Langsung ke konten utama

[Resensi Buku] Starstruck Syndrome - Aya Widjaja




 Judul Buku : Starstruck Syndrome

Pengarang : Aya Widjaja 

Penerbit : Bentang Pustaka

Terbit : 2019

Tebal : 340 halaman

ISBN : 978-602-430-576-5

Genre : novel remaja/teenlit

Rating : 4/5 bintang

Harga buku : Rp 84.000

Buku bisa dibeli di Mizanstore.com


❤️❤️❤️


Sinopsis Buku :


Rigel, reporter majalah sekolah, males banget harus mewawancarai Kejora, artis muda berbakat yang juga teman sekolahnya. Apa coba yang bisa digali dari pesinetron yang hobi bolos sekolah, tapi selalu naik kelas? Rigel apatis duluan!

 

Kejora pun kaget. Baru kali ini ia menghadapi cowok segalak singa yang nggak tersihir pesonanya. Hari-hari Kejora jadi gawat setelah hubungan mereka berlanjut makin dekat. Jadwal syuting berantakan. Lean, pacar Kejora yang juga seleb terabaikan. Terparah, Kejora sukses dihujat netizen yang budiman.

 

Tepatkah Kejora mengikuti Rigel untuk meraih kebebasan? Atau haruskah ia bertahan bersama Lean dengan segala popularitas yang menjanjikan?


❤️❤️❤️



Resensi Buku Starstruck Syndrome – Aya Widjaja :

 

“Manusia selamanya terbatas. Jangan berkeras ingin bebas. Hidup selalu terikat pada serangkaian aturan dan tuntutan yang tidak bisa dilepas.”

 

Kejora Astarea Nirmana (Kejora) sangat menyayangi mamanya. Ia bekerja keras untuk menjadi bintang tv bahkan sejak kanak-kanak. Kejora salah satu selebriti muda yang sangat diagungkan karena popularitasnya meningkat pesat berkat aktingnya di Star’s Fate, sinetron di tv. Bersama Lean, lawan mainnya, ia sering digosipkan sebagai pasangan di dunia nyata.

 

“Kamuflase hubungan. Kami tidak bersama. Aku tahu kebohongan itu dosa. Tolong maafkan aku. Memilih tidak pernah menjadi bagian hidupku.” (hlm. 81)

 

Soal gosip kedekatannya dengan Lean, Kejora tidak mau ambil pusing. Ia lebih memilih membiarkan gosip itu tetap ada, karena mamanya menginginkan popularitas Kejora tetap bersinar, meskipun harus menaikkannya dengan sensasi. Padahal, Kejora hanya menganggap Lean sebagai abangnya.

 

Kejora masih sekolah di SMA, namun ia harus menyeimbangkan antara belajar di sekolah dengan serangkaian jadwal syuting sinetronnya yang padat. Banyak yang mempertanyakan kenapa Kejora nggak home schooling aja? Namun, Kejora lebih memilih tetap sekolah meskipun ada begitu banyak hal yang harus diurusnya. Salah satunya : tugas-tugas tambahan, ujian susulan, syuting, dan jadwal pekerjaan yang menumpuk.  Meski begitu, sejujurnya Kejora sangat tertekan dengan banyaknya tugas sekolah dan syuting sinetron hingga sering menginap di lokasi syuting.

 

Di antara hari-harinya yang sibuk, Kejora merasa kesepian karena tidak ada teman. Ia membuat akun alter bernama @bintangbintangtakbermakna untuk menumpahkan segala penat dan rasa yang tidak bisa diungkapkannya pada mamanya.

 

“Aku cuma ingin Mama bahagia. Nggak peduli gimanapun caranya.”

“Berangkat last flight, pulang first flight. Kenapa orang mendamba menjadi aku? Budak sang waktu.”

“Aku tidak keberatan harus mengenakan lebih banyak topeng.”

“Gimana nggak jago akting, kalau hidupku penuh drama.”

(hlm. 80)

 

Tak semua hal bisa Kejora bagikan di depan orang lain. Hanya Mirna, asistennya dan Mama yang menemani harinya. Tapi Kejora tahu, ia tak bisa bercerita tentang beratnya beban sebagai artis pada mamanya. Karena jika ia bicara, bisa saja mamanya akan sedih.

 

Di sekolah, Kejora tak sengaja bertemu dengan Rigel, cowok kelas bahasa yang menjadi redaktur majalah sekolah. Rigel mendapat tugas untuk mewawancarai Kejora, artis yang juga teman sekolahnya.

