah merespon juga. Misalnya ada saudara yang cerita kemalangan saya merespon dengan humor sehingga menyesal setelahnya. Yg terakhir ini biasanya karena ada kedekatan kuat serta referensi tertentu yang kami pahami bersama.
    Kenapa saya jadi curcol ya. wkwkwk

    BalasHapus
  13. Wiihh keren dong kalau sampe direkomendasiin sama salah satu member BTS.
    Seharusnya novel2 tuh gini yaa, jangan yang melulu romance yang membuat pembaca jadi halu wkwkwkwk
    Penasaran niih sama bukunya, masukin antrian dulu heheheh

    BalasHapus
  14. Wah bagus ya bukunya. Jadi kepengen baca juga. Di Ipusnas ya. Huhu, kok kayaknya sedih ya. Dulu pas member BTS ada yang pegang buku ini, aku penasaran. Mau baca eh kelupaan. Untung Ila nulis reviewnya, jadi keinget lagi. Kudu baca nih. Nyari ah di Ipusnas :D

    BalasHapus
  15. Memang ada ya penyakit yang bisa mematikan emosi seorang manusia. Mungkin kalau kita punya banyak masalah dan bertubi tubi bisa saja penyakit ini muncul saking banyaknya cobaan.. Btw, saya tertarik untuk membaca bukunya. Apalagi rekomendasi dari member BTS juga

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Kado Terbaik - J.S. Khairen

Judul buku : Kado Terbaik Penulis : J. S. Khairen Penerbit : Grasindo Terbit : Cetakan pertama, 2022 Tebal : 260 halaman  ISBN : 978-602-0529-332 Genre : novel remaja Rating : 5 🌟 Harga buku : Rp 89.000 Download Ebook Kado Terbaik J.S. Khairen di aplikasi Gramedia Digital Beli buku di Gramedia.com atau Shopee ❤❤❤