Langsung ke konten utama

9 Tips Cara Mengatasi Malas Baca (Reading Slump) bagi Pembaca Buku


Tips rajin baca buku


Kamu sedang terkena penyakit bernama reading slump? Ini tipsnya biar cepat sembuh. 😉


Reading slump atau istilah sederhananya lagi males baca, sebetulnya bisa dialami oleh semua orang. Baik pembaca yang sudah expert maupun newbie. 


Ya, namanya baca buku kadang ada masa bosen dan nggak tahu musti ngapain. Hehe 😂


Jadi ini yang saya lakukan jika kena reading slump. Semoga bermanfaat buatmu ya! ❤️


❤️❤️❤️


Tips Mengatasi Malas Baca (Reading Slump) bagi Para Pembaca Buku : 


1. Berhenti sejenak dan lakukan hobi lain


Ya, berhenti sejenak dan melalukan aktivitas atau hobi lain ternyata sangat berguna untuk merefresh kembali otak kita. 


Pikiran yang lagi suntuk nan ruwet biasanya baru bisa jernih kembali setelah didiamkan begitu saja. 


Otak kita butuh istirahat, itu adalah sebuah keniscayaan. Jadi jangan paksakan diri kalau kamu sedang merasa lelah untuk membaca buku apapun.


2. Memecah waktu baca buku agar lebih efektif dengan teknik pomodoro


Memecah waktu baca maksudnya gimana? Jadi gini... misal waktu baca 1 jam, saya berusaha ambil jeda istirahat di tengah-tengah aktivitas membaca buku sekitar 5-10 menit. Jadi baca novelnya hanya 50 menit. 


Jadi idealnya : 50:10


Ya, mirip dengan kalau kita lagi belajar di sekolah ya. Kalau disuruh belajar terus kan capek. Makanya waktu efektif baca itu sekitar 1-2 jam. 


Selama waktu baca efektif itu, fokuskan pikiranmu pada isi bacaan. 


Lalu, tuliskan catatan (annotation), bisa dalam bentuk resume singkat yang menjelaskan isi cerita. 


3. Pilih buku favorit dari penulis kesayanganmu


Pilih buku favorit karya penulis favoritmu. Jika kamu merasa bahagia setelah membaca ulang karyanya, bisa jadi kamu hanya sedang bosan dengan tema yang diangkat penulis lainnya. 


Saat membaca buku favorit, kamu akan ingat bagaimana rasanya bahagia bisa menemukan tokoh yang kamu cintai, alur cerita yang bikin tersenyum, atau bahkan celetukan tokoh yang bikin kamu tertawa. 


Ya, menyenangkan, kan? 😉


4. Menyelesaikan baca buku yang ringan 


Saya baca buku ringan di malam hari, sedangkan baca buku dengan tema berat di siang hingga sore hari. 


Memilih tema bacaan juga berpengaruh pada mood kita. 


Kalau baca buku berat terus, otak jadi makin merasa cepat lelah. 


Jadi tips mengatasi reading slump adalah membaca buku ringan agar bisa merasakan sensasi menyelesaikan buku hingga tamat. 


Yups, perasaan lega setelah selesai membaca sebuah buku ringan inilah yang bikin kita lebih nyaman dan bahagia.


5. Selalu jadi pembaca yang aktif


Ya, jadi pembaca itu ada yang pasif, ada yang aktif. Jika kita hanya dijejali dengan informasi yang diberikan oleh penulis tanpa melakukan sanggahan atau mempertanyakan info yang diberikan, kita akan merasa aktivitas membaca sangat membosankan. Ya, kan? 


Biasakan untuk selalu bertanya, "apa yang akan terjadi pada tokoh ini selanjutnya?", "kenapa penulis membahas tema ini?", kenapa begini kenapa begitu. 


Dengan begitu otak kita juga ikut berpikir dan membuat diskusi dalam isi kepala jadi lebih bernas. 


Buat catatan selama aktivitas membaca, jadi kita tahu apa saja yang sudah kita baca tersebut.


6. Menulis kembali apa yang didapat dari aktivitas membaca


Yups, kita perlu menulis kembali apa yang didapat dari aktivitas membaca. Istilahnya, menulis resume, baik dalam bentuk catatan kecil/annotation atau review.


Buat apa sih menulis resume atau annotation(catatan singkat)? 


Pernah nggak mempertanyakan kenapa kita membaca, apa saja yang kita temukan dalam bacaan tersebut? 


Nah, membaca buku juga bisa menjadi sarana kontemplasi. 


Kita bisa menemukan bagian dari diri kita yang terkadang baru terasa saat membaca kisah yang serupa di buku. 


Ya... bahkan, ada juga ide-ide jitu yang ditemukan setelah membaca buku. 


Jadi, jangan biarkan aktivitas membaca bukumu hanya selewatan saja ya, karena dengan menuliskan isinya kembali, kamu juga bisa mengikat makna dan mendapatkan ilmu baru.


7. Merayakan Pencapaian Baca Buku  (Reading Progress)


Saya pernah merasa reading slump saat menemukan buku yang temanya berat atau diksinya sulit dipahami. 


Saat merasa hal itu, saya pun merasa sedih. Kok baca buku kayak nggak bisa kelar ya? Huhu


Nah, saat itulah saya menuliskan pencapaian baca buku saya di ig story atau twitter. 