 

Rigel sebal karena ia tak mau majalah sekolah berubah menjadi majalah gosip. Ia ingin menjaga idealismenya agar majalah sekolah tetap bisa menampilkan sosok yang lebih membanggakan dibanding gosip artis. Tapi, demi melancarkan misinya, yaitu menggagalkan tugas meliput Kejora, Rigel sampai harus berjibaku bolak balik ke tempat syuting untuk mengontak Kejora.

 

Sampai suatu hari, Kejora dan Rigel semakin dekat, tidak hanya sebagai teman. Tapi, mereka berbagi beban bersama. Kejora bahkan memberitahu password second account miliknya yang sering ia gunakan untuk menumpahkan isi hatinya. Ia berharap bisa berbagi rasa dengan Rigel, agar ia merasa memiliki sahabat.

 

“Kenapa lo ngasih tunjuk  fake account lo?”

“Karena gue percaya sama lo.”

“Segampang itu lo percaya sama gue? Gue habis memanipulasi lo, lupa?”

“Pertama, lo nyelametin gue kemarin. Kedua, lo peduli soal nama gue. Buat lo, mungkin itu hal kecil. Nggak masalah. Ketiga, gue udah punya  teman nongkrong, teman ngajak jalan, teman makan teman, tapi gue nggak punya teman berbagi.”

“Oke.”

 

Sayangnya, ada banyak halangan dan rintangan saat mereka bersama. Mulai dari gosip yang beredar bahwa Rigel adalah orang ketiga dalam hubungan Kejora dan Lean, tentangan dari Mama Kejora, kasus second account Kejora yang bocor ke media, bahkan ada gosip lambe-lambean dari media yang membuat hidup Rigel makin rumit.

 

Kali ini, akankah Rigel dan Kejora akan memilih jalan yang bergejolak? Ataukah mereka lebih memilih menyerah pada rasa sayang yang dirasakan keduanya?

 

***

Menurut saya :

 

Novel Starstruck Syndrome karya Aya Widjaja berkisah tentang kisah perjuangan Rigel dan Kejora untuk keluar dari masalah yang melanda mereka. Kejora dengan identitas selebritinya sangat dipuja, tidak selayaknya ia jatuh cinta dengan orang biasa seperti Rigel. Dunia mereka sungguh jauh berbeda. Kedekatan Rigel dengan Kejora dianggap sebagai aksi panjat social (social climber), padahal Rigel dekat dengan Kejora karena urusan wawancara narsum untuk majalah sekolah.

 

Di sisi lain, bersama Rigel, Kejora merasa bisa menjadi diri sendiri dan bisa bersuara lebih lantang tentang apa saja yang ia inginkan dalam hidup. Ia ingin kebebasan sebagai seorang anak remaja, bukan sebagai selebriti yang terus menjaga image.

 

Bukan berarti ia tidak menyayangi mamanya, namun Kejora merasa kekangan mamanya selama ini sangat membatasi hidup kejora sebagai anak remaja. Remaja normal seusianya masih bisa bermain dengan teman-teman lainnya, namun ia harus berurusan dengan dunia kerja yang sangat melelahkan.

 

Kejora telah bekerja sebagai artis sejak kecil, hingga di usianya yang masih remaja, ia kehilangan masa mudanya karena dibenturkan dengan harapan mamanya agar ia terus menjadi selebriti. Obsesi mamanya yang ingin ia menjadi artis sangat membuat Kejora tertekan. Ia tidak pernah memiliki kebebasan. Ia selalu digerakkan oleh perintah mamanya demi menjaga citra selebriti yang melekat pada dirinya.

 

Dunia Kejora seperti dunia selebriti pada umumnya. Penuh citra diri, gimmick, bahkan sensasi demi menaikkan popularitas. Menurut saya, baru kali ini ada novel tentang artis remaja yang sangat detail. Bahkan di bagian tertentu didetailkan juga proses syuting sinetron talkshow, dan press conference yang sering dilakukan artis. Well ya... novel ini memenuhi ekspektasi saya tentang dunia artis seperti apa yang dijalani oleh Kejora.

 

Yang bikin saya suka dengan novel ini karena penulis berani berkisah tentang tema-tema yang jarang dibahas penulis lainnya. Apalagi tentang artis yang kehilangan ‘suara’nya sendiri karena harus menuruti keinginan orang di sekitarnya.

 

Dulu waktu saya kuliah, saya pernah ikut workshop bikin film yang diadakan kampus. Baru bikin film dengan durasi 10 menit saja prosesnya sangat melelahkan. Tim kami butuh waktu seminggu untuk penggalian ide, syuting, editing, sampai proses pemaparan di depan mentor.

 

Saya rasa, jadi artis seperti Kejora kalau bukan karena suka dengan acting dan sayang dengan mamanya pasti nggak akan kuat deh. Jadi artis itu berat karena take adegan saja bisa diulang berkali-kali sampai bagus. Bahkan harus tetap fit meski sering syuting sampai dini hari. Ya, nggak salah kalau orang menganggap bahwa dunia artis benar-benar melelahkan.

 

Tapi di sisi lain, dunia selebiriti memang membuat popularitas dan uang cepat datang dan pergi. Kalau bisa bertahan di dunia hiburan, meskipun harus dengan sensasi,  mereka bisa tetap mendapatkan job-job yang menggiurkan. Bisa liburan keluar negeri, punya rumah mewah, perhiasan, tas-tas dan pakaian yang bagus, bahkan mobil mewah. Orang akan rela melakukan apa saja demi bisa bertahan di dunia hiburan karena gemerlap popularitas  dan limpahan uang yang sangat banyak sangat menyenangkan.

 

Sekarang, balik ke Kejora dan Rigel yaa. Di novel ini, karakter Kejora yang sangat patuh dan nggak neko-neko justru bikin saya gregetan sih. Soalnya dia mau aja diculik sama Rigel ke tempat antah berantah tanpa tahu mereka bakalan kemana. :p Kalau saya jadi Kejora, saya nggak akan diem aja deh. Pasti bakalan berisik sampai Rigel ngasi tahu mereka mau kemana. Ya, tapi saya kan bukan Kejora yang manutan. Haha

 

Anyway, Rigel ini sering banget digambarkan sebagai ‘singa’ karena jutek, blak-blakan dan suka spontan melakukan tindakan-tindakan yang di luar nalar. Ya, meskipun Rigel ini mirip tipe badboy gitu, tapi aslinya baik sih. Cuma kelewat nyebelin aja, dan kadang nyebelinnya ini nyusahin teman-teman genknya juga Kejora. Plus anaknya slengean juga. Duh, kan jadi keinget peran Rigel pas jadi mbah-mbah psikopat. Wkwk. Asli sih, nih anak makannya apa ya, kok bisa galak bener jadi orang. Hahaha

 

Rigel dan Kejora ni ibarat dua kutub berlawanan arah. Dua karakter yang jauh berbeda, tapi anehnya cocok aja. Kalau saya jadi Kejora bakalan jitakin Rigel deh. Soalnya karakter dia ini nyebelin sih, kadang tahu-tahu nelfon cuma buat bilang, “Udah tidur?” tapi gengsi bilang suka. :p

 

Rigel juga suka tiba-tiba ngasi perhatian kecil kayak ngajakin belajar bareng di greenhouse, meskipun keduanya sama-sama diam seribu bahasa alias belajar dewe-dewe karena kelas mereka beda jurusan. Ngajakin pulang bareng biar nggak diserbu fans Lean, bahkan ngasih jaket karena kehujanan di tengah jalan. Plus hangout bareng Higa yang unyu nan polos di mall. Wkwk.

 

Bahkan yang sangat memorable adalah saat Kejora harus jadi makeup artis dadakan di festival bahasa. Dia jadi harus berdiri di tengah panggung demi memenuhi ajakan Zinka untuk ngisi acara. Rigel tahu-tahu bantuin kasih ide buat tampil di pentas. Well ya, Rigel spontan ngasi tahu puisi bikinan Kejora buat dibacain di panggung.

 

“Topeng-topeng  dikenakan. Lentera dinyalakan. Pertunjukan dimulai, tanpa tahu kapan terselesaikan.”

“Topeng-topeng dipuja. Orang-orang berharap penuh damba. Padahal, ini cuma sandiwara mega-mega.”

“Topeng-topeng berserakan. Aku merindukan sang Tuan bernama kebebasan.”

(hlm. 121)

 

Saya rasa, Rigel dan Kejora adalah dua anak remaja yang sangat berbeda dunia, tapi di sisi lain mereka saling berbagi beban. Meskipun di satu sisi sebenernya Rigel hampir nggak pernah cerita tentang dirinya. Tapi, dengan Kejora punya teman untuk berbagi, ia jadi merasa punya teman sebaya yang layak untuk jadi sahabat. Tidak hanya memandang dirinya sebagai selebriti, tapi sebagai gadis bisa selayaknya remaja pada umumnya.