Reading progressnya udah sampai mana ya?


Misal baru 50 halaman dari total 300 halaman. Wah, berarti 250 halaman lagi selesai ya?


Saya berusaha mencicil bacaan tersebut dalam tentang waktu yang panjang. Ya, gapapa kalau nggak bisa dihabiskan dalam sekali baca. It's oke, kok. Santaiii~ 


8. Catat Reading Tracker agar Bisa Atur Waktu Baca Sesuai Kebutuhan


Reading tracker itu berguna buat kita tandain kapan waktu terbaik kita saat baca buku. 


Misal : hari Senin kita baca malem hari jam 8-10 malam. Selasa baru sempet baca pas siang, 1 jam setelah makan. Rabu baru bisa baca buku mulai jam 7 malam. 


Ya intinya, kita menandai kapan waktu kita baca, jam berapa. Jadi tahu kebiasaan baca kita itu sebenarnya nyaman di jam berapa aja. 


Jadi tahu kan kalau kita lebih rileks baca buku di malam hari, siang hari, sore hari atau jam berapa sesuai dengan kebiasaan kita selama ini. 



9. Atur Managemen Waktu Baca (Blok Waktu Baca)


Setelah mencicil baca buku, saya menemukan fakta bahwa sebenarnya baca buku nggak seberat itu. 


Saya hanya butuh managemen waktu yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan.


Kalau saya biasanya baca pas malam hari, ya udah baca aja dicicil. Terserah waktunya sampai kapan. 


Saya merasa baca buku itu ibarat masuk ke start lari marathon. Begitu lari rasanya badan diajak untuk terus berlari sampai garis finish.


Kadang ada rasa capek kayak yang udah mau nyerah aja. Tapi ya akhirnya istirahat sebentar. Lalu lanjut lagi. Begitu selesai rasanya plong. Fiuuuhh, bahagiaa~ 


Lega banget akhirnya bisa namatin bacaan yang meskipun susah payah dihabiskan tapi toh akhirnya kelar juga. Ya, kan? Hehe *toss dulu dong~


Dengan blok waktu khusus untuk membaca, saya jadi harus menyediakan waktu baca khusus. Jadi nggak ada alasan baca di waktu sisa, karena bakalan jadi habit di kemudian hari. 


Misal udah kebiasaaan baca malam hari, yaudah rutinkan aja baca di waktu yang sama selama 30 hari. 


Nanti kamu juga akhirnya jadi terbiasa, dan badan udah otomatis aja gitu pengin ambil buku dan baca di jam tersebut. 


Ini sesuai dengan teori yang ada di buku Atomic Habits. 


"Habit kecil itu bisa membuat perubahan hidup yang sangat besar. Berawal dari mengubah kebiasaan atau hal-hal kecil dalam hidup, maka perubahan besar akan terjadi."


Jadi, jangan ada lagi alasan, ah aku nggak ada waktu baca. 


Nah, aturlah waktu baca khusus, meskipun hanya 30-60 menit sehari. 


Serius deh, ini bakal mengubah pola habit baca bukumu di bulan-bulan berikutnya.


Alih-alih menargetkan baca buku sekian judul di tahun depan, lebih baik kamu ubah polanya dengan mengatur waktu bacamu. 


Jadi, baca buku pun udah bakal bikin nyaman banget. 


Nggak ada lagi deh reading slump karena tubuhmu ibarat sudah diprogram dengan waktu baca buku setiap hari. 


So, cobain tips mengatasi reading slump di postingan ini deh!  Biar reading slumpmu pun selesai lebih cepat. Semangat ya! 😉


❤️❤️❤️



Komentar

  1. Beberapa poin di atas udah aku jalanin. Milih bacaan yang favorit emang sering paling mujarab. Sama sambil follow temen-temen yang rajin baca. Jadi terpantik semangat buat kembali ke jalur yang benar

    BalasHapus
  2. Saya pernah mengalami reading slump panjang dan bener-bener kesulitan menyelesaikan membaca buku. Tapi bukan tipe yang berhenti membaca buku. Lebih ke membaca buku acak dan ganti-ganti, dan nggak ada yang selesai.

    Saya bisa sembuh dimulai dengan membaca buku yang ringan dan tipis. Saya ingat betul baru rajin membaca buku lagi di bulan Oktober. Waktu itu saya membaca novel teenlit berjudul Traveline Past karya Luna Torashyngu. Kisah ringan yang nggak perlu usaha keras untuk memahami jalan ceritanya. Begitu bisa menamatkan novel tersebut, sensasi senang yang timbul bikin nagih pengen baca buku lainnya. Dan malah keterusan sampai sekarang.

    Untuk mengantisipasi kambuhnya reading slump, saya mulai membiasakan membaca buku setiap hari minimal 50 halaman. Jumlah halaman yang bisa diselesaikan kurang dari 1 jam tentu tidak membebani karena bisa dicicil pagi dan malam. Kenyataannya malah selalu lebih dari itu.

    Terakhir, membaca itu harus dinikmati. Jangan diburu-buru target. Sehingga membaca buku bukan tuntutan yang membebani. Dibawa santai aja, atau membaca di waktu santai, hehe

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com