 

Yang bikin saya ternganga itu pas bagian kisah Rigel dan kakaknya yang bilang bahwa keluarga mereka adalah korban gosip infotainment. Kalau saya cerita di sini nanti spoiler dong ya. Gpp deh... baca sendiri aja di novelnya. :p

 



Kalau inget kasus ortu Rigel, saya jadi inget kasus Lady Diana yang kabur dari kejaran paparazi Inggris. Kalau kamu kelahiran tahun 90-an, kamu pasti pernah dengar kisah ini ya. Lady Diana terlibat hubungan dengan seorang lelaki. Mereka kabur dari kejaran paparazi sampai mobilnya kecelakaan dan keduanya meninggal.

 

Hmm.... Meskipun di novel ini alasan ortu Rigel beda sih, tapi saya jadi ngebayangin gimana sedihnya jadi anak-anak Lady Diana. Seumur hidup dibayangi penyesalan karena kasus itu di-up media Inggris, beritanya masih suka diungkit bahkan meskipun anak-anaknya udah dewasa.

 

Ya, pantas saja Pangeran Harry jadi ogah diatur istana karena segitu ketatnya aturan sampai bikin capek. Sudahlah mamaknya meninggal karena kecelakaan, hidupnya pun penuh aturan. Mau hidup normal kok susah ya? Fiuuhh~

 

Kalau Kejora kan jadi artis remaja saja sudah semelelahkan itu ya, apalagi jadi Rigel yang seumur hidup merasakan rasa marah pada media karena orang tuanya meninggal sejak dia kecil. Tanpa bisa meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.

 

Pantas saja, gosip akan menjadi sebuah senjata untuk membunuh seseorang, nggak bunuh orangnya pun, bisa saja membunuh karirnya, atau bahkan membunuh mental orang tersebut. Kalau kamu ngikutin berita artis Korea seperti kasus skandal Actor Jisoo dan Kim Seon-Ho pasti miris ya. Itu juga yang dirasakan Lean setelah gosip-gosip beredar dan mempengaruhi karir artisnya.

 

Habis baca novel ini, saya jadi tahu gimana rasanya jadi Lean yang harus berjibaku untuk tetap bisa mempertahankan karirnya di dunia hiburan. Dunia hiburan itu sangat mudah berubah karena dinamis. Sekalinya ada skandal, orang mungkin masih bisa berkarya, tapi ada juga yang akhirnya menyerah karena tersisihkan akibat gosip yang mematikan.

 

Well ya, dunia remaja Kejora sangat kompleks, karena ia tetaplah seorang artis. Dunia artis sangat berbeda jauh dengan dunia anak remaja pada umumnya. Dunia artis penuh intrik. Dunia yang sangat abu-abu, tergantung bagaimana kita menempatkan diri. 


Novel teenlit ini memang lebih banyak bahas suka jadi artis remaja dan dunianya. Jadi kepikiran gimana ya hidup penuh topeng, nggak ada kebebasan untuk melakukan yang diinginkan. Bahkan sekadar punya akun alter buat curhat aja pun sangat tabu. 😐


Well ya, karakter Rigel dan Kejora ibarat dua kutub, saling bersebrangan. Tapi justru bikin cerita makin asyik karena interaksi tarik ulur keduanya. 


Apalagi banyak kejadian yang bikin interaksi mereka jadi makin seru, ditambah bumbu-bumbu cinta ala anak SMA yang super uwu. 😜




Kalau melihat kualitas novel Starstruck Syndrome saat tayang di Wattpad, yang bahkan bisa menghasilkan views sampai 900 rb view, saya rasa semua pembacanya merasa related dengan kisah Kejora ini. Kejora yang bisa jadi representasi artis remaja manapun yang sedang berusaha di dunia entertainment. Dunia yang bisa saja menjungkirbalikkan hidup mereka jika tidak hati-hati.

 

Saya rasa, dari novel Starstruck Syndrome ini pembaca bisa melihat dunia artis yang sangat kompleks. Dengan melihat ini, kita harusnya bisa bijak untuk menilai artis-artis yang selama ini mendapatkan gosip. Apakah gosip-gosip yang beredar itu benar? Hmm... Ya, belum tentu~

 

Gosip bisa benar, bisa juga dibumbui. Alangkah baiknya untuk melihat dari dua sisi dan tidak menyudutkan pihak mana pun sebelum menilai sesuatu, karena bisa saja penilaian kita salah. Bahkan bisa saja apa yang kita lihat di layar kaca hanyalan secuil dari kepribadian artis itu sendiri. Seperti yang dibilang oleh Rigel ketika ia keberatan media yang sering membumbui artikel dan liputannya.

 

“Cemberut sedikit dihujat, nggak mau foto dibilang sombong, nggak mau senyum dicaci setengah mati! Dan, yang paling nggak bisa dimengerti, kalian berasa Tuhan sampai ngatur-ngatur jodoh orang!” (hlm 293)

 

Ya, balik lagi, dunia Kejora adalah gambaran dunia artis yang selama ini tak pernah nampak di mata publik. Bagi kita, melihat dunia yang sangat gemerlap ini sebetulnya memiliki sisi yang tak terlihat. Orang-orang dengan topeng palsu yang sering merasa bahwa dunia akan menerima mereka jika topeng itu tetap dikenakan.

 

Overall, rating buku : 4/5 bintang untuk novel Startruck Syndrome ini. 


Anyway, saya suka guyonan Rigel ke temen-temen genknya dan Kejora. Semoga aja novelnya bisa dibikin webseries di platform online kayak VIU ya, siapa tahu seriesnya jadi laris manis. Makasih kak Aya yang udah ngijinin buat ngereview buku ini. See you~ ;)

 




Keunggulan Buku : 


Starstruck Syndrome merupakan novel pemenang kompetisi Belia Writing Marathon 3 dengan peringkat Top  4. Cerita ini telah dibaca lebih dari 900 ribu kali di Wattpad Belia Writing Marathon. Yang menjadikan kisah ini menarik adalah karakter-karakter yang unik di dalamnya. 

Cerita ini nggak hanya berkisah tentang cerita cinta remaja biasa, tapi dibumbui dengan setting tentang dunia broadcast dan selebrity. Terdapat pesan-pesan ringan tentang keberanian, self-reminder, self-love. Alurnya juga menarik, siap membuat pembaca muda penasaran.




Komentar

  1. Wah menarik juga ya mba. Aku tau klo buku Kak Aya yg ini menang lomba BWM 3 waktu itu. TP ga ngira ternyata pembacanya di wattpad sampe sebanyak itu yaa. Kereeen..

    BalasHapus
  2. Menurut daku novelnya ini kece, apalagi ternyata ratingnya juga bagus dari kak Ila.
    Soalnya settingnya ini jaman now ya, seakan kejadiannya di depan mata.

    BalasHapus
  3. Ternyata ada di wattpad juga ya cerita ini? Kisah remaja yang jarang terekspos ya soal keinginan jadi diri sendiri saat dirinya harus menjaga image karena profesi. Penasaran apa Rigel dan Kejora jadi sepasang kekasih?

    BalasHapus
  4. keren Mbak Ila, bisa baca teenlit dan bikin resensi
    gak tau kenapa, sejak awal senang baca, saya gak suka baca teenlit
    sehingga Lupus, Dylan dst ...lewat deh
    Mungkin karena salah start, dulu gak punya bacaan yang saya baca majalah horison, Intisari dll

    BalasHapus
  5. Aku suka baca novel. Baca resensi ini bikin aku penasaran gimana akhirnya Rigel menyelesaikan kemelut keluarganya. Atau apakah Kejora bisa bertahan di dunia hiburan sambil memegang kebebasannya? Ah. Penasaran.

    BalasHapus

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan komentar. Terimakasih sudah berkunjung ya. ^_^

Postingan populer dari blog ini

Resensi Buku Gadis Kretek by Ratih Kumala

  Judul Buku : Gadis Kretek Pengarang : Ratih Kumala Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Ketiga, Juli 2019 Tebal : 275 halaman ISBN : 978-979-22-8141-5re Rating : 5 bintang Genre : Novel Sastra Indonesia Harga Buku : Rp 75.000 Baca Ebook Gadis Kretek pdf di Gramedia Digital Beli novel Gadis Kretek di Shopee (klik di sini)

[Resensi Buku] Sang Keris - Panji Sukma

  Sang keris Judul : Sang Keris  Pengarang : Panji Sukma Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan Pertama, 17 Februari 2020  Tebal : 110 halaman Genre : novel sejarah & budaya ISBN : 9786020638560 Rating : 4/5 ⭐ Harga buku : Rp 65.000 Baca ebook di aplikasi Gramedia Digital ❤️❤️❤️

Resensi Buku Funiculi Funicula (Before The Coffee Gets Cold) by Toshikazu Kawaguchi

  Judul   Buku : Funiculi Funicula Judul Asli : Kohii No Samenai Uchi Ni (Before The Coffee Gets Cold) Pengarang : Toshikazu Kawaguchi Alih Bahasa : Dania Sakti Penerbit : Gramedia Pustaka Utama Terbit : Cetakan kedua, Mei 2021 Tebal : 224 halaman ISBN : 9786020651927 Genre : Novel Fantasi - Jepang Rating : 4/5 bintang Harga Buku : Rp 70.000 Baca via Gramedia Digital Beli buku Funiculi Funicula di Gramedia.com